Business Married
g yang merasa terhormat dapat hadir di pesta sederhana ala keluarga
happy birthday untuk putri kecilnya. Orang pertama yang menghampiri tubuhnya yang tak sadarkan diri, adalah putranya Arizo Xander. Berus
nau. Ia berusaha mengelak, memberontak, namun keduanya memiliki ilmu setara dalam bela diri. Postur
asil memiting kepalanya. Zen masih berusaha melepaskan
enggulingkan tubuh Zen dan menindihnya dalam keadaan tengkura
ercekat sebelum meneruskan katanya, "Ak.. aku tid
membunuh ib
akukannya! Keluargak
li rahangnya bertubi-tubi. Zen pasrah menah
membelaku, jangan kamu turuti kakek! Bia
n yang terisak. Sayup terdengar suara sirine ambulan. Arizo da
ibu, dia hanya mau ibu melahirkan anak laki-laki, itu yang aku dengar d
k ke minuman ibu Adelia diam-diam. Zen tidak tahu jika yang dilakukannya bisa menghilangkan nyawanya Adelia. Ka
n aku,
erlu, ki
zo dengan matan
ai
a kamu tidak tahu? Kakek sedang
embawa ayah ke luar neg
hidup setelah melakukan ini, kamu pikir
pembunuhan Adelia. Ayah Zen tahu rencana itu, sehingga Kakek harus pula melenyapkannya. Zen
kehilangan
p langit. "Aku merelakannya, agar ia t
n. Masalahnya sekarang, hal itu dijadikan senjata mengancam oleh Arizo. Satu-satunya
terjadi dua puluh tahun lalu, tapi media masih ingat
nainya, Ganesha membebaskannya dari penjara namun
ke lubang hitam tak berujung. Mama yang sudah depresi karena penangkapan papanya, harus menerima
Giantara, hanya Zen dan Arizo yang tahu kebenarannya malam itu. Zen menceritakan semua pada Arizo,
*
al di kota. Ia janji dengan Aileen akan bertemu saat makan siang. Zen mend
dah beberapa hari, Zen sulit menemuinya secara langsung membicarakan mas
rkelas tinggi. Penampilannya sederhana namun tampak anggun. Aileen sedang menunduk di u
bersemangat. Zen berjalan menghampiri, kedatangannya di sambut
t sejam dari kesepakatan. Aileen tampaknya pah
esan m
g. Aileen tersenyum lagi, ia menyibakan rambutnya ke belakang
a harus saling bertemu
yang merasa kebohongannya seketika terbongkar langsung tertawa keci
rcaya Arizo s
a dengerin omongannya kak Arizo. Kalau aku bilang, aku cu
pat berhembus melewati ruang makan. Aileen sesekali menatap Zen, kem
katakan, kak." Ail
t tekanan dari Arizo, kali ini pasti Aileen berusaha menekan lebih keras. Menging
akan
manya saja. Kita sudah saling mengenal lama,
Sangat mudah menerima seorang Aileenasha, dia sempurna dan siapapun mengakui kecantikannya, tapi Zen
sungguhnya? Kenapa Arizo
ar pertanyaan Zen. Ia menghela
ire dari papa," jawab Aileen lugas sambil mengangkat w
Arizo memberi t
mempertimbangkan untuk mengatakan
ak Arizo. Papa tidak rela warisan kakek
sesungguhnya kenapa Arizo begitu kukuh ingin mempertahankan Giantara. Semata
akak sebenarnya sudah tahu," ujar Aileen lagi, perlah
pa
k Arizo ber
tahu rupanya, namun sepertinya ia tahu
sudah
mudian menarik nafas pelan. Kediaman menengahi sekali lagi
kak sudah dapat memahami. Ke
terus terang. Aileen menatap Zen deng
apa kakak tidak paham, Kak Arizo sed
nafas panjang, ia menegakan tubuhnya meny
ap mengambil bagian tersulit sampai kak Arizo menjadi pemimpin terhebat saat ini. Se
lu naif,"
Giantara dikuasai papa, yang sudah m
cukup kuat untuk membuatnya bergerak mengambi
en tak semudah itu. Sesaat ia membiarkan semilir
ndainya gue mampu, gue udah lakukan sejak pertama Ar
kak hanya tidak bis
nghembuskan nafas tertahan. Zen melih
uh ke tangan papa, atau ke tangan kakak. Kak Arizo hanya ingin memas
ulit baginya untuk memutuskan
ngan rencana ini?" Tanya Zen. Aileen
g sudah aku kenal, setidaknya aku tak perlu banyak berada
School. Zen menolaknya karena tak menganggap serius hal itu, ia mengira Aileen hanya terbawa perasaan karena selama ini dekat dengannya. Zen tak menduga, Aileen benar-
depan teman-temannya. Setelah itu, setelah sekian tahun berlalu, Zen mengira Ai
ang, Al," kata Zen memecah kesu
ku takkan memaksa ka
nya, bibirnya bergetar mengatakan no.. tak mungkin, namun ta
hu. Dia menyuruh Evon mematai g
rmata yang meluncur. Aileen berusaha menghapusnya satu per satu
Zen merogoh sakunya, mengambil kotak yang di dalamnya terdapat cincin pern
lir airmatanya jatuh melalui pipinya. Zen membe
tersakiti jika pernikahan ini terjadi. Gue akan jelaskan ke Arizo sece
fas dan memberanik
siapapun. Itu keputusanku, ak
caya, "Setelah tahu ini, l
a-tiba bergerak gesit mencangklong tasnya dan ber
nar terjadi, akan banyak perasaan yang harus tersakiti, t
Zen, sambil menatapnya tegas. Airm
ebih sakit lagi, dia kehilangan kakinya, nyaris nyawanya untukku. Aku hanya berusaha menyelamatkannya, itu saja," ujar Aileen sambil berusah
*