Pernikahan Kontrak Presdir Kejam
hal itu. Beruntung kecelakaan maut itu tidak membunuhmu, Hah ...." Senyum pahit tersungging di bibirnya, seraya menggelengka
itkannya bagi seorang wanita. Aku amat sangat bisa merasakan betapa sakitnya itu. Andai saja aku diberi, setidaknya kesempatan menemuinya, akan
pedih melihat rasa sakit di mata sobatnya. D
wanita yang telah lama kamu cari. Aku akan berterimakasih padanya. Karena jika bukan karena dia, aku akan
mengumpulkan keberanian untuk mengakui perasaanku. Hanya sterseny
a pun karena cintanya sudah terikat pada wanita yang tak dikenal ini. Sebaliknya, Derren hidup bahagia dengan pacarnya Sasha, Mereka dikenal pasangan paling serasi d
Tring ..
tu panggilan dari vila. Derren sedikit men
arah saat di telepon tadi." Mariam, kepala pelayan vila, berkata dengan cema
alam-dalam. Rautnya mengerut tidak
sini. Dia lebih sering tinggal di a
gkal hidungnya. Wanita ini bena
aku kesana
rmaksud pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun namu
arus pergi menemui kakek." D
ga ingin menemui kakek." Isaac
bahunya. "Lain kali, aku akan mengundangmu makan ma
ngguk. "Oke
ye
ngan Isaac, Derren
nya sebulan yang lalu. Derren membeku di ambang pintu saat pandangannya jatuh di senyum wanita itu. Derren tidak tahu ternyata wanita
ayra juga tidak dapat disisihkan begitu saja, proporsinya polos dan terlihat murni. Dia cantik dengan apa adanya. Derren sama s
lentik ketika dia berkedip. Bibir tipis m
sehingga dia sadar ada suara ya
a masih inga
Ditatapnya kakeknya itu lalu mendekatinya, semba
rinya pel
i, "Dasar anak nakal ... kenapa kamu tidak ke mansio
kok. Tiba-tiba, seorang klien mengadakan meeting di bar. Tentu aku ke sana menemuinya. Kupikir itu akan cepat berakhir, tetapi meet
pis di wajahnya. Solomon ikut menoleh d
tak mata dengan Derren. Dipaksakan mata itu berpind
dengar ini. Dia marah sejak tadi malam berpikir bahwa Derren
makan sekarang. Aku akan meminta M
ra membuyarka
angguk dan b
dak tinggal lama setelah makan malam, Nayra mengira Derren juga akan pergi, tetapi ya
Apakah dia berencana u
jadi tadi malam. Pipi Nayra rasanya terbakar. Dirinya ragu apakah akan ke kamar atau ti
saya akan
setelah mend
tika Mariam pergi. Nayra kembali diselimuti keraguan yang
s dalam-dalam, berjalan ke lemari, dengan posisi kepala tertunduk. Derren dengan ekor matanya melirik sosok ramping itu s
akkan tangan di depan dada. Nayra menarik dan menghembuskan napas dalam-dalam seolah-olah mencob
ayra bertanya suatu hal padanya namun tidak dapat mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara. Alhasil, Nayra h
elum selesa
irinya sontak menatap ke bawah pada jari-ja
ini." Nayra perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Derren. "Apakah kamu lupa syarat dan ketentuan kontrak y
digenggamnya piyamanya di kedu
pan." Nayra akhirnya mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara.
ayra itu. Walau begitu, itu tidak menyurutkan ucapan kejam dan dingin keluar dari mu
ak percaya. Bagaimana bisa pria di hadalannya m
kamu tidak diizinkan sampai menginap di
h wibawa dan dingin. Cukup memaksa pihak l
at. Matanya perih, tanda air mata bersiap meluncur, n
sini mulai malam ini untuk m
ntuk tinggal di sini, di vila ini. Nayra amat sangat jelas mengingat Derren pernah m
ang apa ya
melihat Nayra lagi dan lagi. Bukankah Derren akan semakin jijik? Na
napas kecewa mel
kamu men
ku ... Uh ..." Mata Nayra berotasi menatap tidak pasti ruangan itu. Selain
'Apakah wanita ini gila? Kenapa dia bertingka
r tamu." Nayra bergegas ke lemari seg
api pada akhirnya, dia hanya berd
nya terpaku pada langit-langit seraya merasakan detak jantungnya tak stabil. Entah kenapa Nayra menjadi sangat cemas dan gugup, saat beberapa menit lalu dirinya begitu dekat dengan Derren. Nayra cemas ba