icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dia, Lo, Gue

Bab 3 Kencan Pertama

Jumlah Kata:1245    |    Dirilis Pada: 16/06/2022

ur ayam. Niatnya sih seperti itu tadinya. Tapi, rupanya aku tertidur sungguhan. Untu

Los Angeles' kecil di bagian dada dan celana katun warna abu-abu gelap. Aku memang bukan penggemar bahan jeans. Aku merasa risih kalau mengen

elevisi, para gadis langsung jatuh cinta karena keharuman pewangi ini. Hop

akan lancar." Aku pamit sambil m

u menjawab sambil tertawa kecil. Ah, pasti

awab Ibu sambil

i berdebar. Untung saja hari ini tidak hujan walau terlihat sedikit mendung

enungguku di sana. Setiba di depan area bioskop, aku melihat ke sekeliling. Tidak ada bayangan Melia di sana. Hanya ada be

an memastikan apakah dia jadi nonton atau tidak. Kalau jadi, dia sudah sampai mana? Karena aku lihat jadwal f

h nyampe, ya?" Suara gadis pujaanku di seberang

adis itu sedi

oskop, Mel. Kamu mau minum apa,

tir lo. Tunggu gue nyam

ta." Aku masih berusaha untuk beradu argumen. Malu dong kalau seorang l

e balik pulang. Kita nggak jadi nonton!" Suara

elepon. Daripada nanti dia marah dan membatalkan acara kencan kami, lebih ba

asih bisa mengenali. Melia mengenakan kaos putih, sama sepertiku, dipadu dengan celana monyet pendek dari bahan jeans. Dia terli

lama nunggu." Mel

n sekarang atau mau makan dulu b

lai, sih. Mau masuk aja meskipun t

ak." Melia memegang pergelangan tanganku, lalu menariknya dengan santai. Dia tidak tahu kalau apa yan

gamati daftar film dan jam tayangnya di layar besar di belakang kas

obrol sambil makan aja, yuk. Gimana?" tanya

k. Buatku, apa pun, ke mana pun, itu tida

i yang sama dengan bioskop tadi. Aku mengikuti saja langk

dan lagi-lagi dia menarik pergelangan tanganku. Entah dia sa

untuk tempat nongkrong anak muda. Kupindai sekeliling, tempat itu cukup padat pengunjung. Tidak

aul. Sangat berbeda denganku yang tampil biasa-biasa saja. Nam

untuk camilan, kami memesan barbeque potato chips beserta seafood pizza berukuran kecil. Aku rasa, itu saja sudah

emang hanya memiliki dua buah kursi, seolah memang sudah disiapkan un

t ini biasanya susah banget buat dapet tempat duduk

g, Mel. Diridhoi Tuhan

itu tertawa. Aku tidak tahu apa yang dia tertaw

ton?" Melia kembali bertanya tentang bat

u nggak ada film yang sesuai dengan selera kita. Lai

nonton, malah lebih asyik sepertinya. Aku bisa memandang wajah cantik kamu

asih waras, kan?" Gadis itu tertawa meli

a, Mel, bisa keluar sama ka

ia. Aku lebih suka mendengarkan dia bercerita sambil melihat bibirnya yang terus bergerak seperti menari. Aku sudah cukup puas dengan menikmati karya Tuhan yang pasti butuh waktu sedikit leb

, hingga akhirnya aku memberanikan diri unt

olak aku pas itu. Mmmhh, kalau sekarang ... aku nembak kamu lagi, apa masih kamu tolak, Mel? Aku ben

kaan untukku. Memiliki kamu, bukan hanya sebua

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka