All This About You
rapan yan
menampung air menggunakan jaring. Suda
terjadi saat ini. Aku selalu berharap semua ini hanya m
a mengerti dengan maksudku. Tapi, Bunda mala cuek
in melamar Manisa?" ta
na aku gak kenal mereka berdua. Eh, datang langsung melamar. Iya sih, mereka ganteng, apalagi M
ahutnya dengan ramah dan lembut, "saya tau Mbak Manis
elototi ia, agar pergi tanpa diusir. A
lah langsung datang ke rumah untuk melamar." Bunda terus memuji pria itu, yang membuatku merasa tersindir karena pernah p
an di sisi Allah," sahutnya, yang semangkin membuat aku geram.
utuku dalam hati. Kenapa sih, gini amat hidupku. Apa aku gak pant
anisa," sahut Bunda yang membuat aku
n, semuanya ibuk serahkan sama Manisa. Karena Kamu berdua y
anis. Mas Ahmad menatapku dengan agak segan, sekali dua
Mbak jawab, saya akan terim
a terus menatap matanya. Bagaikan
n keputusan," sahutku diluar kendaliku. Aku sama sekali gak ingin mengatakan ini, tapi kenapa terucap
ng terbaik, untuk Mbak dan untuk saya," tuturnya, yang me
lau aku perlakuan tidak baik. Sedangkan ia, pria yang sangat sopan. Toh, ia juga datan
suguhi air minum. Karena Bunda yang sangat bahagia menerima ke
sungkan, "saya lagi puasa," lanjutnya dengan su
menatap Mas Ahmad deng
yang ke dua, Buk," ucap Mas Ahmad memperkenalkan adiknya itu, y
a Muhammad Alvan," ucapnya memp
unda berbunga-bunga. Sedangkan a
tersenyum manis. Mereka berdua
i izin pulang ya, B
banget," s
cengengesan
, ya. Besok, jangan lup
ood untuk melakukan aktivitas. Aku hanya terdia
u dan melepasnya. Karena terasa panas
tolak saja langsung, tanpa memberikan harapan ke Mas A
asuki kamarku dan du
u segera bangki
Nak Ahmad?" tanya Bunda. Ah, berarti, ra
Kulihat Bunda sambil tersenyum garing, bingung mau jawab apa. Di si
" tanya Bunda. Ah, lagi-lagi
ab jujur, nanti aku malu sendiri, karena sudah berharap sendiri. S
?" tanya Bunda. Udah ah, Bunda jadi duku
nggu, gak tau kalau aku suka dengannya," jelasku. P
a, "sedangkan sekarang, sudah jelas ada pria yang baik tenga
et, Bun," rengekku. Aku berharap, Bunda bisa mengert
ketika aku berharap Bunda peka,
ia," ceplosku. Alhamdu
alam diam. Emangnya, kamu yakin, dia seperti Ali Bin Ab
kan Bunda. Aku juga gak seperti Fatimah anak Rasulullah,
silahkan ditunggu. Tapi, jangan sedih ya,
a coba yang mengenalkan Manisa ke Mas Ahmad? Atau jangan-jangan
a Bunda gak terima
pa?" tanya
memikirkan siapa yang mengenalkanmu. L
a, B
, lah orangnya udah pulang malah lupa
luar kendali Mani
unda dan beranjak
ekku. Aku belum selesai bi
" sahut Bunda yang gak
ngomong sama
sendiri," sahut Bunda. Ah, Bund
u. Aku jadi heran, kenapa Bunda ngebet banget, aku menikah dengan
adanku ke kasur, menikmati rebah
cana Engkau di bali
enapa gak pernah indah? Apa aku harus ganti nam
. Ah, kenapa aku ngasih waktunya Cuma sehari? Coba aku k
nya aku gak kenal dengan Mas Abqary, pasti
about You