Dikejar Cinta Pak Guru
tidak semangat seperti biasanya. Flora risau, apa yang akan ia lakukan jika di sekolah nanti ia bertemu Danial? Setelah s
ian, dari jutaan pria di bumi ini, kenapa harus
jalan dan ia hampir terlambat ke sekolah. Buru-buru Flora meraih
amiliar praktis membuat Flora menoleh, mengetahui siapa oknum yang
di samping mobil Flora terparkir. Bibir Amee merapat, sepasang matanya membinar melihat Danial yang keluar dari mobilnya denga
blank saat melihat Danial berjalan menghampiriny
terlintas di kepala F
lo
rjalan dan berpura-pura budeg saa
a Dan
kah. Lalu, Flora harus bagaimana sekarang? Apa ia harus berbalik ba
p di depannya, berujar tanpa intonasi da
ihat lemah. Meski jantungnya berdetak tak karuan saat ini. "Say
aya datang k
li ia mendekatkan diri ke Danial,
tidak teriak, oktaf suaranya sedang seperti biasa, Flora saja yan
ng ke rumah." ujar Danial. Tanpa memberikan kesempatan untuk Flora p
ergian Danial dengan sinis. Astaga, Flora tidak keba
k Danial?!" Amee datang dan be
mpiaskan emosinya, Amee spon
balas Amee tak kenal takut, padahal saat ini
rpanjang pembicaraannya dengan Amee dan membuat te
*
a say
osong dihadapannya. Saat ini Flora sedang makan siang,
a. Arkan cukup dekat dengan Flora, tapi sebatas teman saja karena mereka sempat satu kelas
pertama. "Gimana kelas baru lo? Asik?" Flora menggeleng, sejauh
jadi gak asik?" goda Arkan,
tanya Flora, mencari du
asanya mereka makan di kantin jam segini
sangat merindukan Kania, sejak kelas mereka d
habis, milik Arkan pun sama, pemuda itu hanya butu
olnya lebih dulu. Kemudian Arkan berdiri, lalu berja
, wajahnya berubah cemas sebab mereka berpapasan
an anggukan singkat, tapi tatapan mata elang pria itu tidak lepas meman
memang sering terlihat bersama. Tapi kali ini Danial merasa tidak suka melihat
n dari pundak Flora. Cara bicara Danial memang santai, tapi tatapan serta raut mengeras pria itu membuat A