Business Married
berkeliaran sekitar mobilnya. Zen melihat sekelilingnya, mencari orang yang tiba-tiba menelponny
gi puluhan anak. Tawanya lepas, seperti terngiang di telinga Zen. Tubuhnya tinggi, putih bersih terawat namun ia rela tersengat matahari demi
dah agar tingginya menyamai anak-anak yang mengitarinya, tampaknya ia sedang pamitan, kare
menjadi wanita yang mudah dicintai siapapun. Bohong, jika ia tidak tertarik pada Aileen, sebaga
udah memikat. Zen terlalu terbiasa melihatnya, hingga terkadang ia l
egitu masuk ke mobil Zen. Udara di luar sedang
tuk keluar dari halaman. Ia masih bisa melihat para anak-anak itu mela
asuhan. Aileen masih mengipas-kipas kepalanya dengan
lagi nganter
" Zen berkata tanpa memandang Ailee
di suruh ke
gan kondisi Arizo sekarang, bukannya
tidak tahu, "Kayak ngga
ediaman menengahi keduanya, Zen fokus pada jalanan
l.
k Z
mbuat senyum terkulum di wajah A
ileen. Zen tertawa dan meng
k punya temen cowok, sampai belain n
baru mendengar pertanyaan ane
ku? Belum juga berani maju, uda
gat dilindungi oleh Arizo. Laki-laki yang mendekatinya akan di telusuri asal usuln
inginan buat pacaran at
menikah dengan orang yang ditentukan kak Arizo. Menyukai la
kepada Aileen, bahkan ketika Arizo tahu, Aileen bukan ad
Aku sedang memperjuangk
een dengan seri
a siapa? Apa
ya sesaat, menatap Zen le
ar Aileen berusaha melucu, mengerjainya. Tawa Zen seketika mereda ketika ia m
terbawa dengan pikiran masing-masing. Zen menduga Aileen sudah tahu tentang perjodo
ih dekat satu sama lain," kata Aileen pelan-pelan
ini kita tak
ku harus mulai lebih
"Kenapa loe selalu
at seperti perempuan yang harus selalu di dekap untuk melindunginya. Ia belum menemuka
setelah mama meninggal, dan ayah pergi berkhianat," katanya menggerutu. Zen menye
ja kalau Arizo meny
memikirkan yang terbaik buat
mulai macet. Zen menghela nafas beberapa kali, berusaha m
ar sambil memegang belakang lehernya yang putih. Rambutnya diikat sekenanya
g kak Arizo rencanakan, aku setuju. Kak
rasa sedang dijebak. Arizo dan Aileen tak tahu betapa frustasinya dia sekarang. Ia dihada
Aileen nantinya. Jika tidak menikahi Aileen, ia terancam menjadi buronan pol
nar-benar mau menur
enjawab, seperti ia berusaha mencar
ileen berkata dengan sebuah senyum meyakinkan. Zen menatap Aileen sebentar, yang memang terli
uas lebih dari satu hektar. Terdiri dari satu bangunan ut
ika mobil sudah berhenti. Ia dia
en menahan tangan Aileen hingga membuatnya menatapnya dengan binar bening can
irahatlah." Zen
membuka pintu mobil dan keluar. Sebelum me
sih,
ngin berkata pada Aileen untuk mempertimbangkan kembali, dan membujuk Arizo untuk membatalkan niatnya untuk perjodohan ini. Zen menyadari bahwa posisinya yang paling terpojok saa
mun baru akan menginjakan gas lebih dalam, pikirannya buyar oleh nada dering han
berhenti sebentar. Menja
al
ntungnya langsung berdebar, mendengar suaranya lewat telepon s
anyanya beru
-tiba, tapi barusan ada pria ya
nik, "Siapa? Ka
enanyai orang-orang tentang bu Nariah. Dia tak masuk, hanya
nemui mamanya saat ini juga, n
ciri-ciri
wokan tipis, dan
, Arizo melakukan sampai sejauh ini. Orang itu
ia nggak mene
mah seharian, oran
?" Tanya Zen mengalihkan pembicaraan. Suara
. Mama juga, ko
ong jaga mama, aku mungkin d
u pasti akan
orang itu, asal tidak
an. Arizo memang tak bisa dianggap remeh, ia akan melakukan apapun demi kein
dphonenya lagi, m
ada di kantor?" Zen men
g ke luar kota, mungkin bar
ak lain di handphonenya untuk mencari tahu keber
au diganggu. Entah dimana dan sedang apa sekarang, asiste
menunggu Arizo, mem
! Loe cuma memperbudak
*