icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hutang suami membawa petaka

Bab 7 Langkah awal yang buruk

Jumlah Kata:1018    |    Dirilis Pada: 25/05/2022

*

v

a lagi. Aku tidak ingin menyakiti gadis itu, melibatkannya dalam masalah yang menimpaku. Namun bayang-bayang hutang pada Yanto meruntuhkan Pertahanan ku. "Apakah ak

ng

A dari Yanto m

yar. Hutang itu harus segera kau bayar, aku tak main ma

g, dia juga bekerja di koperasi milik Inang Saragih, sebagai penag

ri orang nyawa tak berharga apalagi tak punya saudara yang bisa diminta tolon

ik napas lega kala tahu siap

ntuk segera masuk. Alya terkejut menda

ari Alya? Apa salah Alya?" tanyanya cembe

a dari mana? Nggak sekolah, ya?" Alya memakai kaos oblong putih dengan je

inkan tali tas selempang kecil yang menyilang dibahunya. "Alya ingin membantu Mama melunasi hutang, kak. Kasihan Mama tia

ah," ucap gadis itu memelas. "Paling kerja di pas

alam kondisi kurang iman, bujuk rayu setan mudah sekali diterima akal sehat. Ini kesempatanku untuk memanfaatkan Alya. "Dia bisa membantu masalah keuangan ku dan sekaligus membantu masalah hutang mamanya." Bisikku dalam h

ama mu dengan cara yang ga

"Iya mau kak, gimana caranya, Kak

a, membuat mulut gadis cantik itu tern

Alya ketakutan dan segera bangkit be

coba menahan Alya. Tapi Al

menghempaskan pintu dengan

*

v

bisa menggantikan sosok ayah itu tega ingin menjerumuskanku ke lembah hitam, Gila betul betul g

. Mereka terlibat obrolan serius. Aku melewati mereka menuju anak tangga, sekilas Aku se

sini, Ma?" tanyaku se

l Tama, kapan?"

at Alya main ke Res

keadaan mama dan mengat

tangi mereka. Alya akan menjambak perempuan

in. Mana mungkin kita bisa mengejar ke sana. Sudah, kamu naik, g

*

antikan mama menunggu jualan. Aku tinggal menunggu kelulusan dari sekolah saja. Aku bingung mau melakukan apa setelah

mengambil minum ketika melewati kamar mama,

mendekati mama dan

menyusut air matanya. "Kamu gimana

atau lu

emeluk beliau. "Hidup dengan hutang dimana mana, setiap hari diteror penagih hutang, siapa yang sanggup." Mama menumpahkan

jud bersama," Ajak mam

lat aja kapan ingat. Dulu sewaktu sekolah dasar aku rajin shola

ama sekali. Apalagi mama dan ayah tak pernah mengingatkan, mere

yiapkan bahan-bahan jualan dulu." Mama melepaskan mu

rdengar dikejauhan, pertanda sebentar lagi pagi, namun aku belum juga tidur. Nampak Tika sudah bangun, aku pura-pura menutup mata. Tika berjalan ke ara

pesan inbox u

jam delapan

nd

C.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka