icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gulai Daging Ibu

Bab 3 Part 3( sakit hati)

Jumlah Kata:1031    |    Dirilis Pada: 21/06/2022

mil

Gulai

ar

R.D.L

esuatu yang ia pikir adalah potongan jari tadi. Sayangny

n penglihatannya. Apa itu memang jari t

tu ceker ayam yang di ca

potong daging dan separuh nasi yang tak habis ia makan ke dapur. Sel

gil kucingnya. Berniat memberikan si

riang, mengendus mangkok yang

i Sulis amat nikmat itu, Manis malah t

a heran. Tak pernah sekalipun Manis menolak daging apapun pembe

ging dan mengarahkan ke hidungnya. Mengendus bau gul

kah ke arah dapur dan membuang sisa

karena pemberiannya begitu saja ia buang. Darahnya mendidih

uat, main buang! awas ka

*

hijau berisi beberapa bungkus gulai dag

k lupa mencicipi dengan satu bungkus kecil tester yang d

rga yang cukup murah untuk uku

enuju ke rumah. Selama setahun belakangan, semenjak suaminya meng

nya. Membeli beberapa jajanan yang

pa mampu meminta, karena mereka tau seberapa sulit hidup mereka. Jangankan untuk jajan, makan pun nasi bekas orang yang sudah tak termakan

atlah keras. Untuk seragam sekolah

a tahun, membuat mereka bagai seum

arni mencari plastik-plasti

susahnya kedua orang tua di usia teramat belia. Toni

jajan satu sama lain. Jajan yang bagi anak-anak seusia

ikkan air mata. Apalagi ketika melihat senyum terbit di wajah keempat buah hatinya saat berbagi sebungkus jajanan, b

munan warga. Ia hendak mendekat demi mengetahui apa yang sedang terjadi di te

sak tangis terdengar begitu menyayat hati membuat ba

an yang teramat sangat mengguncang jiwanya. Lebih baik me

aknya warga yang ikut merasa penasaran deng

ampai rumah dan bertemu

*

ahnya, Parni menyempatkan diri singgah di

r senja menyambut kedatan

n aja belum bayar!" ujarnya ketus

ka saja tak berdosa, pasti untuk pertama

tu ia potong-potong dan di campur dengan cabai rawit dan irisan bawang serta

mun. Udah, ga bol

rni tersadar. Ibu beranak empat itu lantas menjawab," saya data

k membeli beras dan jajan," Parni menyer

beli beras, biasa minta nasi be

Timah. Betapa kejamnya ucapan yang dilontarkan w

t itu juga. Namun, ia tetap bertahan. Janji hatinya, suatu saa

ernah satu kali pun meminta nasi lagi kepada tetangga, terutama pada Nenek,"Parni menekan suara

ninggalkan sesal yang teramat dalam di batin Nek Timah. Ia menyesal, terbawa em

air mata itu tumpah begitu saja ta

emberi celah untuknya, meski hany

at keempat buah hatinya sedang menunggu

orakan girang yang membuat mulut Parni bergumam," Ibu akan me

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka