icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hutang suami membawa petaka

Bab 8 Taubat

Jumlah Kata:1072    |    Dirilis Pada: 25/05/2022

*

nja di langit yang kelabu. Setelah membereskan piring yang bertumpuk dari pagi tadi, aku duduk

ran toko. Motor yang kukenal beserta orang

ini lelaki itu berpakaian formal dinas pendidikan. Wajahny

a saat kuletakkan sepiring nasi uduk yang masih pana

nnya cepat, sepertinya di

arap diterima ya dek." Laki laki itu menyerahkan sebuah amplop d

ima ini semua nanti saya tidak b

epada Dek Tantri. Saya menang tender hari ini, jadi dek tantri jangan berfikir untuk

a menerima ini." Aku kembali meletakk

enjadi muram, tapi dia berusaha untuk ter

hati mu terbuka untukku dek. Aku akan membahagiakanmu dan ana

lajaran yang harus mas isi satu jam lagi.

adi pelajaran bagiku. Bukan aku tak mau membuka hati, tapi untuk saat ini aku belum bisa menerima siapapu

ba baru. Meja, kursi, steling yang lebih besar yang mulanya tak seberapa kini bertambah jumlahny

is, suatu saat saya memiliki kelebihan uang, saya akan ganti semua," cetusku. Aku s

an berpikir yang tidak-tidak. Mas hanya ingin me

bil mewah berhenti t

as." Mas Nano terbirit-birit menyambut or

at pesanan teman-temannya kemudian membantu menghidangkan. Sempat kudengar celotehan salah seorang dari mereka. "Wuih, su

*

ajah teduh dan lembut berumur sekitaran tiga

il mengangsurkan bekas piring makannya ke teng

ring bekas makannya. Aku duduk di hadapannya

r di samping mesjid dekat pasar pagi ini

bisa lanjut sampai malam, istilahnya mengha

sar kami mengadakan pengajian, kakak bisa bergabung di sana. Nambah ilmu a

a Allah, hati akan tenang kak, Allah akan beri jalan k

dari Allah, mungkin karena itu Allah menegur saya dengan m

kan menerima kedatangan ku. Sungguh aku terpukau dengan wanita lembut itu, sejuk itu

*

ai saat ini aku akan merubah penampilanku dengan memakai hijab panjan

ika saat aku bersiap-siap menghadiri pengajian

a berpenampilan seperti ini ya

ika memang sudah berhijab sejak sekolah menengah pertama. Tika mendukung mama setulus hati. Mama cantik

ama bersyukur memiliki kalia

menuju samping ruko paling ujung. Hanya dengan berjalan kaki lima menit saja, aku sudah sampai. Rupanya pengajian itu cukup ramai di

yang tak pernah kuajari agama hanya mengandalkan sekolah saja, sedang aku sibuk memperkaya diri. Lihatlah buktinya kekayaan yang kudapat lenyap dalam sekejab mata, padahal bert

an dalam hati hingga aku merasa lega. Aku ingat Lina sahabatku yang begitu baik dan tulus seperti mbak Aina, dia selalu ada dikala aku susah, walau dari seg

C.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka