TERPERANGKAP GAIRAH CINTA SATU MALAM
ngnya ikut terguncang-guncang, membuat tampilan dirinya di panggilan grup call terlihat tidak jel
n anggun yang dibuat-dibuat. "Akhirnya ku
atau senang bisa ketemu Gera
melihat kamera handphone. Dia mencoba menghimpun kembali senyumnya yang tak
ikin aku lebih senang?"
r kedua bola matanya.
Adele terkesan meremehkan, dia tahu,
hut pertanyaan Shopie. Membuat gadis
pie berusaha mengelak. Meski, ha
ank." Jari telunjuk Adele terlihat menunjuk-nunjuk di layar. Matanya terlihat melotot, w
h bicara sama
ree
rnya menelpon mereka karena hal ini. Liana dan Adele selalu me
dak akan menanyaka
alam ini, Bab
traktik,"
dan Adele beru
menghempaskan dirinya ke ranjang. Membayangkan wajah Gerald yang
ti dan bisa terlupa. Dia merasa kata-kata
rview pada perusahaan Caraka Perkasa, lelaki itu, Gerald ada di sana. Du
kompeten dengan lamaran yang diajukannya, tetapi karena Gerald selalu memanda
matanya tidak bisa berkonsentrasi dan selalu melirik Gerald yang duduk di sisi kiri meja. Mata ela
diri. Menjawab semua pertanyaan dengan
rima bekerja di perusahaan advertising Caraka Media gru
bisa melihatny
an yang sama dengan Gerald saja sudah membuatnya merinding. Membuatnya se
ya seperti seorang petarung yang memenangkan kejuaraan pertama kali di ajan
dia akan mabuk bersama dua
berisi ribuan kupu-kupu yang menge
an ada yang tidak berkedip dan terus
a. Sehingga, kali ini pun mereka abai. Hanya sesekali mencoba melirik gen
dengan berteriak agar bisa menembus suara musik yang menghentak-he
h. Sedangkan Liana han
Namun, dorongan Adele terpaksa membuatnya berjalan dengan en
tertahan. Club sedang dibooking seluruhnya oleh seorang anak pengusaha ternama untuk merayakan ulang tahunnya. Jemima Adi Nugroho. Sh
Alex Widjaja dan meminta diperbolehkan masuk. Dan Liana tidak pernah gagal mendapatkan apa yang dia mau
bar. Pandangannya tertuju ke lantai club yang telah dipenuhi banyak orang yang meliuk-liuka
an Shopie." Ad
" Liana berteriak. Meski suaranya tertel
pie and
asa memanas. Dia pun ikut be
h puluhan palu yang tak terlihat. Dia mengerang dan mengangkat tangan kanannya ke pelipis
, dia mencoba membuka. Awalnya pandangannya terasa kabur, dinding yang ada di depanny
enangkannya saat bangun. Susunan buku-buku, deretan boneka babi dan piala-piala yang entah dia lupa dimenangkan pa
ng menutupi tubuhnya. Mencoba memikirkan sesuatu.
koktail seakan itu air mineral yang bisa menghilangkan dahag
ana. A
Berharap kedua sahabatnya itu berada bersamanya. T
seorang lelaki yang sedang tertelungkup. Salah satu tangannya terbuka lebar hingga menjuntai ke sis
imut tebal. Ragu, Shopie perlahan mengangkat selimut yang menutupi dadanya. Berdoa agar apa yang dibayangkannya t
i
ya lunglai dan terhempas di samping tubuhnya. Membuat bunyi s
n. Syukurlah. Shopie belum siap akan meng
nar-benar terbuka lebar. Dia berusaha dengan cepat mengingat kembali kejadian ta
n Shopie masi
emuanya
*
Liana dan Adele bahwa dia ingin ke toilet. Kepalanya suda
ya yang terus bergolak. Sesekali dia berhenti dan menyandarkan diri ke dinding, berusaha menenan
u toilet kosong. Membuatnya ingin benar-benar kehilangan kesadaran dan bertingkah tidak m
berapa gadis berdiri tegak, memperbaiki dandannya, beberapa orang bertingk
r saja memuntahkan isi perutnya. Jika tidak segera ditutupnya dengan telapak tangan. Rasanya ada muntahan yang
Tidak mengunci toilet lagi. Langsung mensejajarkan kepalanya di depan luba
Rasanya semua beban sudah terlepas. Me
Sudah lama dia tidak lagi mabuk sehebat ini
Malam ini benar-benar teras
ngkahnya. Dia lebih banyak menggunakan instingnya untuk kembali pada sahabatnya. Tidak lagi me
a lantai dansa, orang-orang menari dan melompat ataupun suara musik yang menghentak. Ruangan
yang menggantung di atas langit-langit bahkan menampakkan kegagahannya. Karpet bulu dengan warna gel
p pintu di belakangnya dan berjinjit menuju sofa yang menggoda. Dia
enar membuatnya membuang pertanyaan sia-sia seperti itu. Siapapun yang akan mendapatinya di ruangan i
buhnya dan berbaring di sofa dengan sebelah kaki tetap menapak ke karpet
apain di
enggumam kecil. Dia berpikir itu hanya suara angin yang lalu. At
dingin. Kali ini disertai dengan pahanya yan
ok lelaki jangkung berdiri memandan
batin
kata lelak
angun dengan bertopang pada tangannya.
Lelaki itu kembali men
ing di teli
ald selal
n kepalanya. Tatapannya d
jatuh takluk melihat paras lelaki itu. Ketampanannya b
mencari alasan. Dan, bukankah ini sempurna. Siapapun
laki itu hanya memperhatikan deng
atnya limbung dan mendarat di tubuh lelaki itu. Memb
n tubuh lelaki itu agar ada kekua
g dikenakan lelaki itu, padat dan berotot. Di b
da
eluruh pakaiannya terbuka, batin S
ki itu. Jadi dia mengangkat kepalanya. Pandangan merek
i itu. Kali ini suaran
embuat Shopie bertingkah di luar nalarnya. Dia malah semakin merapatkan diri. Berjingkat. Meletakkan tangan
erjadi, Shopie lah
sa malu den
bersarang. Seolah dengan begitu, semua perlakuannya tadi malam akan
elaki yang dia yakin tak pernah dikenalnya, bersap
asing dan Shopie mal
ut. Bangun dengan pandangan tetap waspada, kalau-
an di lantai. Mengenakannya secepat mungkin dan hati-h
ial, sebentar lagi dia harus berada di tempat kerjanya yang baru. Tid
u yang masih tidak bergerak. Jika bertemu lagi, apa yang h
n kembali. Dan rasanya memang seperti itu. Ada ingatannya yang menyer
embuatnya menepuk-nepuk kedua
malam? Bahkan, dia belum mengetahui nama lelaki i
apa dia seperti wanita nakal yang terbiasa
baik dilupakan, batin Shopie memutuska
pada Gerald. Malam ini, hanya mal
ergi dari sini. Sebelum