icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

MAFIA REVENGE & LOVE

Bab 3 03 — Gudang Hewan Buas

Jumlah Kata:1752    |    Dirilis Pada: 22/06/2022

datangan kami, setibanya mobil sedan hitam itu men

akan menakutkan. Dari semua orang, mungkin hanya Zacky saja yang terlihat paling enak dipandang. Mukanya terlihat menyeramkan, tetapi paling tid

rumah kami di tengah kota. Namun kediaman ini berada jauh dari hiruk-pikuk keramaian megapolitan. Sepanjang perjalanan yang kulihat hanyalah buki

ter. Jalan berhias paving blok, ada taman dan kolam air mancur di depan rumah. Lobi atau teras dipasang karpet merah. Rumah tiga

a puluhan. Menunduk mereka kala menyambut kedatangan sang Tuan. Aku menelan ludah. Ternyata apa yang kak Zacky katakan sepenuhnya adalah ke

.” Satu-du

ereja beberapa jam lalu. Baju bridesmaid yang mungkin terlihat norak. Di rumah besar ini, hanya ada a

sofa empuk lainnya di ruang tengah. Pria itu menatapku lekat-lekat. Perempua

eng, “Aku t

untuk anak buahku, lalu membersihkan kandang macan, singa, harimau dan beruang di kandang belakang. Lalu jangan lupa memangkas bunga-bunga di taman depan. Untuk sekarang, kamu aku

n segalanya, aku sendirian? Aku juga kucing dibilan

mungkin di sini tidak ada yang namanya pembantu. Sebab rumah ini besar dan luas.

i posisi duduknya. “Pembantu?

ukannya se

a kamu itu spesial, hanya karena kamu cantik lalu aku nikahi? Kamu kira kamu menarik, samp

tedeng aling-aling, tangan kekar dan besarnya menjambak

asnya diperlukan seperti ini

tangan menahan tangan Zacky supaya ti

sakan sakit juga, ya? Bagai

s dari tengkorak kepala. Tanpa terasa air mata keluar di pelupuk retina, kemudian jatuh dan membentuk p

ng juga adikku alami.” Dia berkata lirih di telinga, kemud

ti entah apa salahku, sampai-sampai diperlakukan macam hewan. Aku

u, mengamati wajah yang telah menggugurkan air mata. Aku mengu

ni?” Aku bertanya diiring

tahu jaw

dan tidak manusiawi seperti ini padaku. Aku tidak pernah ber

ergelangan tanganku, memaksa aku berdiri. “Hari ini kamu istirahat dulu di k

tangannya yang kian kuat. Dia menyeretku, membawa keluar ke arah belakang rumah, melewati

setapak yang kami lalui (tanah yang kami pijak) dipasang batu pualam pipih sebagai lantainya. Dipasang berjarak, sesuai rentang kaki. Diantara jalan

sampai dia berani berbuat kasar. Tetapi sebagai kaum yang tidak pernah salah, aku berhak mempertanya

andang itu besar dan tinggi. Pintunya saja ada dua, yang kalau didorong berbentuk dua arah, ke kanan dan ke kiri. Ketika pria itu mendo

k protes. Tapi pria itu telah berada di depanku, tangan kasarnya

baji

rapa dengan apa yang akan kamu terima besok d

orot tatapan matanya yang tajam dan sombong. Aku menahan geram, ama

ci kamu!” Aku membabi buta, tanpa kusadari aku telah melepa

membuatnya terseok, berpaling muka ke kiri. Sudut bibirnya terluka, darah mengalir keluar. Cap tanganku tergambar di pipinya cukup

upanya kamu belum tahu berurusan dengan siapa.” Zacky mengan

. Tangannya tak sampai di wajahku. Padahal diri ini siap menerima resiko atas apa yang aku lakukan. Bahkan sudah memeja

ngan kekar itu mendarat di pipiku, diusap lembut tapj syarat akan sebuah

baji

ada tibanya hari pembalasan, kamu akan m

angan manusia ke Meksiko.” Satu pria menyela. Suara itu mirip suara yang

mkan. “Aku akan menyusul. Kamu ikat dia, borgol dengan b

” Pria itu mengangguk. Za

waku masuk ke dalam gudang, jauh ke dalam sana. Sampai tiba di tengah gudang, aku terperanjat kaget ketika hew

inga. Aku menelan ludah takut. Suara auman hewan buas itu membuatku nyaris mati berdiri.

ku bahkan tidak yakin bisa mengangkat rantai-rantai yang telah terkunci di tangan dan kaki serta di leher. “Tuan sebelumnya memerintahkan bahw

as. Aku meringkuk, duduk di lantai, menangkup muka, bersembunyi dan diam dalam tangisan. Entahlah, aku bingung dengan situasi yang aku hada

” Aku bertanya, sebelum pria yang tadi sempat bicara

menunjuk ke arah atap di atas kurungan hewan. Ada celah besar, ada troli dan pengait dagi

ini malah jadi petaka bagiku sendiri. Zacky bilang kesalahanku karena aku hidup, penderitaanku ini pun harus sama seperti yang diderita adiknya. Pertanyaanku

n menyelimuti tubuhku yang meri

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 01 — Bukan Irma, Tapi Aku! 2 Bab 2 02 — Ancaman Itu Nyata 3 Bab 3 03 — Gudang Hewan Buas 4 Bab 4 04 — Siksa Mandi Air Es 5 Bab 5 05 — Pria Itu, Dion ....6 Bab 6 06 — Makanan Basi Vs Pir Layu 7 Bab 7 07 — Dia Tidak Sekarat 8 Bab 8 08 — Tinh si Gadis Vietnam 9 Bab 9 09 — Memohon di Bawah Zacky 10 Bab 10 10 — Pekerjaan Utama 11 Bab 11 11 — Rindu Kehidupan Normal 12 Bab 12 12 — Tato Adalah Tanda 13 Bab 13 13 — Namanya Indah Juga Indah 14 Bab 14 14 — CPO vs EU15 Bab 15 15 — Pungguk Merindukan Rembulan 16 Bab 16 16 — Kisah Cinta Dion 17 Bab 17 17 — Ulan Bator & Great Wall 18 Bab 18 18 — Ingatan Masa Kecil 19 Bab 19 19 — Raja Surga di Taman Eden 20 Bab 20 20 — Target; Irma 21 Bab 21 21 — (Mendadak) Merasa Iba22 Bab 22 22 — Serangan Jason 23 Bab 23 23 — Tertawa Bagai Bulan Sabit 24 Bab 24 24 — Rencana Datang ke Ibukota 25 Bab 25 25 — Hantu Penunggu Silo 26 Bab 26 26 — Data Penting Klien 27 Bab 27 27 — Jamuan Malam 28 Bab 28 28 — Rekaman Suara & Jejak Indah 29 Bab 29 29 — Indah Balas Menyerang 30 Bab 30 30 — Tidur Denganku, Dengan Manu 31 Bab 31 31 — Tinh, Hadiah Ulang Tahun 32 Bab 32 32 — Tulisan Yang Mengubah Segalanya 33 Bab 33 33 —Ingatan Enam Tahun Lalu 34 Bab 34 34 — Kebun Sankeien & Kuil Shomyoji 35 Bab 35 35 — Istri yang Malang 36 Bab 36 36 — Acara Kacau37 Bab 37 37 — Duel Sengit 38 Bab 38 38 — Nakamura Junior Terjatuh 39 Bab 39 39 — Malam yang Panas 40 Bab 40 40 — Mari Kita 41 Bab 41 41 — Mengunjungi Kakek di Danau Toba 42 Bab 42 42 — Kami Benar-benar Akan Berpisah 43 Bab 43 43 — Kami Telah Bercerai 44 Bab 44 44 — Mahar Untuk Indah 45 Bab 45 45 — Mantan Nyonya 46 Bab 46 46 — Bidak Catur 47 Bab 47 47 — Isu Peralihan 48 Bab 48 48 — Orang Gemuk49 Bab 49 49 — Dylan Nakamura Tewas 50 Bab 50 50 — Tinh Penjual Informasi 51 Bab 51 51 — Eroz Tidak Menduga 52 Bab 52 52 — Melepas Dosa Masa Lalu 53 Bab 53 53 — Menemui Paman di Roma 54 Bab 54 54 — Pertarungan Tangan Kosong 55 Bab 55 55 — Situasi Malam Itu 56 Bab 56 56 — Membantah Kakek 57 Bab 57 57 — Tangisan Pertama 58 Bab 58 58 — Aku Harus Bertanggungjawab 59 Bab 59 59 — Perceraian itu Tidak Sah 60 Bab 60 60 — Curiga Hamil Besar 61 Bab 61 61 — Ucapan Manis 62 Bab 62 62 — Menemui Psikiater 63 Bab 63 63 — Aku Tidak Mau Begini 64 Bab 64 64 — Rencana Pergi ke Australia 65 Bab 65 65 — Aku Sungguhan Hamil 66 Bab 66 66 — Aku Setuju Menemuinya 67 Bab 67 67 — Menuju Pallazo Mafia 68 Bab 68 68 — Zacky si Triliuner Muda 69 Bab 69 69 — Hamil Kembar Tiga 70 Bab 70 70 — Perubahan Sikap Kak Zacky 71 Bab 71 71 — Pembahasannya itu-itu Saja 72 Bab 72 72 — Ciuman Panas 73 Bab 73 73 — Dia Melakukannya Cukup Sering 74 Bab 74 74 — Mereka Tidak Merahasiakan Sesuatu 75 Bab 75 75 — Kak Irma Menjelaskan 76 Bab 76 76 — Ciuman Panas pt. 277 Bab 77 77 — Kak Zacky Lebih Manja 78 Bab 78 78 — Kami Akan Ke Kota 79 Bab 79 79 — Suami Paling Menawan 80 Bab 80 80 — Rencana Makan Malam 81 Bab 81 81 — Panggil Aku Sayang 82 Bab 82 82 — Mama Bidadari 83 Bab 83 83 — Dia Pamit Pergi 84 Bab 84 84 — Tetapi Belum Berkabar 85 Bab 85 85 — Namun Dia Kembali 86 Bab 86 86 — Membawaku Pergi ke ....87 Bab 87 87 — Hotel & Makan Malam Romantis 88 Bab 88 88 — Dan ..., Kami Melakukannya Lagi 89 Bab 89 89 — Kemudian Aku 90 Bab 90 90 — Dia Selalu Rindu 91 Bab 91 91 — Hingga Ingat Masa Lalu 92 Bab 92 92 — Tuan Cucu 93 Bab 93 93 — Namun Biasa Membuatku Menangis 94 Bab 94 94 — Juga Tetap Pergi 95 Bab 95 95 — Padahal Dia Paling Dibutuhkan 96 Bab 96 96 — Paman Diego Diselamatkan 97 Bab 97 97 — Dia Dion Palsu 98 Bab 98 98 — Namun Dia Sungguhan Dion 99 Bab 99 99 — Plot Twist Ter-membingungkan 100 Bab 100 100 — Papa Paling Egois