icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

All This About You

Bab 4 Ujian Ikhlas

Jumlah Kata:1901    |    Dirilis Pada: 27/05/2022

Ujian

n ada ujian-ujian selanjutnya. Ujian bukan untuk membuat kita lemah

isa membendung senyumanku lagi. Aku merasa, aku adalah wanita yang paling bahagia di

jah sudah seperti kepiting rebus. Aku m

Yansi. Benerkan, ini wajah

," omelku dan dud

a?" Yansi terus menggodaku, samb

rang melihat wajahku yang seperti kepiting rebus ini. Karena, sedar

ya pria paruh baya, ia

Saya sudah mendingan,"

pria itu lagi. Aku be

, Manisa gak akan bolos makan lagi,

Saya akan menjagany

ingin terbang," teri

Semua yang ada di sini juga meng

u ayahnya Qary, ingin menanyakan kembali. Apakah

lagi untuk menolak. "Apapun itu, saya menerimanya, Pak

yang belum kami ungkapkan kepada Nak Manisa," ucap Ayah. Ak

?" tanyaku yang sud

gasih tau Nak Manisa, nanti aja," jelas Ayah yang diikuti deng

Kakak," bisik Yansi

Yansi. Detak jantungku jadi gak nor

Manisa. Qary sudah menceritakan semuanya," jelas Ayah dengan pen

seketika. Aku gak bisa mencegah diriku, aku terus terpelo

, gak lain dan gak bukan, ini sem

n teriak ke mereka semua. Tetapi, kuurungkan niatku lagi. Aku pandang semua orang yang

gar Bunda menatapku. Kutatap Bunda dengan

a Allah," bisik B

enjaga aku dengan sepenuh hati, inilah waktunya aku berbakti, k

g Bunda bahagia. Yang penting, Bunda sudah

ucapku yang membuat semua orang t

llah," ucap

bahagia," bisik Bu

h biasa menderita. Yang terpenti

a ada orang yang benar-benar tulus mencintaiku. Ada Bunda,

ya, Nak," bisik

k," timpal Yansi y

g sayang denganku,

lamaran aja gimana?" kata Ay

jadi tertawa, melihat tingkah

dengannya. Biarlah kami menikah tanpa berbalas cinta. Biar saja, ia yang mencintaik

las dendam denganmu. Aku akan mem

*

an menikah. Aku gak tau apa yang akan terjadi dengan rumah tangga kami, karena aku

ta ia itu bukanlah pria yang tegas. Seharusnya dari awal

i sudah akan menikah besok," ucapk

n Ayah, aku harus mengabari Ayah

ia. Ayah ...," suaraku terhenti, aku kembali mengatur napas, rasanya sangat sesak akibat menahan tangi

ggalkan tempat ini. Aku gak mau nangis,

ngaja, agar aku bisa menangis dengan puasnya. Kutumpahkan se

kiri, sampai ini motor masuk selokan. Ah, sayangnya, aku

gak papa sih, sayang sekali. Iya, sayang banget, padahal kal

n paniknya. Bukan ke aku nanyanya, malainkan k

yang menolongi aku. Mereka mala sibuk dengan anak kecil itu. Su

tar badanku, perasaan nyesel saat melihat wajahnya, siapa la

n, jangan di sini!" teriak s

alah anak ibu, main nyebrang aja!" marahku, dalam hat

nak Ibu gak papa, kan?" Mas Abqary b

pir mati, Mas," sahut

yang handal kok," ucap Mas Abqary dan

ebut aku sebagai istrinya, padaha

, jangan balap di tempat umum," sahut ibu i

gak merasa bersalah, setelah menganggap aku istrinya, tadi lagi, bilang aku

pembalap," omelku saa

kalau gak bisa lompat, pasti Manisa sudah ada di

rutuku sambil berjalan menghampir

Allah," sahutnya dan ikut

saat liat wajahnya. Aku kira ia ... ah, aku ter

tiba-tiba muncul?" ta

kam ayah, eh, pas mas nyampek, Manisa udah keluar,

ku singkat, le

was dulu," titah Mas Abqa

ya, main tarik jilbab saja. Pikirnya aku anak kucing apa? Udahlah,

"Maaf, Mas, walaupun begitu aku tetap gak jatuh hati pad

ucap Mas Abqary melihatk

pa," sah

tambah

lam hati. "Jadi, di mana?" tanyaku

ada tempat untuk berteduh, karena ema

akan, beli sarapan," ucapnya dengan mata yang disipitk

kata hatiku. Aku segera bangkit, mengikuti

mpak menarik motorku lagi. Susah banget keliatan

sudah pasti banyak orang lewat. Dengan sabarny

as Abqary menarik ujung jilbab dep

, bila perlu gak usah pakai cabe, ya, Bu

ngan anak kecil. Emang dasar laki-laki, ya, asal aja kalau nyebrang. Terus jalan, walaupun a

h ditebak, aku terus menatap kepergiannya. Aku kok merasa dijaga, ya? Ak

at. Laki-laki yang baik, hanya ay

nya," ucap seorang i

a, Bu," sahutku d

tnya, "Mbak, itu suami,

k, Bu,"

itu keliatan seperti or

hati. Aku hanya membalas ucapan ibu it

mua wanita lho, Mbak," ucapnya samb

ucapku, memberi kode agar ia lekas pergi. Masi

apnya sambil cengengesan

tanya Mas Abqary mengh

ru sadar. Iya, aku ketiduran

ayo pulang

i, aku boncengan sama

isa naik motor?"

un sebenarnya aku gak p

ini, ya," pinta Mas Abqary me

emanggil namanya. Biarlah, ia paham-paham sendiri dengan per

, "Tadi, mas mau cari ojek yang cewek, tapi gak dapat

nggapinya. "Udah dibayar atau belum?"

k motornya. Mas ngikut di belakan

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka