Contract De Marriage
luar tengah malam karena panggilan Cika yang t
dengan wajah memelas. Cika adalah sahabat Bela dari
ungnya cepat. Menghela nafas pan
umamnya lagi, wajahnya t
ualku ke teman-temanmu!" balas
jualmu?" balas Cika, denga
melakukannya!"
imik penuh tanya, mengerutkan keni
u malah meminta tolong ke mereka u
yang sering duduk bersamanya. Pelanggan-pelanggan yang
engar sendiri kan
mu pikirkan!" bela Cika dengan penuh keyakinan, itu k
ki-laki kalau gak ada maunya, tidak mungkin akan memberikan sesuatu!" balas Bela, membuat Cika langsung diam. Setelah Bela mengatak
gannya!" balas Cika lagi, kali ini wajahnya terlihat bingu
arahnya terasa semakin memuncak di ubun-ubun karena Cik
ucap Cika dengan k
g percaya dan malah mem
percaya kan?" tahan Cika, menahan ta
u itu?" balas Bela dengan malas. Menghentikan
ngnya aku pernah
galah. Mencoba mengingatkan Cika tentang kejadian-kejadi
mu!" balas Cika dengan cengir. Mele
ku serius!"
g benar, apa kait
sangat butuh uang itu untuk operasi Ibu kan?" Kata-kata Cika membuat Bela langsung terdiam. Bela diam sejenak, membalikkan badannya ke ar
ia harus menemukan Ibunya dalam keadaan tak berdaya, terlentang di kamar mandi tanpa bisa berbuat apa-apa. Karena kejadian itu, Ibu Bela tiba-tiba tidak bisa berjalan lagi, dia tiba-
nada menekankan. Walau sebenarnya dalam hati dia ingin mempertimbangkannya. Tapi mengingat
tumu. Aku benar-benar gak punya uang, kalau aku punya aku
a-tiba luluh hanya karena ekspr
h Cika tiba-tiba menangis. Menut
ri uang untuk membantumu," u
erentangkan kedua tangannya untuk menyamb
t cari cuan!
Bela terse
*
a, membuat Bela bangun agak k
peringat Arif
l tasnya di atas meja. Dia berjalan terburu-bur
rjalan cepat menuju halte bus, menun
s yang ditunggu pun datang den
lah diantara orang-orang yang memilih berdiri. M
ebut. Hingga di mana, bus tiba-tiba harus berhenti karena lampu merah. Bela bisa melih
sticker khusus yang di tempel di body mobil itu
obil hitam itu, sampai di mana tiba-tiba kaca mobil itu terbuka setengahnya. Bu
gan kedua mata membesar. Membuat para
t ke depan tiba-tiba melihat ke arah bus, m
mbil menelan ludah. Mengigit jari telunj
un sayangnya, bus yang ia gunakan malah bergerak lagi untuk melanjutkan
lihat!" ucap Bela, menc
*
ara-gara kamu gak punya pacar, orang-orang jadi berp
r semaunya," balas Hendrik dengan malas, memilih melihat arah luar jen
amu!" tekan Pak Bowo dengan wajah panik, ekspres
k perlu k
Bowo dengan pelan, seperti orang ce
menoleh ke arah Kakeknya