icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Untuk Reina

Bab 3 3. Cewek Gila

Jumlah Kata:2255    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

eluar dari rumahnya. Cewek cerewet satu itu memang selalu bangun lebih awa

in yang menerpa kulitnya. Kicau burung terdengar merdu, Reina bisa melihat burung-burung kecil ya

akhirnya dihembuskan perlahan. Aroma pagi yang begitu wangi menyamb

nnya. Senandung riang keluar dari bibir tipis Reina. Senyuman meng

nita yang berpapasan dengannya di jalan. Kedua

perumahannya. Namanya Rahmat, satpam bertubuh kurus it

ina sambil mengepalka

sama bundanya saja,

na melambaikan tangannya pada satpam tersebut. Keluar dari lingkungan perumahannya, Reina be

ng itu datang. Selang beberapa menit yang ditunggunya datang, jeep berwarna kuning itu b

pengemudi begitu Reina sudah duduk di

a Reina jenaka. “Di, aku belu

ya

ganteng.” puji Reina pad

tas milik Abdi yang berada di kursi belakang. Setelah mendapatkan tas itu d

n segala sikap konyolnya, Reina dengan kebodohannya, tapi Abdi tahu bahwa Reina

ggak?” tanya Reina disela

perlu

” Reina menaikkan kakinya agar Abdi bisa melihat sepatu bututnya. Abdi tersen

dangnya Mumu s

ol

lang sekolah lo lan

ikan uang untuk Reina secara cuma-cuma tapi, cewek itu menolak mentah-mentah. Katanya sesuatu yang diingin

ik Abdi. Buku tulisnya dia letakan di atas pangkuannya dengan diganjal oleh buku paketnya. R

n segala kekurangannya. Pelajar yang tak lepas dari kata menyontek. Anggap saja itu adalah kenak

i agar Reina berhenti menyal

di kelas, nanti aku enggak

gak sarap

u serius menyalin tugas Bahasa Inggrisnya. Sementara itu Abdi mendesah

ya, di depan ad

, aku baw

en

ya

alin Abdi fokus pada jalanan di depannya. Hal yang biasa bagi Abdi untuk mengantar dan menjemput Reina p

. Reina segera turun dari mobil sepupunya, cewek itu memperhatikan sekitarnya. Terlihat bebera

makin banyak deh.” ucap Reina samb

da satu pun yang bu

ik-cantik, apalagi junior

ahului sepupunya itu sebelum Reina semakin gencar

s kesal, tapi tentu dia tidak marah. Cewek itu kembali melangkah, namun baru

usul Riga menaiki tangga mengabaikan Abdi begitu saja. “Riga tun

oleh ke arahnya. Ingin tahu siapa pemilik suara melengking itu. Bagi yang sudah mengenal

duli. Dia terus me

engar. Cowok itu justru berjalan semakin cepat membuat Reina kewal

gu dong, ak

rid di dalam kelas itu langsung memperhatikan Reina. Menatap penuh keingintahuan. Sejak kapan ada

” tanya R

ndak menangkup satu sisi wajah Riga, tapi ta

h pegang

ku sih capek, apalagi habis naik tangga sambil lar

uar

nnya hanya diam memperhatikan gerak-gerik Reina, tanpa di duga dan tanpa di minta cewek itu menempe

ia berhasil menempelkan plester luka itu

l melepas plester itu d

*

d-muridnya menjelaskan teori tentang Sejarah. Kelopak mata Reina menutup dengan rapat. Kepalanya ber

ayutinya membuat Reina tak tahan untuk tidak memejamkan m

Reina, tapi gadis itu tak bergeming. “Na, Reina... bangun.” sekali lagi Mia berusaha membangunkan, apalagi pak A

r dari kelas

Mia semakin panik ketika melihat pak Anton yang mendekati

pak?” tanya Reina sa

i kelas say

engan pasrah Reina k

ti itu di kelas. Sampai kapan kamu kayak begitu Rein? Gak capek apa? Abdi membatin memperhatika

Sangat

sana ada dua ruangan, gudang dan tempat menyimpan properti sekolah. Biasanya di sana ada pak Mu

Suasana tenang membuatnya semakin terlena. Angin yang bertiup lembut terasa seperti usapan tangan seorang ibu ketika menyentuh kulitnya. Daun-daun kering b

t itu. Salah satu petugas kebersihan itu memang sudah mengenal Reina. Bahkan pria p

tambun pada pak Mus. Di tangan kanannya ada segelas kopi hita

a di keluarkan l

an segelas kopi untuk suaminya itu. “Ini kop

a Bu Ningsih, ibu kantin paling baik satu sekolahan. Tak lama akhirnya Bu Ningsih kembali dengan selemb

ti sebenarnya Rein

anya-tanya. Reina memang sering ke sini bua

ini anaknya baik. Suka

a suka bantuin

g terjadi pada gadis itu, tapi tetap saja sepasang suami istri itu merasa kalau hidu

menunggu bu. Sudah bel istirahat, Bu.” ucap Riga yang datang

lu.” dengan tergesa Ningsih berlari menuju kantinnya. Sementara p

ralih pada sosok gadis yang meringkuk di atas sofa b

buat tidur, ya sudah kalau

a p

kan kakinya, namun baru juga selangkah suara R

masih terpejam, tapi mulutnya kembali bergumam. “Jangan perg

lepas memperhatikan raut wajah Reina yang selalu ceria itu kini berubah

nya dirasa s

lu memeluk Rei

dua mata yang masih terpejam itu. Merasa tak tega Riga perlahan menggerak

berkali-kali karena mendapati Riga yang berada di dekatnya. Menyadari hal itu Riga langsung berdi

g. Cewek itu mengucek matanya, lalu kembal

ngapain a

uat tidur. Ini ka

n ngac

balas Reina seperti biasanya dengan wajahnya yang jenaka. Tak ada lagi raut sedih dan ketakutan seperti beberapa saat yang

kan tertipu dengan

nnya dengan Reina, cowok itu memilih pergi. Namun Reina mengikutinya

a yang melingkari lengan Riga. Merasa risih Riga mendorong kepala Reina agar tak bersandar p

a tanpa berniat melepaskan Riga. Reina memandang Riga

gga

u merasa ada yang ng

itu justru semakin mengeratkannya. Menggesek-gesekan kepalanya pada pangk

iusap-usap s

ya kali ini tak membuat Reina ketakutan. Setelah cewek itu berkunjung ke rumah

sedingin

segalak u

kan cowok itu melangkah menjauhinya. “Suka pura-pura marah begitu deh, padahal aslinya dia pasti baik. Cuma

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka