icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Untuk Reina

Bab 7 7. Rindu dan Luka

Jumlah Kata:2118    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

a... ap

u betah ting

ergi? Aku ta

rus kau mero

nya engkau y

meletakan se

lu

au melihat tet

u kau seda

egitu akan aku t

lelah, bosa

MA Cendrawasih,

rang di hatinya. Lihat saja nanti, Reina pasti menang dan luka akan kalah. Reina akan meletakan

na tidak a

nang melawa

itu tersenyum, cepat atau

tertulis di sana. Sejak merasa tak ada siapapun yang sanggup mendengar keluh kesahnya, buku

dikit menundukkan kepalanya Reina melihat pada liontin kalung berbentuk ranting dengan s

da orang yang menganggap keberadaannya. Orang yang selalu bangga, tersenyum d

sengaja datang mencari Reina. Cewek itu menatap sekelilingnya. “Apa ena

an nih, ya aku di sini

aan? Inspiras

ya aku suka b

ideo baru aja diunggah sama salah satu

ga dan Tiara. Kejadian beberapa saat yang lalu. Harusnya dia menyadar

” Reina kembali menyerahkan ponsel itu pada Mia. Reina nampak sangat tak tert

eng b

at, enggak tertarik

n kamu s

sa a

eo kalian bil

aja it

n sekali menanyakan banyak hal mengenai video itu, namun Mia tahu kalau Reina

a untuk mengenal sisi lain dari seorang Reina. Mia sendiri bukan tipe orang yang terlalu ingin tahu

kamu. Kayaknya dia mau biki

di kamar mandi, ha

h

i ada film baru

non

harian di atas pangkuannya.

punya duit? Kan

lapar.” Reina meninggalkan tempat duduknya. Dia tersenyum ketika meli

ikit terganggu Reina tetap berjalan ke kantin. Begitu masuk ke kantin dirinya langsung merasa

tak menyangka akan sebegitu hebohnya. Membuang rasa kesalnya lewat hem

E

tin. Seketika murid-murid yang berada di kantin kembali he

gudang tempat cewek itu biasa menyendi

tiba-tiba? Yang di perpust

mu harus jadi pacar aku

ku engga

an na

nya mengaku kekasih Riga, jika hal itu ketahuan pura-pura rasanya pasti aka

i ke kantin y

icaraan berkepanjangan ketika mereka tahu kalau dirinya tak benar-benar berpacaran dengan Reina. Kedua ada untungnya jika di mempuny

k yang kurang pandai bergaul. Diam-diam Reina melirik Riga yang berjalan di sampingny

kalau kamu gante

Bibirnya berkedut menahan senyu

kamus kehidupan aku, kamu itu or

enggak

ayah, kedua kak Aresh, ket

O

itu b

*

h berada di sana bersiap untuk meninggalkan sekolah. “Riga tunggu,

a Riga menurunk

n, kok kamu tega

pakan fakta sat

n yang diam-diam menghangatkan hatinya. Senyuman yang tanpa disadari selal

nakan sabuk pengaman. “Akhir-akhir ini selalu bawa mobil ke sekolah. Motor kam

gga

Aku juga suka sensasinya. Waktu pertama kali naik motor kamu, aku bisa ngerasain perasaan yang bebas ka

n paha kamu ke o

a kamu udah peduli sama aku sejak awal.” cewek itu menggoda Riga. De

pegang

cium

gga

ati tawanya sendiri kemudian Reina terdiam mengingat sesuatu, ah.. dia lupa rasanya

at menangis di depan Riga, cepat-cepat Reina memalingkan pandangannya ke samping melihat jalanan lewat

mengehentikan mobilnya te

a ya, di rumah s

ur

Reina memasang wajah memelas dan menampilkan puppy eyes

li menjalankan mobilnya ke rumahnya. Hal itu tentu saja membuat

at ini Reina tidak ingin bertemu dengan ibunya dulu. Dia tidak ingin kembali mendapatkan so

. Riga berjalan mendahului Reina seakan melupakan keberadaan cew

di butiknya, mau b

k sebelum menaiki anak

p punggung cowok itu. Reina menuju dapur meng

bo

sanya min

kolah biasanya m

gelas tinggi itu. Di sisi lain bi Ina memperhatikan gerak-gerik Reina. Sebagai seorang yang su

las keluwesan Reina di dapur cukup terlihat baik

jus jeruk itu ke dalam lemari es. Lalu mengambil bebe

non Reina

eberapa bagian kecil. Bi Inah masih setia memperhatikan Reina, cara Reina memegang pisau d

sihan, gak suka kalau dipegang-pegang, tapi den Riga itu baik banget. Bibi aja kalau m

u sama bibi?” tan

ggak nanti bibi pele

buahan yang disatukan dalam sebuah mangkuk, lalu mencampurnya dengan yogurt. Diletakkannya mangkuk

a sebelah

lurus aja. Pintu paling uj

sih y

sudah cukup menunjukan kalau remaja itu cukup mandiri. Wajahnya yang terkesan imut dan manja itu berba

an. Satu ruangan di dekat tangga adalah perpustakaan pribadi milik Riga, satu ruan

! t

a kali diketuk. Riga diam melihat keberadaan

s. Matanya menjelajah kamar Riga yang sekarang menjadi kek

da dengan papan tempat tidur itu. Sedangkan seprai, selimut sampai gorden semuanya berwarna putih. Walking closet deng

dan satu pintu kayu yang Reina yakini itu adalah kamar mandi. Setelah puas melihat-lihat seisi kamar

lihat Riga yang sedang sibuk mengeluarkan buku-bukunya dari dalam

lajaran dan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Sudah menjadi kebiasaan Riga yang langsung mengerjakan tugas-tugasny

jus yang belum disentuh itu. “Minum dulu ni

a. Menatap tajam pada Reina, cowok itu mengambil gelasnya de

mengambil gelas itu dari tangan Riga dan meletakkannya

gga

au gitu ini

embali meletakan mangkuk itu yang masih menyisakan isinya. Dia mulai merasa mengantuk Reina merebahkan dirin

ina. Deru nafas yang semakin teratur menunjukan bahwa tidur cewek itu benar-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka