My Husband Mr. Arrogant
elelahan, tetapi beberapa detik kemudian, senyum smirk tersungging di bibirnya. Langkah panjangnya mengarah ke sebuah tangga.
kl
. Gama perlahan mendekat ke arah gadis yang masih terikat pada sebuah kursi sejak siang tadi. Jemari lebar Gam
ah menyebut nama pria iblis di hadapannya. Jika saja terjadi, sudah da
ngan suara yang tinggi. Emosionalnya kembali memuncak, kala
n nada yang sama tingginya dengan Gama. Liana yang sadar, buru-buru menunduk dan m
kedua belah pipi Liana dengan kasar. Soro
robekkan mulutmu ini!" Gama menghempaskan wajah Liana dengan kasar, hingga men
belum nyawamu yang aku habisi!"
njutkan ucapannya, ketika aura iblis kembali men
pasti, Gama mengikis jarak wajahnya dan wajah Liana. Bahkan kini, embusan
sialan itu. Nasi ini tak jauh lebih basi dari perkataan munafik ayahmu!" sungut Gama sembari menendang guci tua di dalam k
setelah berkata demikian, Gama melangkah ke luar kamar. Sebelum benar-benar pergi, Gama menekan sakral lampu di dekat pintu ke luar. Alhasil, kamar tersebut menjadi minim cahaya
tuk sementara!" perintah Gama yang lan
unya!" Jeritan Liana mulai
situasi yang sama. Hal itu benar adanya, Gama pun cukup tahu menahu perihal trauma yang mendera Liana dulu
a dengan napas memburu. Bahkan kini, permuk
R
samaan dengan pintu jendela kamar yang me
ruangan tersebut. Di tengah ketakutannya, Liana merindukan sosok Erick, sang kakak. Juga sosok ibunya yang kini tengah sakit. Menginga
olong buka
A!" teriak Liana sembari memuk
a. Tak sia-sia dirinya memindahkan Liana dari ruang kedap suara sebelumnya. Namun, kenyamanannya sedikit terusik kala mendengar teriakan dari bebe
Gama dengan suara
rti berusaha melarikan diri," jelas
emberikan sebuah tinju, tepat di tub
asar tidak becus!" hardik Gama dengan napas memburu. Sementara pria di
mbalikan dia kepadaku, atau aku peng
Dengan tangan terluka, Gama ikut mencari sosok Liana di gang-gang kecil perkebunan tersebut. Ya, vila milik Gama memang sengaja dibangun di tenga
a berjalan mendekati sumber suara berasal. Saat sudah sampai, bibirnya terangkat mengukir senyum. Dilihatnya g
dung hasrat tersebut. Tatapannya tak sengaja menangkap sosok Gama tak jauh d
maaf
ong Gama de
mengamati pergerakan kelima orang di hadapannya. Ketakutan di wajah Liana setia menghiasi paras c
mbari berusaha menyingkirkan lengan
an akan dipatahkan!" sentak Liana dengan suara ya
muda sepertimu pasti akan sangat menggairahkan," t
pal pria lain dengan ambigu. Liana terus memberontak, merasa jijik
Liana dari jarak yang tidak terlalu jauh. Bahkan gadis itu menatap Gama dengan tatapa
laki itu menyentuhnya. Setelah selesai, bawa kembali gadis itu ke vila
ya tiba-tiba saja terhenti bersamaan dengan lengan
umohon, Tuan!" pinta Liana dengan bibir berget
t berharga milik para pria tua yang mencekal pergelangan t
ng semula memilih kabur darinya, kini justru memohon untuk ikut deng
menatap wajah Gama dari bawah. Tak munafik, Liana men
pergelangan tangannya lagi. Melihat hal itu, Gama menarik tubuh Liana yang berget
tung Liana berdegup kencang, terlihat jelas dari deru napasnya yang memb
ma dengan senyum meremehkan. Mendengar pertanyaan Gama, Liana
para pria tua di sana?" tunjuk Gama pad
tanya Liana
yang sama terhadapmu, seperti keingina
tapi
malam ini dengan tubuhmu. Opsi kedua, aku akan meninggalkanmu di sini dan kau akan menjadi piala bergilir para tua bangka
ang. Tiga ...." Gama menghitu
wab. Artinya, kau lebih memilih untuk melayani pr
sekarang!" perintah Gama. Namun
Liana menundukkan wajahnya selepas mengatakan hal itu. Sementara
sa kau ulangi perkataan
uan." Seperti perintah Gama,
mbelai pipi kiri Liana. Ibu jarinya berger
ngan hal itu. Mereka hanya diperintahkan untuk tak melihat apa pun yang dilakukan tuannya bersama seor
aja. Sementara Liana, tatapan gadis itu terlihat kosong. Bahkan kini air matanya mulai luruh membasahi kedua belah pipinya. Merasakan hal i
hadapanku. Bahkan tubuhmu saja, entah sudah ber
Aku tida
i atas ranjang nanti," bisik Gama tepat di telinga Lian
rasi. Lumayan bukan? Uangnya bisa kau berikan kepada kakakmu yang tidak berguna itu, untuk membiayai
h dingin, ingin segera dihangatkan olehmu," bisik
selamat aku," uca