Ratu Tak Akan Jadi Babu
kami, aku bersiap dengan memakai setelan gamis dan hijab berwana Army. Setel
n rumah banyak," ucap Ibu, membuat langkahku harus terhe
a ada urusan," sahutku, sa
in buat keluar?" Ibu kembali
halus, kemudian mengambil sepatu dari rak
alau kamu mau keluar kamu izin sama saya bukan sama Azka." Kali ini suara Ibu mulai melen
, walaupun ketika mereka berkumpul bersama Ibu, Ibu selalu menjelek-jelekkanku, tapi mereka seperti hanya mendenga
n kembali masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaian dengan daster rum
ucapku penuh sayang, sembari mengusap
tanda ada pan
rang sana, rupanya telepon dari Kakakku
Aku menjawab salamnya dengan sangat sema
nya, kirimin ya," jawab A Rafi tak kalah semangat, senyumku memudar, aku memang sangat merindukan mereka, tapi
mematikan telepon segera ku kirimkan Alamat rumah kepada A Rafi,
BMW ke rumah. Tapi Ayra taku
ku keluar dan mencari Ibu Mertuaku,
fokus menonton TV menoleh sebentar pad
yak kalau hujan siapa yang angkat." Ibu menjaw
r kesini," jawabku lemah, Ibu tampak acuh sambil menga
amu jauh layani aja dengan baik," jawabny
mpan dalam kulkas, terus ada pisang goreng dalam lemari, it
suguhkan Teh dan Pisang goreng sisa kemarin, padahal jika pun harus memberikan yang baru
n mengambil HP ku, ternyata
i Mas belikan cemilan ya Dek, kalau ibu nyuruh angetin makan
lalu tau apa yang aku risaukan. Sebelum aku mengat
masuk lagi, tern
a sekarang Aa mau temenin Kak Tari dulu ke kondangan temennya dan
sangat memperhatikanku. Entah kenapa keluarga s
gak pengen apa-apa. Fii amanil
pertinya sudah mulai kering, aku harus bisa membuat Ibu Mertuaku senang aga
*
bak asin dan manis untuk keluargaku yang datang, dia membawa 2 bungkus.
tu dan memeluk mereka bergantian, kupersilahkan mereka masuk dan ku suguhkan teh
kali melirik ke arah pintu tengah. Aku mulai merasa tak enak, karena me
ka tadi, Ibu melihat Mas Azka m
ada, biar kering dapur gak akan belanja." Ibu nyeletuk dengan kasarnya, pad
juga nggak tiap hari datang ke rumah kita," jawab Mas Azka halus, ia
k usah sok-sokan menganggap ini rumah kalian," jawab Ibu yang seng
ang begitu sabar menghadapi kebencian dari I
uk tamu dan untuk orang rumah lalu
i membuyarkan lamunank
ku lembut, aku terpaksa berbohong, namun ternyata Ibu keluar deng
bu kemudian berlalu pergi begitu saja
u menatap sedih pada A Rafi dan Kak Tari,
ari mengalihkan pembicaraan menghil
A,"jawabku sembari
ak mabok Dek?" tany
jawabku bersemangat, kami lalu melanjutkan obrolan. Tanpa terasa hari semakin
dipendam sendiri, oke?" Aku mengangguk dan merasakan air mata
lam untuk orang tuaku. Tak terasa mereka sudah men
?" Mas Azka membuatku kembali tersenyum, aku mengangguk dan segera
ji akan selalu ada di samping Mas Azka, Ayra nggak akan biarin Mas Azka ngejalanin semua rasa sakit dan sulit hidu
miku, Mas Azka Rayhan Afif