icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Simpanan Tante-Tante

Bab 3 Masa Lalu yang Pahit

Jumlah Kata:1343    |    Dirilis Pada: 28/05/2022

bol. Wanita itu memekik tertahan lalu mendesah. Kali ini Andra yang menggempurnya habis-habisan dari

iska menegang. Dinding-dinding kewanitaannya

ya. Dia membalikkan tubuh Tante Siska mengh

kal memainkan kepala rudal milik Andra, menari-nari, me

genai urusan ini. Dia pintar menerb

mun, Andra belum mau menyerah kalah. Andra menyambar bahu Tante Siska dan membuatny

uting yang keras. Andra benamkan wajahnya di antar

ukai aroma alami

dong," kata Andra saat dia merasakan tanga

atangan milik Andra. Dari ujung hingga pangkal. Jika d

lesakkan rudal ke lubang di sana. Tante Siska merem melek dibuatnya. Begitu menikmati tiap ger

lum, Ndra. Tan

ukkan pemuda itu ke atas penutup toilet duduk. S

ra berkata. Dia merasakan keha

ri memeluk tubuh Tante Siska dari belakang sambil m

ungguh nikm

ar sekara

han gerakan Tante Siska. Membiarkan rudal milik Andra terbenam keseluruhan dan berkedut di dalam liang w

... Tan

*

tau pun tukang kebun. Tante Siska meminta para asisten rumah tangga

l mendengarkan beberapa keluhan Tante Siska, Andr

sar daging ke mulutnya. Secara sensual menjilati saus yang menempel pada bibir. And

ka mengulang. Her

e seksi." A

ya mengalihkan

eguk setengah isinya. "Tadi aku ganti b

, bi

hu. "Ya ... mungk

Tante Siska sama sekali tidak ingin berbagi tubuh Andra dengan wanita lain, sedangkan Tante S

ke tengah meja. Wanita itu berdiri lalu melepaskan piyama handuk yang dia kenakan. Tubuhnya

renang," kata

y

Mata Andra tak pernah lepas dari

gaya telentang. Gunung kembarnya yang padat berisi, menyembul di bal

Tanpa ragu, pemuda itu me

a menyusul Tante Siska ke dalam kolam renan

mau ikutan?" Tante

nte Siska ke tepian kolam. Satu kali tarikan tali, bikini Tante Siska terlepas. Sepasang gunung sintal, men

da itu memang menggila jika bersama dengan Tante Siska. Tak ayal

yo masukin!" Tante Siska t

Andra turun ke bawah, menyibak ta

ngambil posisi, mele

l

embali membobol kew

Tante Sisk

mpar tepian dinding kolam renang saat pas

*

Siska mati-matian menahan kepergiannya. Percuma saja Andra mengina

perlahan, meski di simpang empat lamp

knya saling peluk dalam dinginnya suhu udara malam. Andra mengedar

dingin yang menusuk kulit, rasa lapar yang menyiksa serta sakit karena cemoohan orang, dulu pern

makanan. Meski hanya nasi putih dan tempe sepotong

kaum papa di jalanan. Seringkali Andra memberi u

cari akal. Ah ... tiba-tiba saja Andra teringat rumah makan cepat saji yang buka selama 24 ja

ecara cepat. Memasuki jalur drive thru, Andra memesan empat paket

lah Andra. Andra kendarai lagi mobil ke arah tadi. Lalu sengaja menghentikan

bis mengucek mata dia bangkit duduk. Andra berjongkok di depa

ngunkan anak-anak Ibu. Lebih s

lantas mengangguk. Dia segera membangunkan kedu

nar menatap gambar di kantong plastik yang tergeletak di dep

semringah. Seperti baru pertama

ap. Andra sendiri duduk dengan beralaskan kardus yang dipinjamkan si i

an para pengemis. Tak peduli pada tatapan heran atau bergidik jijik dari orang-orang yang berlalu lal

ma. Karena tidak seperti orang kaya, mereka tidak pernah memikirkan masa depan. Memikirkan ingi

ng membuat diri menjadi malas beke

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka