icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Sandiwara Cintamu

Bab 9 Kepergianmu Saat Itu

Jumlah Kata:1864    |    Dirilis Pada: 11/06/2022

kan selamat kepada ibuku y

hari ini. Gak akan telat kah berangkat ke

yo memperburuk keadaan sela

au gitu?" Wajahnya terlihat penasara

etapi dia menolak. "Lebih baik bangunkan saja Tiyo. Kamu tahu

h bangun. Mungkin dia menyetel alarm

jika aku masuk ke sana tanpa izin. Tidak seperti sebelumnya, keluar m

k suruh ke sini. Tolong cepat, Zahra, panggil

u. Kuketuki pintu kamar tiga kali, memutar kenop pintu

penataan perabotannya masih sama. Tidak ada yang berubah. Aku belum pernah ke sana selama empat

ersenyum, melihat penampilanmu saat itu, seolah-olah tidak berniat untuk bangun

n dekat ke sisi tempat tidur. Kulepaskan bant

bit pipimu. Kamu hanya mengerang d

tapi kok rasanya bisa sampai ke hati? Dengan hanya memega

ang dan mengguncang bahumu d

apku. Kulihat matamu melebar sejenak,

ayang ...," katamu

itu, terdengar begitu nyaman di telinga. Entah ken

tal yang sebelumnya menutupi. Membangunkanmu m

i tempat tidur—di sebelahmu. Lenganmu melingkari pinggangku, dengan lembut kamu usapkan hidung k

dadamu untuk mendapatkan kekuatan, tetapi ta

e

enarikku mendekat. Kurasakan t

agi aku harus berbu

r begitu keras ketika berpikir b

kecil di leher. Kupejamkan mata pada s

o, apa yang

itiku seperti itu? Apakah kita ... apakah kita masih ... aku ingin bertany

berhenti ketika bibirmu mencapai pipiku. Kulihat melihat matamu yang

gkah mundur. "Ma ... maaf, gue ta

ngan waktu yang berbeda di New York. Ingat, di sini Indones

n karena mesum setelah itu, jadi tidak tahu

yang nyaris t

ue turun y

tamu sera

ku, tapi aku kehilangan semua sakit hati

*

nan ke Laguna. Keheningan baru pecah

an dari Pak Andre," katam

lihat siapa yang menelepo

erus kenapa tampak lebih dekat satu sama lain,

a mungkin menyadari, bahwa aku m

kamu mengatakan sebelumnya, bahwa Client baru saja m

ening, "lo bisa gak pasang Earphone d

tetapi seolah-olah hat

kan Headset jika aku bisa menyalakan pengeras suara ponsel, agar bis

erintahmu. Selain kamu adalah bosku, aku adalah satu-satunya anak kepala pela

n menjadi pacarmu? Karena ki

dapat pacar baru. Banyak yang telah

ngan suara dingin. Aku menoleh dan

memeriksa setiap menit!

carakan? Apakah aku yang dimaksud kamu

juga," katamu saat suara

? Hubungan rahasia yang kalian tidak

. Kamu menjanjikanku sesuatu, bukan? Kita tidak p

*

shb

ke Amerika untuk menuntut ilmu. Tepat setelah lulus, kamu memesan penerbangan. Namun, meminta orang tua untuk me

n, tidak ingin mengantar ke bandara dan melihat dirimu pergi.

kata Zahra pada ibumu saat kamu masih di lantai atas dan mandi. Dia tidak puny

ur di ruang tamu dan hanya dia yang menunggu. Beberapa

ia pasti minta kamu yang antar. Kenapa gak minum o

untuk berbohong ketika dapat dengan jelas

ba bilang sama Tiyo supaya dia

bakal ngizinin. Mending, ambil saja per

a tetap akan mencoba

la napas setelahnya. "Ya

ucapkan sepatah kata pun, dia memasuki kamarmu, lal

senyum yang tampak tegang. Dia m

Giman kalau gue nanti di Amerika?

hampir berbisik, dia mencega

at satu jam terakhir," katamu sambil melangkah mendekatin

da di samping lo?" katamu dengan suara

a." Dia memang akan m

i Zahra. Ejekan, kelembutan, perhatian, dan pertengkaran yang kamu buat, menggoda secara keseluruhan, Tiyo! Zahra tidak ta

ah, ketika merasakan air

yang sama ke

gue juga, Tiyo?" Zahra

u sebelum Zahra menarik diri. Dalam sekejap, dia b

ue bakal pulang buat ngeliat kelulusan lo. Lo juga harus ada di sana buat gue. Kalau git

ng di pikiran Zahra. Kamu menarik diri dari

ertanyaan di benaknya, hanya n

tindakan gue bilang dengan cukup jelas, selama beberapa tahun terakhir. Keraguan di dalam pikiran gue bakal bilang itu dengan lantang dan jelas.

tercenga

nang di matanya. "Bisa gak sih, l

mata mengalir di pipi.

n di wajahmu, selain penyesalan. Namun

ikmu sebelum me

a? Bukannya gue gak mau lo ada di sa

, lo izinkan gue gak kalau gak ikut nganter," kata

amu dengan suara sedih. Meskipun Zahra tidak bisa

mau liat lo pergi. Gue pasti bak

elakuin hal yang sama. Jadi lo di sini s

tertahan karena mendengar Pa

apa lama b

denganmu. Air mata sampai mulai terbe

baik, oke? Gue bakal kasih tau ibu buat p

wa, Zahra me

g tampak serius segera kembali. "Maaf

g lainnya di leher. Kemudian, kamu menariknya le

arkan dirinya, mengikuti bibirmu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka