icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Senyum Itu Luka

Senyum Itu Luka

icon

Bab 1 Bertemu

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

na!” Sebuah cambukkan m

ng banyak, bu

a rasakan dari tangan seorang

engan wajah tertunduk dan

dengan kencang, sehingga sang Anak sulit mengambil napas. “Lo, i

. Tak bisa berbuat apa-apa saat anak

uat untuknya. Untung saja sang Ayah hanya melakukan penyiksaan itu

"Awas, kalau gue lihat lo lagi ma

ngguk pelan.

e butuh buat m

ak ada u

aknya. Menemukan selembar uang pecahan lima pul

"Jangan, Yah. Itu buat beli obat Ibu hari ini." Tangannya berus

gung Kamila, lalu pergi dengan m

di kursi roda karena lumpuh. Ia berusaha kuat. Menahan semu

ar dari netra Bu Lesti berubah menjadi deras. Setiap hari penyiksa

gung sudah bukan hal luar biasa. Bahk

enyentuh pucuk kepala sang Anak. "Nak, kalau kamu nggak ku

g basah karena air mata. "Aku nggak mungkin tinggalin, Ibu. Sampai kapan pun, aku bakal ada di sisi Ibu.

ka dan berjuang sendiri. Lelahnya bekerja dan belajar tidak dapat samb

"Ibu, berdoa semoga hidupmu kelak bahagia. Bisa bertemu laki-laki bai

h sendunya di pangkuan sang Ibu. Melepas jerit

. Kuliah, bekerja di minimarket sampai jam dela

n pukulan dari sang Ayah yang baru sa

ji yang berada di meja. Pasalnya, ia tidak meli

i terpaksa harus berhenti. Ia keluar kamar, mengayunkan langkah k

kata K

, tetapi ayahnya lebih dahulu menangka

ah. Sorot matanya tajam dan penuh kemarahan. "Dasar, Anak N

kepalanya membentur tembok.

Kamila. Menarik kembali lengan kiri anak gadisny

Rasanya sulit seka

Yah," ja

g Kamila ke tembok. Mengamuk tak jela

ati. Dinikmati Kamila sebagai sarapan

ar untuk menyelesaikan kegiatannya s

mandangi wajah Beliau dengan sangat lekat. "Bu, Kamila be

lam. Hati-hati

tidak seberapa. Hanya saja saat ini pekerjaan tersebut yang bisa ia

. Menapaki jalanan kampung. Ya, dia hanya gadi

r delapan menit saja. Dari sanalah ia akan menaiki ang

alan dengan tenang ke arah jalan raya. Hanya tinggal s

erlu menunggu kembali dengan sabar. Angkutan umu

ggak telat,"

netra Kamila melihat, ia mundur cepat ke belakang untuk menghindari tab

Ia berlarian menghampiri. Melihat ke

nyadarkan. Tak ada reaksi. Kamila melihar

angkutan umum yang lewat. S

a nggak sadar," kata

aja, Mbak. Saya yang

buh lelaki muda itu ke dalam angkut

Ia tak mengenal siapa lelaki ini. Namun, ras

tak mungkin meninggalkannya begitu saja. Sebab, pihak rumah sakit belum mengetahui keluar

an Unit Gawat Darurat. Sudah sadar juga

ke sini? Terima kas

uk pelan. "Iya,

ri Kamila. Wajah Kamila memikatnya pada pandangan pe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Bertemu2 Bab 2 Berlandaskan Cinta3 Bab 3 Garis Dua4 Bab 4 Terusir5 Bab 5 Dia pergi6 Bab 6 Berubah lebih baik7 Bab 7 Irawan8 Bab 8 Membuat Janji9 Bab 9 Bersatu karena kejadian kesalahpahaman.10 Bab 10 Rumah Arga11 Bab 11 Pukulan dari Irawan12 Bab 12 Cika bingung13 Bab 13 Soal Arga14 Bab 14 Danis tak percaya 15 Bab 15 Tentang nama panggilan16 Bab 16 Cika bertemu Arga17 Bab 17 Dijemput Arga18 Bab 18 Danis datang ke rumah19 Bab 19 Salat Subuh20 Bab 20 Ayo, lakukan! 21 Bab 21 Mengantarkan kue ke kantor22 Bab 22 Makan siang bersama23 Bab 23 Supermarket24 Bab 24 Arga sakit25 Bab 25 Arga diinfus26 Bab 26 Makan di kantin27 Bab 27 Bertemu Dirga lagi28 Bab 28 Jangan terlalu egois29 Bab 29 Irawan terluka30 Bab 30 Tendangan maut31 Bab 31 Kamila mengomel32 Bab 32 Perjalanan keluar kota33 Bab 33 Menemui pak Angga34 Bab 34 Rendi datang ke toko35 Bab 35 Menginap di hotel36 Bab 36 Jangan terlalu pedas37 Bab 37 Bertemu Dirga38 Bab 38 Pemakaman 39 Bab 39 Perlakuan Arga yang beda40 Bab 40 Tasya41 Bab 41 Kamila mengigau42 Bab 42 Oleh-oleh43 Bab 43 Wanita yang pernah ditiduri44 Bab 44 Ungkapan Irawan45 Bab 45 Arga khawatir46 Bab 46 Cup cake laku47 Bab 47 Rahasia 48 Bab 48 Canggung49 Bab 49 Pelukan Arga50 Bab 50 Arga kesal51 Bab 51 Arga memergoki Kamila52 Bab 52 Rendi bertengkar53 Bab 53 Dirga jujur54 Bab 54 Ke butik55 Bab 55 Sah di mata negara56 Bab 56 Pesta pernikahan57 Bab 57 Pesta usai58 Bab 58 Rambut Arga basah59 Bab 59 Kamila pergi bermain60 Bab 60 Gara-gara mie instan61 Bab 61 Kedatangan Dirga ke toko62 Bab 62 Danis mengantarkan Cika63 Bab 63 Kamila datang ke kantor Dirga64 Bab 64 Kamila datang ke kantor Arga65 Bab 65 Manjanya Arga66 Bab 66 Mengantarkan kopi67 Bab 67 Irawan menyaksikan68 Bab 68 Irawan ke kantor Arga69 Bab 69 Tasya pobia70 Bab 70 Dirga dan Arga71 Bab 71 Arga merajuk72 Bab 72 Irawan bertanya.73 Bab 73 Pembicaraan Danis dan Rendi74 Bab 74 Danis menolong Cika75 Bab 75 Membuat pesanan76 Bab 76 Cake untuk atasan77 Bab 77 Satu jam sebelumnya78 Bab 78 Rania dan kamila79 Bab 79 Penunggu pohon mangga tetangga sebelah80 Bab 80 Dinas keluar kota81 Bab 81 Segelintir kisah di balik keluarga cemara82 Bab 82 Nasi kucing83 Bab 83 Pengakuan dua belah pihak84 Bab 84 Jangan tersenyum85 Bab 85 Arga pulang86 Bab 86 Bertengkar87 Bab 87 Bertemu Silvi lagi88 Bab 88 Dirga datang ke toko89 Bab 89 Melamar pekerjaan90 Bab 90 Kamila jujur91 Bab 91 Dirga menabrak orang92 Bab 92 Kecupan dari Kamila93 Bab 93 Hari pertama Irawan94 Bab 94 Mengantar Rianti makan95 Bab 95 Kamila memergoki Arga96 Bab 96 Arga tahu97 Bab 97 Arga dan Dirga berkelahi98 Bab 98 Arga meminta anak99 Bab 99 Rendi marah100 Bab 100 Meeting