Not time to Marriage
ini dalam umurnya ibunya seperti ini marahnya kepada dirinya, bahkan ketika dirinya membuat m
pembantu rumah tangga yang melihat sikap nyonya mereka saat itu juga ter
a denga
dengan
a bekerja saja, dan
pada pekerjaaan masing-masing, tidak ad
rnyata mereka juga mengintip dari balik jendela itu, mereka tidak menyangka kalau sepe
angkit, ini bukan gayanya untuk berdiam diri, ini buk
ar ruangan itu, segera untuk saat ini dia melewati pintu da
belah kota Jakarta dengan sadisnya dengan
oleh lelaki biru, pokonya jangan sampai nanti mereka bertemu
mahasiswa dan juga mahasiswi yang berada di tempat
hanya memberikan smirk khasnya, tidak pernah tersenyum dan bahkan tidak pernah
sekali lagi dia mencoba untuk membayangkan bagaimana waj
darah, apalagi kalau nanti wajahnya sangat jelek, mungkin dia harus segera membatalkan
g membuat dia bisa tersenyum untung sa
angat bening dan juga tebal, sekali lagi dia terlihat bingung
a selalu d
ang yang dibicarakan
saat ini banyak sekali gosip yang dia dengar walaupun secar
gerak dengan cepat, dia memutuskan untuk masuk kelas sebelum nanti semua
e kiri tetapi yang pasti dia terlihat seperti pangeran saja. Dari depan sana pikiran
a, dia juga tidak tahu mengapa sekaran
ola pergerakan yang sangat lambat, tidak ada orang yag m
ealse, mereka berpapasan sepertinya jaket yang mereka
an denga
ang meminta agar berteman mereka di tonton, t
keluar malam lagi, melihat sikap dari kedua orang tuanya membuat dia takut kalau
tidak ingin mengatakan apa-apa kepada wanita yang dia cintai itu, di
*
ada juga yang bisa di lakukan oleh Chealse, kecuali dia m
brol ibunya, sebenarnya ibunya juga tidak tahan kalau harus marahan bersama dengan a
alse sembari menun
bari menatap masih k
eperti dulu lagi?" tanya Chealse berlagak
nya terbentuk, hatinya terasa terpanggil untuk kembali lagi memeluk da
a bertanya inti kepada ibunya dan jelas saya jawaban y
u sehingga kalia
ayahmu," ucapnya pergi melewati Chea
ku baru sadar?" tang
, Mahardika tersenyum ternyata ada juga perubahan kepada putrinya, karena melihat Ch
tuk hidup bersama dengan orang yang pantas untuk hidupnya,"
meminta Nasar secara langsung kepada ayahnya, dia terlalu bodoh
an tatapan yang sedikit tenang, matanya sayup
ua saling menata