icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Untuk Reina

Untuk Reina

Penulis: Yellowflies
icon

Bab 1 1. Pertemuan Yang Buruk

Jumlah Kata:2260    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

a yang hitam dan panjang selalu tergerai sempurna. Bulu mata lentik dari lahi

hampir semua mata pelajaran. Gadis itu tidak suka menghitung, tidak suka teori yang panjang sepert

n basket sebanyak dua kali sebelum melakukan lempar cakram. Di antara mereka, Reina berada di urutan pa

iii

aruh baya berkumis tebal itu bercak pinggang menatap lurus

at di bidang olahraga.” tutur Reina yang kini berjalan di tepi lapangan. Bulir-bulir kering

nilai olahraga kam

elalu enam.” ucap Reina pasrah tapi, ucapannya itu mema

gadis itu. Mereka semua tahu bagaimana Reina yang tidak menyukai olahraga. B

enak sambil menunggu pak Darma mengabsen satu persatu sebelum maju untuk mela

lempar cakram. Siswa bertubuh tinggi tegap itu segera berdiri mengambil benda bundar terb

menampakkan otot-otot kekar cowok itu. Rambutnya yang hit

aat ini dalam kondisi berkeringat. Itu membuatnya tamb

um?” tanya Mia teman sekelas Reina. Cewek cantik ber

b Reina acuh tak acuh. Paling malas memang j

sepupunya. Sehar

r urusan tuh anak, urusan hidup aku saja banyak dan

deh.” Selor

swa bersorak untuk cowok itu. Reina mulai merasakan sesuatu mulai mendesa

let dulu ya,

tiap olahraga pasti

a kasi

lananya basah. Sangat memalukan jika dirinya harus mengompol di saat usianya sudah mengin

uti hentakkan langkah kaki Reina yang tergesa. Reina benar-b

sang di depan pintu masuk. Reina kemudian masuk ke salah satu bilik di dalam kamar mandi t

gak sampai mengompo

mun dia langsung terkejut begitu melihat seorang siswa sedang b

rggh

nahi dirinya. Sama seperti Reina siswa itu pun terkejut bukan ma

mata dengan kedua tangannya dan mundur perlahan-lahan tapi, dia m

in. Matanya yang hitam menatap Reina tajam. M

aku lihat, eh! Bukan! Aku enggak lihat

Reina melihat sesuatu. Perlahan siswa itu mendekati Reina, lalu menarik len

sanggup jika harus melihat wajah cowok itu secara langsung. Hem

Baru saja ingin melepaskan Reina, t

pintu masuk ketika melakukan sidak selama jam pelajaran berlangsung karena

tangannya dari Riga. Cewek itu mendekati guru deng

sama dia pipis bareng, Ya Tuhan! Bukan gitu Bu.” Spontan Reina m

ergi. Tak mau tahu dengan alasan yang Reina katakan. Tubuhny

a sendiri ditambah lagi sepertinya cowok bernama Riga itu tak berniat sedikit pun untuk men

enyeret langkahnya mengikuti bu Kum

*

dorong alat pel-nya maju mundur. “Bilang kalau itu kecelakaan, kita enggak ngapa-ngapain, k

r-benar kesal dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Dia menghentikan kegiatannya, tubuhnya terasa pana

berikan oleh guru mereka. Meski sebenarnya dia kesal bukan main pada Reina yang tak b

seperti sebelumnya tak menanggapi ucapan Reina. “Kayaknya kamu sungguh

yang suruh

k tak pernah lelah. Cowok itu yakin Reina pasti punya baterai

Ih, sumpah baru kali ini aku sial,” Reina menjeda kalimatnya. Dia menghentikan kegiatannya seperti sedang memikirkan sesuatu.

yang keluar dari mulut Reina. Cowok itu ingin se

tanya Riga menodongkan al

dekati Riga, cewek itu terlihat sangat antusias. “Coba ngomong sekali lagi, aku

yang berusaha menyentuhn

mannya. “Kamu bawa kendaraan enggak? Kalau bawa aku nebeng ya. Kalau sudah sore biasanya jarang ada ang

mm

tahu rumah aku?” tanya Reina membungkukkan bad

ak bicara dan terkesan sangat bodoh. Ah, Reina memang bodoh. Re

tapi setiap kali dia ingin bicara Riga selalu menatapnya dengan tatapan yang mengancam. Reina tentu saja takut dengan

atang. Laki-laki berseragam cleaning service itu memberita

ucap Pak Mus bahagia. “Kalau setiap hari ada ya

g kita yang sekolah di sini, kan bayarnya mahal. Uang bulanan yang kita kas

a itu hanya bercanda sama seperti dirinya. Laki-laki paruh baya itu cuku

r.” ucap Reina kemudian sebelum

rak ke kanan dan ke kiri mengikuti setiap gerakan langkahnya. Bib

ekerja, eh... di sini kan sudah gak ada delman. Berarti naik kopaja aja kali ya.” celoteh Reina tanpa memedulikan beberapa

empat sore, sudah bisa di pastikan tidak ada angkutan umum lewat karena memang bukan jalan utama.

Astri aku pakai buat main candy crush

dalam tas. Dia melirik ke kiri dan ke k

a adalah motor Riga. “Ayo naik

ndiri.” Katanya basa-basi,

Meskipun sebenarnya dia enggan berurusan lagi dengan Reina, tapi mel

h bilang mau neb

uk aneh seperti Reina. Cowok itu heran mengapa Reina bisa

toil

cuma be

membentak. Cowok itu menyodorkan helm untuk Re

rsama Riga dari pada harus menunggu angkutan umum yang tak pasti. Sela

tinggal di kompleks yang sama dengan Reina, hanya berbeda blok saja. Motor be

tiang penghalang yang menutupi jalan masuk. “Wah,

kaca helmnya

na. Bapak kir

a Pak, mau

menjadi hijau ketika tiang penghalang itu terbuka, dan akan

elambat begitu mendekati rumah cewek cerewet itu. Riga menghenti

inggal di sini juga?” tanya Reina begitu turun dari m

mm

lok b

bel

r rumah kamu berapa ka

k u

ina gemas sendiri. Ingin sekali rasanya cewek itu menarik pipi Riga sampa

u

kaget, bahkan satpam rumahnya pun keluar mendenga

erima kasih karena aku sudah mengantar aku

eina, Riga langsung menjalankan motornya menin

il Riga selalu menjaga jarak dengan orang-orang di sekitarnya. Dulu bahkan

esal telah berbaik hati mengantar Reina pulang. Mulai detik itu juga dia akan menjauhka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka