Pesan mesra Di Ponsel Suamiku
e mana, Mas? Dan sepertinya aku tadi melihat ada seseorang yang d
n denganku. Mungkin ia tak ingin jika aku melihat kegugupannya. Baru pertanyaan beg
rsenyu
as
nya sedang menyembunyikan kegugupannya. Akan tetapi, a
deh," ucapku dengan nada setenang mungkin, akan tetap
" Mas Yoga be
ungkukkan tubuhnya lebih dalam yang sepertinya sudah menyadari kehadiranku saat baru saja aku membuka pintu. Andai kata aku tak mengetahui saa
h sekali hingga salah lihat seperti itu," ucap Mas Yoga sembari terkekeh
n di dalam mobil. Aku masih ingat dia kayaknya pakai dress tanpa
memucat saat aku mengatakan pakaia
dalam mobil. Apalagi bagian dalam mobil lampunya mati. Mana
angan-jangan kamu tadi bawa orang mau ke rumah ini ya, Mas
, menandakan jika saat ini di
kit dari bibir ranjang, setelahnya aku
mau ke mana
kahku hingga akhirnya i
Yuk kita makan," ucap Mas Yoga yang sepertiny
nku, hingga membuat lan
ucap Mas Yoga masih dengan
h itu aku bikinkan makanan.
u melangkah ke luar rumah. Tak kupedulikan Mas Yoga yang terus mengikutiku,
ni dia sangat ke
a akhirnya kedua kaki tel
u mobil, setelahnya aku menolehkan kepala ke arahnya. Wajah itu se
u mobil, saat ingin me
ang
bil itu. Akan tetapi tak kuda
a penjuru, ingin mencari keber
udah keluar dari
nolehkan kepala ke arah kiri dan kanan, na
mbuskan na
ah. Saat kedua netra ini, terlihat dengan jelas seraut wajah itu ta
apun di sana, gendang telingaku nenangkap Mas Yoga sedang menghem
ap Mas Yoga setelah aku menghe
u tanpa alasan seperti itu?!" uc
rah ketika posisinya sudah terhi
Apalagi kamu pemilik rumah makan. Siapa tahu kan ada s
ti di atas kedua pundakku. Sejenak, kedua telapak tangan itu merem
tahu, itu sama saja kalau kamu tidak percaya denganku! Aku nggak su
yang berusaha mendekati suami orang, Mas
u menghembuskan napas berat sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah-o
dan berpikir kalau aku seperti itu, maka jangan salahkan aku jika aku benar-benar seli
anya bisa tersenyum kecut. Lelaki itu marah kar
berpikir buruk kalau kamu tak mau keburukanlah yang terjadi! Jika kau
mendengarkan ucapan lelaki itu. Dengan tak
ali kucaci maki lelaki itu, membenturkan kepalanya ke tembok,
telah kami cari berdua. Tentu saja dengan cara yang bisa dibilang licik. Biar saja kali ini aku berpura-pur
li aku mengedarkan pandang ke segala penjuru. Memasti
elangkah masuk ke dalam rumah. Tujuan utamaku adal
memainkan ponselnya. Mungkin ia menghubungi sang kekasih pujaan hatinya. Mungkin ia khawa
naik ke ranjang, meletakkan ponsel yang tadi ia genggam ke bawah bantal. Setela
ebikkan
ng lalu menjejakkan kaki ini ke tubuh lelaki tak tahu diri itu. Ingin sekali kubeka
, berharap mampu kembali meno
u di bibir ranjang, di t
maafka
ng raut wajah penuh
as berat sembari mengubah
ih pungg
hingga akhirnya pikiran buruk itu terlintas dalam otakku, Mas. Aku jadi mencurigai kamu." Aku berbicar
Yoga sembari menyingkirkan
ar. Aku masa
tuduhan dan pikiran burukmu itu!" Mas
itu, pasti saat ini aku sedang menghib
r, Mas Yoga kembali mengubah posisinya. Memunggungiku. Aku tersenyum samar. Untung saja dia
sesak yang menyeruak saat memikirkan nasib rumah
ung di dinding. Hari sudah larut malam. Hingga
*
edua mataku. Berharap mampu segera mengumpulkan kesadaranku. Keningku berkerut tajam
aku melirik ke arah jarum jam. Ternyat
terbuka, aku bisa melihat tubuh Mas Yoga sedang berdiri di balik pintu
aku bisa mendengar ucapan demi ucapan yang dil
an memilih kamu, Sayang. Tapi semua butuh waktu,