"Kalian berdua… abis ngapain?" tanya Selvi penasaran.

"Enggak. Enggak. Kita nggak ngapa-ngapain kok," ujar Mel cepat. Sayangnya, Axel tak ingin berakhir tanpa ada apa-apa dengan Mel. Ia berjalan mendekati Mel. Lalu merangkul pundak gadis itu.

"Menurut kalian kita abis ngapain?" kata Axel dengan wajah datarnya.

Semua orang pun seketika membulatkan matanya. Tak percaya. Sedangkan Mel berusaha membantah ucapan Axel dengan melambaikan kedua tangannya di depan dada. Axel tersenyum melihat Mel semakin mati kutu di depan teman-temannya.

"Kalau begitu gue balik dulu. Sampai jumpa lagi lain waktu," kata Axel. Chup! Sebelum pergi tanpa izin ia menarik kepala Mel dan mengecup puncak kepalanya. Tentunya hal itu membuat semua orang yang melihatnya seketika menjerit histeris. Axel pergi begitu saja. Meninggalkan para karyawan Lounge itu yang terlihat masih terpesona dengan pemandangan manisnya. Sementara, Mel hanya bisa membulatkan matanya lebar-lebar. Ingin rasanya ia menipuk kepala lelaki itu dengan tabung gas elpiji 25 kg.

"Mel. Mel. Gue nggak salah liat, kan? Loe… loe ada hubungan apa sama lelaki tampan nan kaya raya itu?" ujar Selvi sambil dengan mata yang masih mengawasi punggung Axel menjauh.

"Udahlah. Nggak usah dibahas. Dia cuma akting tadi," timpal Mel. Kemudian ia berjalan meninggalkan tempat itu.