Adik Ipar Malang
Ba
h (Pak
t aneh. Dia jadi pendiam, murung dan lebih suka menyendi
u saja tahu perubahan sekecil apa pun dari Lilis. Aku harus s
ngsuku itu di kamarnya. Saat pintu kamar terbuka, kudapati anakku duduk dengan kep
eberapa buku sampai jatuh. Saat hendak membereskannya, ada benda putih pa
ku sudah kemana-mana. Bagaimana bisa Lilis mempunyai benda seperti ini? Benda yang berna
sebuah kenyataan. Tidak mungkin Lilis seperti itu. Aku t
cat, kantung matanya terbentuk dan menghita
ngsung padanya. Jam pulang biasanya rumah masih sepi. Istriku, Ratna masih d
Lilis dengan membawa p
ami tak mempekerjakan pembantu. Akan ada seseorang yang datang pagi-pagi untuk membersihkan
r, mencari buku diary milik Lilis. Ketemu. Aku tak ingin m
alam hanya mimpi saja, namun semuanya memang kenyataan. Mengambil testpack itu,
ku melihat gerak gerik Lilis dari sini. Sesaat dia b
am saja, mencoba menetralkan emosi dan pikiran. L
ilik Lilis. Milik putri bungsu kesayanganku. Yang membuat tak hab
alam diri ini saat mendidik anakku? Bagaimana bisa sampai ham
t Lilis akan menyebutkan nama laki-laki itu, tiba-tiba saja jatuh pingsan. Aku segera memba
er sedang berjalan ke arahku.
ut ternyata dokter
ta pun tak kalah terkejut. "Kamu
inya. "Aku mohon, dokter. Tolong periksa
mbem, kini terlihat tirus. Baru aku sadari saat membopongnya
andanganku. "Baik, akan aku tangani sege
uangan dengan cemas. Merogoh gawai di saku celana, ingin kuhubungi istri dan anak sulung
hampiri Dokter Meta. Sepertinya
" Aku membuka pe
di bawah umur?" t
m belas tahun. Bag
a .
ah tahu tentang kehamilannya," ucapku menjel
kan kondisinya, sehingga kesehatan tubuhnya dan janin tidak terpantau. Dia harus dirawat inap sampai kondisinya membaik. Yang dibutuhkan putri bapak saa
angan mengucilkannya," sambung dokter itu lagi. Ucapan dokter itu seakan m
ngucapkan terima kasih, aku langsung m
sinya membaik, aku meminta dia menceritakan kronologinya. Ter
egar. Walau tak dipungkiri ada rasa kecewa dalam diri ini. Diusi
t bejat padanya, amarahku memuncak. Tanpa sadar
." desis
a melakukan itu padam
ke tempat Budhe Rara untuk menjenguk su
engan
e rumah dan menjagaku. Karena cuaca sedang hujan lebat dan ada petir. Ay
ganti dengan perasa
ku, tempat yang menjadi privasiku, Yah. Setiap malam aku haru
untuk menghubungi Evan agar pergi ke rumah untuk menengok gadis
n raut wajah penyesalanku. Andai aku tak menyuruh Evan ke rumah s
*