Mas Aska Kesayangan Kunti
h terpejam. Mungkin Kirana hanya bermimpi. Ia
*
nah meninggal dunia. Namun, tidak ada bukti pasti yang bisa membenarkan prasangka itu. Bisa saja Kirana beraroma bangk4i karena ia be
ataupun jin. Aska sengaja tak membuang sampah makanan di dalam rumahnya. Menurut orang-orang
gsung menghirup aroma sampah makanan basi itu dan mengernyitkan keningnya sambil t
umah. Kirana masih terbaring malas di atas sofa. Ia memutar tubuhnya dan mencoba menutupi hidu
n. Kirana beranjak dan berjalan ke dapur. Ia mendapati sampah itu berceceran di lantai. Kepala
hnya kenapa?!" jerit Kirana
bersihkannya karena Kirana tak tahan akan aroma busuk. S
coba cara yang lain," gerutu A
*
isa mengajak seseorang untuk pergi bersama. Ya, tingga
di dalam rumah!" jerit Kiran
egitu!" banta
ku bisa bersantai di rumah," uca
ala dengan tindakannya ini. Bisa saja gadis itu berpikir bahwa Aska m
ikir bahwa aku menyukainya! Aska terus memantrai Kirana.
yang kau sukai," ucap Aska. Ke tempat apa
tanda tanya. "Apa ini ganti per
an sudah melupakannya. Tak apa,
tersenyum dengan salah satu sudut
elompat di atas sofa sambil berteri
a iblis yang tertawa di dalam tubuh Aska. In
*
mereka tumpangi, Kirana terus bernyany
reta tak berkuda. Becak! Becak! Tolong antar saya!" senandung Kirana sambil menatap jendela di sebelahnya. Sedan
Entah mengapa, Aska bergidik mendengar lirik lagu itu. Kirana
bagaikan tak berhenti. Becak! Becak! Jalan hati-hati! Yeeaayyy
aik bus," b
lagu!" Kirana
mereka sendiri. Dengan begitu, Aska bisa memergoki Kirana saat ia sedang memakan bunga itu. Ya,
!!" jerit Kirana sambi
buk karena bunga ini terlalu banyak, bis
Di sini banyak ulat!! A
beku. Bukan ini
*
empat biasa orang-orang menangkap jin.
ucap Kirana me
a adalah Vampir. Dia tak tahan
teduh di bawah pohon Ketapang yang mereka diami. Nam
dia akan terbakar ji
emur. Pria itu menutup wajahnya dengan kedua t
i dan terpancar sinar matahari. "Aaak! Mas Aska!
ana tak terbakar.
lengannya yang dipenuhi pasir pantai. Dengan ce
" ucap
!" rengek Kirana dengan nada menangis. Aska mengusa
, kenapa kepala yang dius
engusap pantatmu
is. Kalang kabut Aska melihat sekitar, bisa-bisa ada ya
tidak mungkin aku mengusap
tangisan Kirana
"Ayo kita membeli es krim!" ajak Ask
r menatap gerobak es krim di pinggir panta
wa apa? Bawa lemari!" jerit Kirana sambil berlari dan bernyanyi. Pertanda bahw
Ya, tentu saja! Aku yang terlalu baik. Dia menan
rangah menatap pria yang berjualan es krim. Aska datang da
il kertas menu. Sekuat tenaga Kirana berus
Aska pada Kirana yang kini s
arik-narik baju Aska. Pria itu mulai jengkel dengan
h yang sangat dekat dengannya. Kir
. Kirana menyentuh jakun pria itu dengan jari telunjuknya. Ia melongo
tanya Kirana sambil te
imnya atau tidak
a menyembunyikan wajahnya
jerit Aska ya
meludahi es krimnya,
dannya agar Kirana bisa membi
krim yang pria itu buat,"
ngga mampu membuat Aska merinding. Aska terdiam. Itu adalah buktinya. Namun, Aska malah