Hutang suami membawa petaka
*
v
a lagi. Aku tidak ingin menyakiti gadis itu, melibatkannya dalam masalah yang menimpaku. Namun bayang-bayang hutang pada Yanto meruntuhkan Pertahanan ku. "Apakah ak
ng
A dari Yanto m
yar. Hutang itu harus segera kau bayar, aku tak main ma
g, dia juga bekerja di koperasi milik Inang Saragih, sebagai penag
ri orang nyawa tak berharga apalagi tak punya saudara yang bisa diminta tolon
ik napas lega kala tahu siap
ntuk segera masuk. Alya terkejut menda
ari Alya? Apa salah Alya?" tanyanya cembe
a dari mana? Nggak sekolah, ya?" Alya memakai kaos oblong putih dengan je
inkan tali tas selempang kecil yang menyilang dibahunya. "Alya ingin membantu Mama melunasi hutang, kak. Kasihan Mama tia
ah," ucap gadis itu memelas. "Paling kerja di pas
alam kondisi kurang iman, bujuk rayu setan mudah sekali diterima akal sehat. Ini kesempatanku untuk memanfaatkan Alya. "Dia bisa membantu masalah keuangan ku dan sekaligus membantu masalah hutang mamanya." Bisikku dalam h
ama mu dengan cara yang ga
"Iya mau kak, gimana caranya, Kak
a, membuat mulut gadis cantik itu tern
Alya ketakutan dan segera bangkit be
coba menahan Alya. Tapi Al
menghempaskan pintu dengan
*
v
bisa menggantikan sosok ayah itu tega ingin menjerumuskanku ke lembah hitam, Gila betul betul g
. Mereka terlibat obrolan serius. Aku melewati mereka menuju anak tangga, sekilas Aku se
sini, Ma?" tanyaku se
l Tama, kapan?"
at Alya main ke Res
keadaan mama dan mengat
tangi mereka. Alya akan menjambak perempuan
in. Mana mungkin kita bisa mengejar ke sana. Sudah, kamu naik, g
*
antikan mama menunggu jualan. Aku tinggal menunggu kelulusan dari sekolah saja. Aku bingung mau melakukan apa setelah
mengambil minum ketika melewati kamar mama,
mendekati mama dan
menyusut air matanya. "Kamu gimana
atau lu
emeluk beliau. "Hidup dengan hutang dimana mana, setiap hari diteror penagih hutang, siapa yang sanggup." Mama menumpahkan
jud bersama," Ajak mam
lat aja kapan ingat. Dulu sewaktu sekolah dasar aku rajin shola
ama sekali. Apalagi mama dan ayah tak pernah mengingatkan, mere
yiapkan bahan-bahan jualan dulu." Mama melepaskan mu
rdengar dikejauhan, pertanda sebentar lagi pagi, namun aku belum juga tidur. Nampak Tika sudah bangun, aku pura-pura menutup mata. Tika berjalan ke ara
pesan inbox u
jam delapan
nd
C.