Adik Ipar Malang
Ipar
keputusa
Li
enaknya berkata tanpa disaring dulu. Cukup sudah
yang tak bermoral. Andai suamimu bisa menahan n*fsunya pada adik iparnya sendiri, aib ini nggak akan ada. Sekarang, kamu ingin aku menikah dengan suamimu, kemudian setelah anak dalam kandunganku lahir, aku harus bercera
utkan sekolah, kuliah, dan meraih cita-cita yang diimpikan. Banyak hal di masa remajamu y
engan anakku. Aku yang akan membesarkannya sendiri dengan tanga
, hingga kamu tak ingin bercerai setelah anak
ih. Soal pernikahan itu, sebenarnya aku juga nggak mau menikah dengannya. Aku punya trauma tersendiri dan ngga
ku sudah lama menantikan anak ini, dan aku juga diam-diam sudah menyu
u. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Apa dia tida
dik? Jadi, kalau status kalian berubah jadi suami istri, pasti nggak akan susah untuk beradaptasi. Tante juga a
is. Benar kata Laras. Menikahi dua saudara perempuan sekandung itu dilarang, kecuali istri pertamanya sudah dic
k lama?" Tante Maya mengiba, dengan memasang wajah memelas. "Jeng Ratna juga su
a menginginkan cucu. Tapi, bukan dengan cara yang seper
rbicara lagi, Om Rifan s
nak. Mereka pasti bisa menemukan jalan keluarnya."
marah. Tangannya mengepal di k
ikku?" tanya Kak Laras menghadap Kak Evan. Matan
i kakak adik dengan Lilis. Sejak saat itu,
mengunci target buruannya s
kan kepalanya. Kenapa aku merasa permi
sepenuh hati. Apa lagi ada anak di antara kita." Bukan hanya meminta maaf, tapi
akan berubah." Setelah itu aku langsung berjalan memeluk kaki Ayah. "Ayah, aku mohon. Biarkan aku merawat anak ini sendiri. Aku
angsung memotong p
irkan perasaan istrimu? Seharusnya k
n, begitu mudahnya menyakiti pasangannya. Bukan tidak mungkin dia
gis terisak. Om Rifan mengusap wajahnya kas
rahku. Untungnya vas itu jatuh dan pecah di dekat kaki, tak sampai mengenai badan ini. Aku benar-benar kage
ak Devan sambil m
ku masih memegangi perutku. Lagi lagi aku harus kalah dengan kead
*
un di ruangan dengan nuansa
r?" tanya Ibu yang dudu
yah, Ibu dan Kak Devan. Kemana Kak
gaimana dengan kandungan di perutku?" Kulihat mat
sudah pagi. Cucu Ibu tidak apa-apa. K
emalam aku merasa perutku kram. Jadi
kalian lelah menjaga
n berpikir yang berat-berat
Ayah akan ke sini lagi. Ibu yang akan me
supaya cepat pulih," kata Kak Devan sambil membelai puncak kepalaku.
Devan meluruskan tubuhnya lagi. Wajahnya gelagapan sepert
hubungi Ayah atau Devan, ya." Ibu mencium t
ak Devan keluar dari ruangan rawat. Ibu masih tersenyum geli.
*