Dia Alvaro
diri merindukan bundanya. Biasanya setiap minggu pagi ia selalu meminum teh hangat bersama bundanya di teras rumah. Tak terasa air mata menetes di pipinya, ia merasakan sakit y
ia sendiri pun tak tahu itu dari siapa. Ia segera turun karena penasaran siapa yang ada di bawah.
pa Celine dengan
gelamun diatas sendirian, kena
angis, ngga kok kak,"
ue lihat lo daritadi di
el
a lo hari ini?
Temen temen pada keluar sa
keluar sam
awab Celi
kk dek," ajak A
man
kota, lo suka
ana kak?" Tany
pada sendirian lo disini,
anyak sekali koleksi buku di kamarnya, wajar sa
enyum tanda mengi
ambil tas sama g
u, jangan la
terlihat sangat cantik ketika ia kenakan. Dengan tas berwarna
dan menyuruh Celine untuk masuk ke dalam mobilnya. Sepanjang perjalanan
ya sebelum ke perpustakaan kot
kak b
n di sebuah restoran
elihat harga makanan yang begitu mahal, kemudian Celine menatap Alvaro d
aja," ucap Alvaro
ya k
ang wanita yang terlihat kaget ketika tau bahwa Alvaro ada disana bersama Celine. Tiga
ini sih?," Tanya gadis
urusannya sama lo?"
iannya nggak cocok sama lo, bisa bisanya lo mempermalukan diri lo
diri bersa
Meskipun gue ngga sekaya lo, setidaknya gue punya attitude yang lebih berkelas daripada lo," ucap Celine dengan berani. Ti
Alvaro dengan tegas. Tiga gadis itu pergi dengan rasa malu meninggalkan rest
aha menenangkan Celine. Mereka kemudian duduk dan menikmati makan
an gue, tapi gue putusin gara gara dia terlalu angkuh dan ga bisa jaga attitude nya, kita u
emang bener sih kak lo p
ra gara kejadian tadi. Lo
gaberani kak
an sama gue, dan cuma lo yang berani bilang git
tu gaboleh di diemin. Santai aja kak, bu
jut makan, habis ini ki
a k
ka. Alvaro tak henti hentinya me
a ditengah taman kota, disana mereka bisa membaca buku sepuas mereka. Celi
di bangku itu," ucap Alvaro sembari menunj
a k
buku buku. Setelah Celine memilih buku yang ia sukai dia meng
udah
duduk sana sam
buku yang ia pilih. Alvaro m
o hari ini beda," ucap Alvar
?" Tanya Celin
baca pengalaman organisasi lo, lo pinter, lo cantik, tapi gue lihat mata lo
anget deh, kosong kenapa coba
kalau lu butuh temen cerita, lu boleh ngomong ke g
erepotin siapa siapa, biarin
n sama lo, gue lihat lo orang yang berbeda, gue pen
ipu malu, sambil
njutkan membaca. "Dek, udah sore, lo belum s
sih bagus bang
aro sembari melihat cover bu
ue yukk," a
belum selesai baca
ikut
e dan mengembalikannya di rak buku perpustakaa
ngung ketika mobil yang dikendarai Al
iem, ik
berhenti di se
lvaro sembari melep
?" Tanya Cel
an sedikit tertawa. Alvaro membukakan pintu mobilnya.
uah buku, sedangkan Celine hany
Alvaro sembari men
tadi kak?"
akang. Setelah membayar buku tersebut, Alvaro memberikannya pada Celine. "Nih dek, buat lo, baca ya sampai
engan perasaan bingung bercampu
bua
ya kakk," Celine t
er lo balik ya, udah soree t
angguk tand
an senang, entah apa maksud Alv
ang yang memanggil namanya dari atas balkon. "Ehem eh
a Ell, Angel, Listi, dan juga Diana diatas, mereka sed
irahat dan jangan lupa dib
makasih ba
emenin gue hari ini, gue balik
, hati h
ari atas tampak temen teman Celine denga
kan klakson dan berlalu. Celine menuju kamarnya.
ek yang iri sama lo gara gara jadi nyony
enan biasa kokk," ja
ntar lagi juga luar
tawa mengg
ngga ngerti apa maksud dia ba
in lo itu Lin,
tak
tapi gimanapun juga nanti lo bakal butuh pendamping di hidup lo Lin," jelas Ell menasehati sahabatnya. Celine hanya diam dan mencoba mencerna apa
da kok cowok yang bikin
, kita baru kenal dan dia juga nggak jelas tiba tiba kayak seol
n, kita juga bakal tetep ada disini, ngga mungkin ngebiar
nyum. "Makas
ia pegang, mengingat perlakuan Alvaro kepadanya. Ia kagum dengan kelembutan Alvaro, namun ia juga masih trauma dengan laki laki. Pikiran dan hatinya berbeda pendapat, itulah ya