Pesan mesra Di Ponsel Suamiku
n lupa kalau kamu udah janji untuk datang ke sini. Jangan lama-lama,
erdetak. Apalagi pesan tersebut diakhiri oleh rentetan emoticon bergambar l
eri nama Mutia di ponsel suamiku. Siapakah Mutia
pa menit yang lalu, sebab Mas Yoga– suamiku– belum sempat membuka pesan tersebu
semakin aku berusaha keras mengingatnya, aku tak kunjung menemukannya juga. Aku hapal betul
s sia
imkan pesan mesra
laku. Entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yan
genggamanku itu tiba-tiba bergetar. Ada pang
pas panjang, sejenak aku melirik ke arah pintu kamar man
artinya Mas Yoga belum selesai melakukan ritual mandinya. Dengan cepat aku m
" Terdengar dengan jelas suara perempuan dari seberang sana. Nada suaranya terdengar begitu
ku tak menjawab uca
sini. Aku nggak mau menunggu terlalu lama. Oh, ya ... karena satu minggu lagi ulang tahun kamu, dan kebet
li kumaki perempuan itu. Aku yakin, dia tak salah nomor. Se
dan dia pun juga mengatakan jika butik it
ya terjadi? Siapa sosok perempua
, Tuh
up ya, m
i telingaku, menatap layar ponsel yang baru saja kembali berdering karena
ama, atau aku
pipih itu, meluapkan rasa ge
asukkan ponsel itu ke dalam tas kerja suamiku. Setelahnya aku bergegas kembali dud
r protektif pada pasangan. Bahkan selama ini aku masih
ng yang termasuk privasi milik suamiku itu. Aku hanya memb
mengambil ponsel itu, hanya saja, ponsel milik Mas Yoga terus berdering. Saat aku abaikan hingga panggilan itu t
njadi menggebu-gebu. Memang, insti
nggilan dari seorang perempuan dengan nada yang begitu m
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, me
a beberapa kali lalu menghela napas panjang. Aku terlalu terhanyut dalam pikiranku, hingga tak sad
hasil menguasai diriku dan sedikit
ratkan tubuhnya di bibi
a Mas Yoga sembari menempelkan
an Mas Yoga, lalu berucap, "enggak, Mas. Aku baik-
i berdiri di depan kamu, kamu tid
pengen sekali menjenguk mereka, Mas
eka sakit atau kenapa-napa," lanjutku
jahku, lalu mengangkatnya hingga pada
esok pagi-pagi Mas a
kembali berdering. Secepat kilat lelaki itu langsung melepaskan bingkaian tangannya lalu bangkit dari t
Cepat aku membuang pandang ke arah lain saat lelaki
kembali aku menatap seraut wajah yang saat ini tiba-tiba terlihat berbinar itu.
g dikirimkan oleh Mutia itu. Sepersekian detik kemudi
e tempat semula. Lelaki itu kembali berjalan mend
n .
pa, M
ajak kerja sama dan mumpung dia ada di sin
pa,
," ucap Mas Yog
ma, jual beli motor bekas.
bertemu saat kelas satu smp, hingga persahabatan mereka berjalan sampai saat ini. Akan tetapi
h yang saat ini
malam,
yang menggantung di dinding. Jarum
ng di rumah sembari membersihkan tubuhnya. Nanti kalau jarum jam sudah
memiliki satu rumah makan dan bersyukurnya, kami sudah memiliki tiga orang karyawa
umlah kami sudah begitu lama
gulas s
pi siang ini bolehkah aku perg
las di wajah yang berkumis tipis itu. Kedua sudu
ariku. Apalagi aku mengatakan jika aku akan pergi ke
a. Tentu aku akan menginap yang pastinya
udah ada janji. Gimana
ersen
pulang sendiri. Aku kan perempuan pemb
pi
ik sepeda motor. Tapi maaf ya, Rena harus menginap di s
anggukkan kepalanya sembari
k apa-apa
a, Mas. Kamu
Bapak dan
ap-siap dulu ya,"
ukkan kepalanya. Bergegas
, Mas. Mungkin besok Re
lalu menciumnya punggung
ana, jangan lupa kasih kabar," ucap Mas
tor maticku. Aku melambaikan tanganku ke arah Mas Yoga yang saat ini berdiri d
h menempuh jarak beberapa meter, aku mengeluarkan
leh Mutia. Setelah beberapa detik menunggu, ponsel itu berhasil menemukan alamat ya