Cinta Tuan Muda Mars
n dia un
ngnya tegas seperti pahatan seniman terkemuka, dan tatapan matanya tajam seperti mata elang. Suaranya terdenga
atu orang-orang yang sedang berdiri dengan patuh di tengah ruangan. Meletakkan gelas
rcayaannya dengan mengeluarkan aura intimidasi yang dimilikinya. Biasanya, dia tak pernah mengulur waktu begitu panjang untuk dirinya mendapatk
. Untuk sampai malam tiba, hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja. Semua memang sudah dipersiapkan. Hanya saja untuk menghindari kemungkinan-ke
. Bagaimanapun caranya, jika Mars sudah mengatakan hari ini, maka hari
di dari seorang perempuan bernama Venus Wiley. Entah sudah berapa kali dia membaca informasi itu, bahkan dia merasa sudah menghafaln
nu
dis itu, tapi dia merasa ikatan di antara dirinya dan gadis itu begitu kuat. Jika malam ini anak
ukkan pukul delapan malam. Sepertinya, orang-orangnya sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Segera membukakan pintu ru
am ini akan menjadi malam bersejarah bagi lelaki itu. Sejalan dengan langkah kakinya, Mars merasa jantungnya berdetak tak karuan. Dar
Punggungnya kecil dan entah kenapa itu terlihat sangat sexy di mata Mars. Sejenak, Mars berhenti
*
merasa sedikit ketakutan. Sejak tadi dia mencoba untuk menekan ketakutannya sendiri tapi entah kenapa
s mengutuk dirinya sendiri ketika dia mengingat kebodohannya ikut bersama dengan mereka. Seharusnya dia bisa menola
ontakan di dalam dirinya sendiri. Yang ada di dalam kepalanya ketika dia terjebak adalah dia perlu ikut deng
anya. Kedua tangannya saling meremas dan punggungnya terasa tegang. Seorang lelaki pada akhirnya muncul dihadapannya seperti gerakan slow motion. Wajahn
kan aku!' batin
sapanya dengan suara b
mat m
i. Apalagi ketika dia merasa jika dia tak pernah melakukan kesalahan dengan orang-orang ini sebelumnya, perasaan
enar-benar menatap ke arah mata Mars karena lelaki itu seolah ingin mengulitinya. Tatapannya begitu t
anjutnya lagi. Venus mendengarkan suara lelaki itu denga
atap ke arah matanya secara langsung. Itu menandakan jika ucapannya benar-benar diperhat
a tahu ada banyak sekali lelaki tampan di dunia ini. Tapi, lelaki di depannya itu begitu sanga
Venus melebarkan matanya karena ucapan tiba-tiba yang dilontarkan Mars terdengar mengerikan dan san
i pada 'ketidakadilan' yang diberikan kepadanya. "Maaf, Tuan. Tapi saya rasa Anda salah orang. Saya bahkan tidak mengenal Anda. Saya tidak tahu nama Anda. Bagaimana bisa Anda tiba-tiba memb
amu akan segera mengetahui dan mengenal tentangku." Mars kembali bersuara, "Aku akan menjelaskan siapa diriku dan kenapa kita harus menikah
*