icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Untuk Reina

Bab 9 9. Tentang Bahagia

Jumlah Kata:1574    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

tika bisa melihat ibunya dan Sheila kembali seperti dulu. Menghabiskan waktu bersama lagi. Seperti me

han berikan padanya saat ini. Sekalipun hatinya masih berandai-andai tentang ibuny

a menginap. Layaknya seorang anak kecil yang berkunjung ke taman bermain, Reina denga

lingkaran dengan tinggi air hanya sebatas lutut orang dewasa. Reina terlihat sangat senang apalagi villa itu berada di

nyentuh kaki jenjangnya. “Sheila pasti senang kala

sampingnya. Entah sejak kapan cowok itu berada di

perempu

punya

jagain aku kalau ada yang gangguin. Sheila jago karate, jadi kalau ada yang berani macem-ma

au ber

ku mau duduk

air untuk segera dinikmati. Riga membuka kaos dan celananya di depan Re

ngannya Reina berkata. “Riga! P

erenang pa

orno aksi,

ur

. Dia melihat Riga yang sudah berada di air. Cewek itu bernafas lega karena Riga menggunakan boxer hitam

a?” tanya Djorgi

ri kolam air hangat. “Suka om, di sini ad

kamu bisa datang

iusa

en

ang sedang menyiapkan beberapa bahan masakan untuk m

-potong papr

ong

et

elakang villa. Sementara itu Riga masih asyik menggerakan tubuhnya di dalam

an terletak di atas kursi santai. Tangannya bergerak mengeringkan rambutny

Pah?” tanya

alam saku kemejanya. “Kalau cinta itu diungkapkan, bukan dilihatin aja.” celetuk Djorgi yang me

aru kenal beberapa ha

alam cinta. Kalau suka ya langsung ungkapkan,

dulu

begi

er

i menerawang kisah cintanya dulu dengan Alexa. Bagaimana dulu dirinya hampir kehilangan Alex

ya. Djorgi memperhatikan Alexa dan Riga memperhatikan Reina. Ayah dan anak itu setipe

*

urun membuat Reina merapatkan sweeter abu-abunya. Cewek itu tengah berjalan-jal

isata itu. Keduanya hanya berjalan-jalan di sepanjang jalan, melihat-lihat penjual yang berjajar di si

si penjual seraya menyodorkan dagangan

inan kok.” timpal Reina menola

pas kedinginan,” penjual bertubuh kurus itu masih mencob

al itu nampak kecewa apalagi ketika melihat Reina yang berjalan menjauh. “Sa

arna, yaitu abu-abu. Warna kesukaanya. Setelah mendapatkan syalnya, Riga menghampiri Reina y

penjual bunga yang terlihat masih be

apa?” ta

e can

am

mm

Reina menyerahkan uang seratus ribuan pada gadis belia itu. Dengan

tempat itu. Dia menikmati aroma yang mengu

ba-tiba saja langkahnya terhenti ketika dia menyadari ada yang kurang. Ya.. sesuatu yang

, gak mungkin nyasar. Dia pasti udah hafal daerah sini, mendin

ambil memandangi bunga Lili dalam genggamannya. Begitu sampai di villa Reina langsung masuk m

nga itu di atas meja makan. Dia mengambil kertas dari atas meja kecil di s

antik untuk

anya melihat buket bunga Lili berukuran besar di atas tempat tidurnya dan juga syal rajut berwarna abu-abu. R

erkerut mengingat sesuatu. “Kekasih? Siapa?” kini terlihat bukan bagaimana daya ingat Re

s tempat tidur yang empuk, cewek itu memotret bunga itu lalu mengunggahnya ke akan Instagram mil

ja dari kamu?” tanya A

ku beli deh, terus aku dapet bunga ini dari Rig

tante bisa romantis j

an Riga belinya, kan d

amannya online. Riga pasti pesan bu

ga ya,

uk, malam ini ki

tan

bantal kecil di bawah kepalanya. Sejak kapan cowok itu berada di sana? Hal yang kini Rei

langsung terhubung dengan ruang makan dan ruang tamu, karena memang ketiga ruangan itu t

iskan bersama Riga. Mungkin benar kata Riga soal perasaan itu soal nanti. Biar waktu yang membuatnya men

a jantung yang berdetak di atas normal. Tak tahu bagaimana rasa gugup menyelimuti diri disetiap kali bertemu. Dia ha

ntu akan segera mencari perempuan itu dan mengabarkan bahwa kakaknya, Aresh sangat mencintai perempuan itu. Membayangkan raut

ar merindukan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka