Pesan mesra Di Ponsel Suamiku
luhan menit kemudian mobil milik Maya berhenti di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi.
alik pintu gerbang. Maya menurunkan kaca mobil hingga akhirnya satpam itu bisa melihat wajah Maya. Maya meminta orang itu untuk membuka pintu
rumah yang terlihat begitu megah. Rumah yang bergaya modern, berlantai tiga dan berwarna putih. Ada banyak bunga-bunga yang be
kan?" tanya Maya k
ni jatuh ke tangan Mas Yoga dan dinikmati oleh mereka berdua.
uka tas yang kubawa guna memastikan jika surat-surat yang berupa sertifikat rumah sertifikat, se
Maya setelah ia pun mel
menekannya, lalu mendorong pintu tersebut sehing
an, menapaki teras ruma
ing pintu, hingga beberapa menit
akan daster bermotif bunga, berwarna coklat dan rambut yang digelung
ak Chandra. Kebetulan tadi
gilkan Tuan dulu," ucap perempuan paruh baya i
erapa langkah, kedua netraku langsung disuguhi oleh nuansa ruang tamu yang terlihat begitu mewah. Guci
panjang perbincangan kami, yang aku tangkap adalah jika Pak Chandra adalah sosok pr
dengan tinggi tubuh kutafsir sekitar seratus enam puluh centi meter dengan tubuh bisa
ia yang ingin kutemui adalah sosok lelaki gagah, tampan dan juga
ucap lelaki itu sembari me
," jawab Maya semba
ng hingga membuat wanita secantik dan sesibuk dir
tebal itu. Akan tetapi aku menahan kuat-kuat agar kedua sudut bibir ini
nyum canggung lalu
i, Pak
tua banget. Panggil saja Mas atau Om juga
ungku untuk menutupi bibir yang berget
t, ia seenak jidatnya merayu perempuan.
stri, hartanya saja melimpah. Setidaknya ada sesuatu yang bi
Eh, Om, ma
ngar. Lanjutkan, apa yan
gin menggadaikan rumah, re
beralih ke arahku. Aku mengan
rat-sur
enolehkan kepalanya ke arah
ya," ucap Maya dengan n
ubawa, lalu mengeluarkan surat-
ertanya kenapa aku melakukan ini, salah satunya karena aku ingin mengambil semua
epat. Apalagi semua aset itu atas nama Mas Yoga. Tentu aku yang akan kesulitan jika menjual tanpa sepengetahuan Mas Yoga. D
wa semuanya. Kejutan nanti sebagai hadiah untuk mereka berdua. Apa aku salah melakukan itu? Aku hanya
membalas rasa sakit hatiku. Terlebih Mas Yoga bersama selingkuhannya itu berniat untuk menyingki
pi setelah mendengarkan ucapan Mas Yoga semalam, membuat te
lakukan ini.
di atas meja. Pak Chandra pun mengangkat tubuhnya l
lembaran kertas. Hingga tak berselang lama, pandangan Pak Chandra
rasetyo Wiro Utom
ala sebagai jawaban p
u diterima, yakni aku harus membawa suami. Sebab, menjaminkan sesuatu
Chandra sembari menatapku. Karena aku mengetahui arti tatapannya, cepat aku memasang ra
lau suami saya sedang sekarat di rumah sakit, Pak?" ucapk
lau tanpa sepengetahuan pasa
Ayo! Maksimalka
sedang bermesraan dengan perempuan lain. Aku terus membayan
benakku. Membayangkan betapa sedihnya kedua orangtuaku saat mengetahui hancur
Chandra. Seketika aku mengangkat kepalaku sa
aku tak berhasil menjalankan rencana pertamaku. Jika aku gag
akit, Pak. Saya membutuhkan uang buat berobat suami s
. mudahkanla
ring buliran bening yang mulai menggenang
e
dari sudut mataku, hingga men
lagi saya meminta tolong ...." Ak
suami saya saat ini ada di tangan Bap
i. Apalagi semua aset-aset atas nama suam
lalu bersimpuh di bawah lelaki yang sed
berderai dengan begitu hebatnya. Aku mengangka
membutuhkan u-uang. Darimana saya bisa mendapatkan uang kalau Bapak nggak mau mem
an suara isak tangis. Wajah itu terlihat bimbang, terbukti
tindakan operasi. Saya mohon, Pak .... saya mohon. Tidak mungkin
ba. Kali ini aku
luarkan suara isak tangis. Aku menurunkan kedua tangan
u dengan begitu lirih dengan
moho
kamu sa
endongakkan
empedu dan jug
i setan jika ucapanku merupakan sebuah untaian doa. Aku malah bersyu
g yang kamu
ratus juta
hat sedang memiki
rjanjian yang sudah saya buat. Saya ambilka
Chandra bangkit dari tempat duduknya la
e arah Maya dan kami pu