Contract De Marriage
enyebar di kantor dan di lingkungan sekitarnya, membuatn
ua kali Kakeknya menyuruhnya untuk menikah, ini sudah kesekian kalinya. Bahkan Kakeknya mengancamnya kal
memikirkan permintaa
keknya terlihat kesu
nya. Mengalihkan wajahnya ke arah lain. Dia te
di Australia memtuskan pulang saat Kakeknya mengancam akan menjual sebuah hotel yang pernah
kek ingat itu!"
antornya. Turun dari mobil, Hendrik yang merasakan handphonenya bergertar d
pergi meninggalkan Kakeknya untuk
ntas langsung masuk, ia melihat
atir. Mas Hendrik mas
dengan wajah kaget. Tak mengira supirn
ldo. Supir pr
sang Kakek penuh selidik. Waj
lagi, menjawab de
seperti ini!" peringat sang Kakek dengan menggerakkan tangan telunj
a, menoleh ke arah Hendrik yang berjalan mendek
ek penasaran karena melihat Hendrik yang ti
yang malah disalahpahami sebagai jawaban ya
*
ng berlari kencang dengan high heels tiga centi mete
aga gedung. Membukakan p
anyak pegawai yang masih berada di lobi dan belum masuk ke divisi mereka mas
gur Diandra, tem
arah kerumunan yang ada tak
tanya Bela
tak mengerti, mengi
s Diandra, mengang
nya. Pasalnya sebentar lagi jam kerja
pan," uca
ela, melihat ke arah jam tan
dari genggamannya, walaupun Bela berulang kali menengok
i kita," beritahu Diandra, membuat Bela langs
engan hati-hati. Berharap bah
a,
anya Bela dengan antusias. M
andra, menatap Bela denga
awab Bela cepat, menghilangka
ia!" gumam Bela dalam hati dengan pen
melihat wajah laki-laki yang tidak ingin ia lihat itu kini sedang berd
agai ketua tim, menggantikan ketua tim sebelumnya yang sudah pindah ke div
an!" ucap Hendrik, melirik ke arah Bela sebent
buat Bela merasa sesuatu yang
?" gumam Bela dengan wajah panik. M
Diandra, menyen
s Bela, kembali k
baru saja menyalakan mesin komputernya. La
endrik!" beritah
transparan. Melihat Hendrik yang kini sedang berdiri t
Hendrik bukan atasannya dia tidak mungkin akan setakut ini untuk be
ngga membuat Hendrik yang sedang mengamati
beberapa rekannya, Bela tak sengaja mendengar obrolan mere
rti malaikat,"
ng mengalihkan perhatiannya saat mendengar s
bibir tanpa suara. Melebarkan kedua
am hati. Membalas Hendrik h
k dengan pintu yang sengaja ia buka lebar. Agar Hendrik tak berbuat sesu
nnya hingga ruangannya yang tadi bisa terlihat dari
mau tak mau harus me
ikap profesional. Melupakan masalah pribadi yang pernah t
ruangan ini. Aku tidak mau ada debu sama sekali!
endak memanggil petugas kebersihan, tapi
kamu?" teg
tugas kebersiha
kamu panggil pet
ya membersihkan
endrik, membuat Bel
sihkannya?" tanya Bela
Hendrik. Ber
ucap Hendrik, membuka pintu dan menutupnya kembali. Tak
Menghentakkan kakinya ke lantai. Walau kesal dia tetap membersih
h selesai membersihkan ruangannya. He
lesai?" t
engal. Ruangan itu bukanlah ruanga
ek meja kerjanya. Memperhatikan jari telunjuknya yan
p Hendrik menunj
elihatnya, karena ukura
k, membuat Bela melangkah m
t kan?" uc
g menempel di ruangan ku!" sambung Hendrik, lagi-lagi
rjaan lainnya yang belum ia selesaikan
sambil menatap tajam ke arah pintu.
diri. Menurunkan kepalan tangannya dan ke
k kembali lagi ke ruangannya dan kal
kali ini karena ia menemukan s
ak bisa menyampaikan suaranya, k
ersihkan ruangan Hendrik. Itu karena Hendrik selalu mencari alasan agar
Mengepalkan kedua tangannya, melihat ke arah Hendrik