BREAKABLE HEART
a me
menutup rapat jendela dengan sebelah tangan, karena satu tangannya yang lain masih memegang ponsel di telinga, meski tadi ia sempat ingin melempar ponsel itu begitu Damar mengatakan ka
k." Decak
ansiku pada alkohol, a
u gila sama s
dapat menangkap deru mes
ngemudi, berhent
bah, tetap sama
ggu tanggapan Damar, Aruna memutuskan sambungan. Dengan kasar Aruna menyentak tirai jendela membuat beberapa kancing di atas tirai berjatuhan. Aruna menjatuhkan tubuhnya tel
ooo
erambut coklat kemerahan itu orang
sama persis, mengacungkan dua jari membentuk symbol perdamaian. Setelah kamera itu berbunyi "biip!" semua kembal
baik dan berhati lapang yang dapat menerima kenyataan ini begitu saja. Maka setelah sesi
a." Kejar Sigit, pria chubby itu menah
menangis,
hal yang sebenarnya itu akan membuatnya terlihat semakin terp
m kita masuk universitas." Sigit memasang tampang memelas," Ayolah, sekali
api aku ha
ngin pergi,
ar,kamu diam saja kal
gunanya menahan orang yang akan pergi jika
kini sudah mengerubungi mereka dan meninggalkan barbequ
ejak awal aku sudah curiga melihat k
r benar, kalian memang sepasang kekas
pan kamu akan bertingkah sep
i anak kecil. Aku kekanak-kanakan, bahkan aku terlalu bodoh
ooo
teringat tentang betapa bodohnya ia saat tujuh belas tahun dulu, Aruna tak dapat menghentikan tangisnya. Seharusnya se
a, gadis itu keluar kamar berniat mendisk
r mengajukan surat pengunduran diri." Kata Aruna seraya menuangkan se
kantor lagi, sore ini masa
dapat mencegah gelas dalam genggama
apa kamu
uami mu. Duduklah dulu, biar pecahan gelas itu aku ya
" Ulang Aruna, ia memandan
r sekarang. Sara menjadi salah satu orang yang tahu persis bagaimana kisah diantara mereka. Dan apa ta
n hal yang be
selesaikan karena tak pernah ad
lum sempat Damar menjawab, nenek sudah menaruh
a kasih
dengan nama, Nenek masih mengingat Damar. Hal yang aneh, padahal p
terakhir kali datang ke si
irih, ia membiarkan sap
cahan gelas itu tajam. Kamu harus membersihkannya se
Tanpa sadar Aruna memekik pada Nenek, membuat Nenek mengerjap ketakutal yang tak pernah ia lakukan pada Aruna sebelumnya,
Ia sedang kesal padaku, hingga tak dapat mengendalikan em
Lihat saja bagaimana Paman akan memukulmu hingga masuk
na keluar sebentar, kurasa kami perlu ber
una, "Pergilah, dan jangan pulang lar
ercaya, pamannya yang terkenal