Ratu Tak Akan Jadi Babu
u kami. Aku sangat bahagia dan langsung membeli beberapa bah
anya Mas Azka, ia memelukku dari be
gat, Mas Azka mengangguk lalu membantuku mengupas bawang. Aku m
i kamu...." lagu yang mewa
h bawang yang sudah dikupasnya di mangkuk dan menyerahkann
jenak. Aku mengerti, dan tahu pasti dia memikirkan Ibunya. Ibunya juga sangat suka dengan oseng kangkung buatanku, walaupun kadang mengomel dan mengoceh menga
buat Ibu juga," ucapku lembut, Mas Azka terperangah men
aku heran, ia meme
i lagi sama Ibu," ucapnya malu,
ta yang akan menjadi Ibu, mana mungkin aku membiarkan seorang anak
an Ayu ya," lanjutku lagi, Mas Azka hanya mengangguk, ku lihat matanya berbinar bahagia. Padahal selama ini tak pernah sekalipun aku melarangnya untuk memb
ang untuk dibawa Mas Azka ke rumah Ibunya. Mas Azka berpamitan padak
*
tua yang sudah melahirkan dan membesarkan aku dengan penuh kasih sayang, sudah lama aku tak bisa pulang kampung
aku menangis dalam pelukan mama, m
alim pada kedua orang tuaku. Mas Azka memang sangat menghargai keluargaku, karena dia merasa
sudah ku bersihkan. Kami makan lalu mengobrol santai di ruang tengah. Banyak yang diobrolkan terutam
ama ke kamar, lalu menyuruh
ku menyusul Mas Azka ke kamar, kul
Aku menghampiri Mas Azka
pasti ada sesuatu, Mas Azka memang terlihat murung setelah pulang dari rumah Ibunya, tapi aku
*
arena masih sangat rindu rasanya, tapi aku tak bisa menahan mereka. karena Papa dan Mama punya tanggung
bosan dan berencana untuk membawakan bekal makan siang untuk
mis berwarna biru malam, lalu memakai jilbab berwarna
sa menutupinya. tendangan si dede pun semakin terasa, dan kadang membuatku geli s
or Mas Azka yang sudah jarang digunakan, kare
t sibuk, dia tidak me
Azka terlihat terkejut melihat kedatanganku,
kangen?" jawabnya senang, Ia bangun dan memelukk
" ucapku sembari menjauhkan dir
ku, dan Mas Azka mengangguk
a terlihat sangat senang lalu duduk sambil menggulung lengan bajunya, ia makan dengan lahapnya, sesekali dia
pulang. tapi Mas Azka melarangku. Ia menyu
pku bingung, karena memang aku
g anterin," jawab Mas Azka, aku mengangguk dan kem
*
tanyaku sembari merebahkan diri di samping Ma
on Ari dulu," jawab Mas Azka, ia mengambil
" tanya Mas Azka, sejenak ia terdi
ya Ri, maaf merepotkan. Assalamualaikum," ucap Mas Azk
lah?" tanyaku penasar
sama Kak Lastri Ra,"
ahku, mau apa sih mereka. Kena
i bertanya untuk memastikan, be
atang dan bilang motor itu mau dipinjam dan sudah izin sama kita, karena Kak
ara kak Lastri yang seenaknya gitu. Itu motor kita, wajib hukumnya dia meminta izin kita sebelum meminjam bahkan m
or itu," ucapku kesal, aku menarik selimut dan membelakanginya. sungguh sangat em
*
suamiku, tapi aku masih enggan berbicara padanya. Aku kesal karena Mas A
alaikum," ucapnya lembut, aku menc
mengambil motorku yang diambi
, sudah berbulan-bulan aku tak
Ibu datar, ia keluar d
menyuruhku masuk saja tidak. Beginikah orang yang h
k Lastri tanpa izin kemarin." Aku langsung pada pokok pembicaraan k
motor Azka, anak saya!" jawab Ibu kasar, a
ahu sekarang Mas Azka sudah diangkat menjadi Direktur di perusahaannya?" t
ng ajar ya!" Ibu
an? Jadi gak ada benernya," jawabku lagi, aku memainkan tanganku,
harap untuk membawanya pulang," ucap Ibu dengan tamp
si untuk Kak Lastri, karena dia mengambil motor itu tanpa izin dari kami." Aku berlalu meninggalkan rumah ibu, panas rasanya hatiku. Kenapa me
h sore dari biasanya dan hari ini wajah
aku mencium tangan
ong," ucap Mas Azka, ia meny
u duduk tepat di
atar, ternyata mukanya tak enak dili
r kita," aku menjaw
a dengan nada dingin yang membuatku sedikit terkejut, semenjak dari
Ayra dah bilang kan, Ayra gak suka caranya Kak Lastri yang
ku! Dan kamu harus mencoba menghormati dia, aku nggak pernah ya Dek nggak sopan
yang baik Mas, tapi Ibu..." belum selesai ak
hal kamu juga melakukan hal yang sama pada Ibu, bisa nggak sih kamu ngala
an dan nuduh aku cari masalah? Padaha
Ku tinggalkan ia berlalu menuju kamar, ku banting pintu dengan keras lalu
, tangisku pecah namun aku berusaha menahan agar tak ada suara