Contract De Marriage
Tora, menyerahkan ATM berwarna hita
ran mewah. Sengaja bertemu untuk mengembalikan kartu y
engan lipatan tangan di dada. Dia sama sekali t
gambil seperlun
damu?" tanya Hendrik, tertawa kecil. Gayany
ntuk pertama kalinya dia bertemu dengan seseorang
jawab Tor
hu Hendrik, senyum kecil di wajahnya memperlihatkan bahwa saat ini
kan meledak-ledak jika dikatai seperti itu. Walau dalam hati di
tuk memancing kemarahan Tora, yang dipikirnya sama seperti Bela yang meledak-l
rdiri dari tempat duduknya sambil me
iri. Menghentikan langkah kaki Hen
gan senyuman lebar. Memasukkan kartu itu ke dal
rik. Meninggalkan Hendrik yang terlihat syok mendapatkan perlakuan seperti itu. Dipikirnya Tora akan mengambilnya denga
a berdecak kesal. Menge
alan penuh emosi. Gara-gara Tora, rencan
*
a Tora tadi, ia lampiaskan ke salah satu pegawainya ya
yang ia terima, membuat pegawai perempuan yang tadinya becepat, keluar dari
uara teriakan Hendrik dari luar. Bela yang juga mendeng
itu?" gumam Bela deng
dengan rekan-rekan yang lain, yang sedang membahas apa yang sebenarnya terjadi. Bela yang sejak awal eng
an nangis lagi!" bu
marah begitu!" ujar Diandra ikut gabung
nyun. Dia yang tadinya ingin menceritakan kejadian sebenarnya di dala
semua orang yang sedang berkumpul langsung bubar
n kalian kurang banyak?" omel Hendrik, melihat par
n tadi. Melemparkan berkas yang ditinggalkan. Karena takut, pe
ak mempedulikannya dan hal itu malah membuat Hendr
embuat semua orang yang ada di r
iandra, diam-diam
a memaksakan bibirn
inta Hendrik, kemudian perg
minum obat?" ge
h kenapa semuanya jadi merasa simpati terhadap Bela yang tiba-tiba
Baginya sia-sia dia bersikap tidak terjadi apa-apa seperti tadi, di saat iblis
tu saya beberapa hari ini!" ucap Hendrik,
mereka sekarang ini. Sejak awal, Bela sudah tahu Hendrik buka
la dengan tegas. Yakin bahwa Hendrik menyuruhnya ke
endrik, mencetak file yang ia dapat
ucapnya, menyerahkan selembar kertas berupa ri
arena sejak awal dia sudah memperkirakannya. Namun nyatanya, ada biaya pengeluar
i ini?" gumamn
engambil kertas itu. Walau dia tahu dia tidak
, membuat langkah kaki Bela berhenti. Andai itu bukan tempat kerja, Bel
inya lagi. Namun nyatanya, Bela tak bisa keluar begitu saja dari ruangan itu. Hendrik yang mendengar jawaban Bela langs
tunan dariku membuatmu terlihat rendah di mata orang?" ledek Hendrik. Masih den
dalah uang Kakeknya!" balas Bela, membalikkan keadaan dengan rumor yang ia dengar, bahwa
k, berhenti tertawa dan mena
wah saja sudah sombong!" gumam Bela sengaja sediki
nya. Berjalan mendekat arah Bela yang sama sekali tak mundur ke
jam dengan tatapan yang sama bahkan lebih tajam daripada tatapan Hendrik padanya.
Hendrik lagi. Mengep
ndrik tadi padanya. Sama halnya dengan Hendrik dia mera
eluar begitu saja. Hendrik mendorong pintu ruangannya dengan sedikit kerasa saat Bela berusaha untuk keluar. Menari
nya, mendengar suara kaca yang ber
berhenti!" ucap Hend
kkkk
pipi Hendrik. Memberikan tanda yang c
Bela, mengusap bi