Fate Brings The Past
antan kekasihnya dulu. Tidak, ini seperti mimpi buruk dalam kehidupan Yura.
hidupnya. Dari merenggut asetnya, untungnya dia tidak pernah sampai hamil, walau dulu masih polos, dia sering baca-baca
uduk samping pria yang tengah mengucap ijab kabul, atas persya
ri Raga. Malu dong, sudah putus. Eh, tahunya nikah, nanti disangka Yur
ana sak
Sa
mduli
nya keluarga Yura, dan menyatukan dua orang yang memiliki karakter berbeda. M
ah mewahnya, untung Yura bukan wanita yang silau akan harta,
isi perut Yura keluar, kalimat laki-laki ini men
a hal tak berguna. Sudah syukur dia mau nikah dengan Raga, seolah stock laki-laki di dun
sampingnya, ada senyum dari sudut bibirnya, tetapi senyum itu s
kan waktu dengan duduk dengan laki-laki tak berguna, seperti tidak ada
pria ini, Raga boleh menang, karena telah berhasil menikahinya, tetapi dia akan menyakinkan diri tidak akan memberikan cinta un
lama rasanya tidak menghirup aroma tubuh Yura yang telah sah menjadi istr
kahnya, atau benaran kabur. Eh, tapi kemana? Ke rumah orang tuanya? Ya, kali dia diterima lagi, ujung-ujungnya Hendra akan memberi
biarkan begitu saja. Rugi dong, setidaknya jadi istri har
kesulitan menelan salivanya. Langkahnya tak dapat mundur lagi, ia sudah berada di sudut
tap bersikap tenang, meski kenyataan yang terjad
bkan mereka berpisah dulu. Mungkin jika anak itu
idal style. Aroma harum coklat melekat pada Yura, tidak ad
sekuat Raga. Kakinya yang berusaha me
i-laki ini seniat itu untuk menjamahnya? Tubuhnya mendadak mengelitik, tanpa
sudah sangat lama dia rindukan. Tangannya kembali berjalan menuju busung da
otak
an ini menaikan gairahnya, laki-laki yang tak membiarkan dia lepas. Dia bahkan belum
ah yang sama. Lidah aktifnya mulai bermain dari dalam sela lidah Yura, tangannya menu
ekk
mbukanya. Dia sedikit kesal, tetapi Raga sudah mampu
helai benang di tubuhnya. Dengan nafsu tinggi, dia pun
ga. Dia melanjutkan aksinya dengan menempelkan
membutuhkan sentuhan hangat, sudah lama sekali rasanya tak merasakan indah surga du
u dia menyentak tangan Yura, perlahan dia memasuki dalam lubang sempit milik wani
g keluar dari bibirnya. Ah, setiap desahan itu membuat kepuasan. Apalagi saat Raga meng
harus sec
remas kekenyalan dua gunung Yura, dan tangan satu memain di wawuk
. Dia sudah puas, ya sudah, kan. Tinggal menungg
n." Emang dasar laki-laki tidak puas-puasnya. Raga melepaskan belatinya s
ng. Wanita ini kembali berdesah, apalagi Raga tidak berhenti mencium
anita ini sambil mengeluarkan
kui kesalahannya. Raga meremas bokong Yura, tida
i. "Aku tak akan pernah lupa se-brensek apa kamu dulu, kamu boleh menikmati tubuh, nikahi aku
seperti gigolo yang butuh uang melayani wanita ini. Usaha mengancam Y