icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gadis yang Dikurung Selama Dua Puluh Tahun

Bab 2 Penyesalan

Jumlah Kata:1388    |    Dirilis Pada: 06/06/2022

upaya menjauh dari jendela. "Ngapain kamu ngintip

. "Kenapa Ibu melarangku keluar dari rumah dan bertemu dengan sem

tidak usah banyak tanya. Turuti saja semua p

i, B

. Ibu melakukan semua ini karena ibu sangat m

angguk sembari menatap wajah sang i

"Ya sudah, sekarang kamu main aja di sini. Dan inga

u kembali mengangguk. Kemudian, sang ibu pun pe

*

ke arah jendela. Sudah bertahun-tahun pria itu mengidap penyaki

ie

as air putih. Pria tua tadi pun sontak berusaha bangkit sambil berte

las akibat penyakit struk yang dideritanya.

nya sudah mulai berkeriput itu pun mendad

tri sembari menaruh obat dan gelas di m

bapak harus minta maaf." Pria itu t

" Istri pria it

putri bungsu mereka kembali pulang dalam keadaan sehat. Namun,

nggil putrinya, sampai terdengar ke luar. Fajri

yang sedang berusaha menenangkan suaminya. "

kabar tentang adikmu? Tolong cari dia, ibu juga sangat merinduk

erjambang tersebut lalu menatap tajam ke ar

kukan adikku itu dengan keji?! Kenapa?!" sanggah Fajri.

tmu. Bagaimana pun juga dia adalah bapakmu. Kamu ti

nia di masa lalu. Saat ini, pria itu hanya ingin mem

sudah berusaha mencarinya ke mana-mana sampai melibatkan kepolisia

api mereka tidak mau berputus asa. Sampai detik

sosial dan berharap sang adik bisa cepat ditemukan, karena kepolisian suda

n kamu sudah tiadak." Fajri menatap lekat foto

u di mana makamnya berada, Bang! " sahu

rena Bapak, k

Sebenarnya kita berdua yang salah

ambil menangis dan penuh emosi. Ia lalu t

kamar itu tampak jelas diingatan Fenti. Ia pun m

menahan bulir bening yang hampir menyerbu pipi. Bagaimana pun ju

kita harus kembali mencari Fania sampai k

an, perempuan beralis tebal tersebut berdiri di hadapan foto Fania.

menjadi Farah. Perempuan itu sekarang tidak

uat dan tangguh. Ia hidup mandiri dan

*

-pesanan hingga malam tiba, sedangkan sang an

un terheran-heran, karena melihat ada bayanga

RT setempat untuk melaporkan yang mereka lihat tadi.

engar laporan warga tersebut. "Kalian mungkin salah lihat. Mana ada anak kec

sendiri, kalau tadi ada anak kecil yang berlarian d

eng Farah miara tuyul?" c

ribo itu. "Neng Farah itu perempuan baik-baik yang tau t

percaya, kita chek aja ke san

rah dan mengetuk pintu sambil mengucap salam. Farah

rang juga!" titah Farah sembari m

, perutku

amuala

kembali mengucap salam sambil menggedor pintu. Akh

. ada apa, ya? Maaf saya tidak bisa membiarkan kalian masu

, maaf kami malam-malam k

kkk

mendengar sesuatu. Ia lalu melihat ke ar

alian yang buang a

ngkan kepala berjamaah dan saling menuduh s

t.' Farah berbisik dalam hati dengan wajah yang panik, karena t

u bahwa ia lah, yang buang angin. "Ma--maaf, Pak RT, tadi it

u. Ia lalu menunduk sembari menggaruk kepala

n Farah. Perempuan itu lalu menyengir, sambil terus memperh

sekali suaranya," cetus Pak RT ya

ak." Perempuan itu mengusap keningn

angin jangan diprotes, karena di bumi ini tidak ada ruangan

"Pak, kenapa jadi bahas kent*t? Kita

katanya tadi mereka itu melihat ada anak kecil yang berlarian di dalam rumah ini. Apa kira-kira ada saudara Neng Farah

ri ketika mendengar ucapan dari Pak RT. I

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka