icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

All This About You

Bab 5 Harapan Yang Sia-sia

Jumlah Kata:1266    |    Dirilis Pada: 31/05/2022

rapan yan

menampung air menggunakan jaring. Suda

terjadi saat ini. Aku selalu berharap semua ini hanya m

a mengerti dengan maksudku. Tapi, Bunda mala cuek

in melamar Manisa?" ta

na aku gak kenal mereka berdua. Eh, datang langsung melamar. Iya sih, mereka ganteng, apalagi M

ahutnya dengan ramah dan lembut, "saya tau Mbak Manis

elototi ia, agar pergi tanpa diusir. A

lah langsung datang ke rumah untuk melamar." Bunda terus memuji pria itu, yang membuatku merasa tersindir karena pernah p

an di sisi Allah," sahutnya, yang semangkin membuat aku geram.

utuku dalam hati. Kenapa sih, gini amat hidupku. Apa aku gak pant

anisa," sahut Bunda yang membuat aku

n, semuanya ibuk serahkan sama Manisa. Karena Kamu berdua y

anis. Mas Ahmad menatapku dengan agak segan, sekali dua

Mbak jawab, saya akan terim

a terus menatap matanya. Bagaikan

n keputusan," sahutku diluar kendaliku. Aku sama sekali gak ingin mengatakan ini, tapi kenapa terucap

ng terbaik, untuk Mbak dan untuk saya," tuturnya, yang me

lau aku perlakuan tidak baik. Sedangkan ia, pria yang sangat sopan. Toh, ia juga datan

suguhi air minum. Karena Bunda yang sangat bahagia menerima ke

sungkan, "saya lagi puasa," lanjutnya dengan su

menatap Mas Ahmad deng

yang ke dua, Buk," ucap Mas Ahmad memperkenalkan adiknya itu, y

a Muhammad Alvan," ucapnya memp

unda berbunga-bunga. Sedangkan a

tersenyum manis. Mereka berdua

i izin pulang ya, B

banget," s

cengengesan

, ya. Besok, jangan lup

ood untuk melakukan aktivitas. Aku hanya terdia

u dan melepasnya. Karena terasa panas

tolak saja langsung, tanpa memberikan harapan ke Mas A

asuki kamarku dan du

u segera bangki

Nak Ahmad?" tanya Bunda. Ah, berarti, ra

Kulihat Bunda sambil tersenyum garing, bingung mau jawab apa. Di si

" tanya Bunda. Ah, lagi-lagi

ab jujur, nanti aku malu sendiri, karena sudah berharap sendiri. S

?" tanya Bunda. Udah ah, Bunda jadi duku

nggu, gak tau kalau aku suka dengannya," jelasku. P

a, "sedangkan sekarang, sudah jelas ada pria yang baik tenga

et, Bun," rengekku. Aku berharap, Bunda bisa mengert

ketika aku berharap Bunda peka,

ia," ceplosku. Alhamdu

alam diam. Emangnya, kamu yakin, dia seperti Ali Bin Ab

kan Bunda. Aku juga gak seperti Fatimah anak Rasulullah,

silahkan ditunggu. Tapi, jangan sedih ya,

a coba yang mengenalkan Manisa ke Mas Ahmad? Atau jangan-jangan

a Bunda gak terima

pa?" tanya

memikirkan siapa yang mengenalkanmu. L

a, B

, lah orangnya udah pulang malah lupa

luar kendali Mani

unda dan beranjak

ekku. Aku belum selesai bi

" sahut Bunda yang gak

ngomong sama

sendiri," sahut Bunda. Ah, Bund

u. Aku jadi heran, kenapa Bunda ngebet banget, aku menikah dengan

adanku ke kasur, menikmati rebah

cana Engkau di bali

enapa gak pernah indah? Apa aku harus ganti nam

. Ah, kenapa aku ngasih waktunya Cuma sehari? Coba aku k

nya aku gak kenal dengan Mas Abqary, pasti

about You

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka