Terpaksa Mencintai Suamiku
di cermin. Matanya kemudian mengarah pada colokan yang sebelumnya digunak
idak peduli. Baginya Lily hanyalah pajangan, tidak lebih. Ia sudah sangat lelah dan segera merebahkan tubuhnya
h, wanita itu terus memikirkan bagaimana cara memberitahu suaminya bahwa ia akan memulai hari
ahkan dan belum bekerja sama sekali. Wanita itu belum sempat menikm
erima di perusahaan bergengsi tersebut. Namun kini ia dilemma, bagaimana memberitahu suaminya. Ketika melihat dirinya s
baginya." Lily menghembuskan napas panjangnya. "Tidak apa-a
tnya juga masih basah. Jika kembali melanjutkan tidur, sepertinya tidak mungkin. Lily memutuskan
putih daripada susu atau teh apalagi jus. Wanita ini memiliki tipe introve
t jam di dinding. Baru pukul 05.30 tidak mungkin jika Richard sudah bangun. Namun dugaannya meleset karena Richard kini terlihat berjalan menuju ke ara
jam tangan edisi terbatas melingkar di lengan tangannya. Seakan tidak menganggap Lily berada di
atanya. Raut wajah muram dan dingin sudah sering dilihatnya sejak ia mengenal lelaki itu. Seakan
a seraya mengumpulkan niat. Ia menoleh pada lelaki itu, namun Lily segera memalingkan wajahnya karena Richard juga sed
melihat wajah Lily dengan seksama pagi ini, Richard menyadari bahwa wanita itu terlihat berbeda. Entah karena jarang melihat i
enduk yang tidak sengaja dijatuhkannya. "Apa yang terjadi padamu, Lily? Di
ang. Ia menenggak air putih dan segera berjalan ke dapur d
ihat Lily yang sedang mencuci piring ia segera
asisten rumah tangga yang selalu menemaninya itu. "Oh iya, Ni. Coba kamu tawarkan makan pa
mengelilingi keduanya. Nuni tidak pernah melihat tuan dan nyonya rumah itu duduk bersama dan bercengkerama. Bahkan untuk bertegur sapa pun tidak pernah didengar dan dilihatnya. Entah s
lebat. Lily berjalan menuju kandang binatang peliharaannya. Melihat kehadira
a langsung melompat keluar dan mengendus pada wanita itu. "Semalam di
k bisa melihat selama enam bulan. Hanga dibawa Lily dari Inggris. Dialah yang menemani Lily selama
ya lalu dikumpulnya dalam satu tempat. Karena Lily selalu mengajarkan padanya untuk membuang sampah pada tempatnya, maka Hanga selalu mel
h Lily dan menggonggong riang. Daun sudah selesai dikumpulkannya. Se
ketika melihat Lily begitu bahagia bermain dengan anjing itu. Kopi di dalam cangkirnya sudah habis. Richard meletakkan cangkir kopi itu ke atas me
kamar. Pandangannya terhenti pada sebuah setelan pakaian yang digantung di stand hanger. Dahinya seketika mengernyit namun segera menormalkannya. Ia tidak pernah memberikan
ichard dapat masuk. "Selamat pagi, Nyonya," sapa Rocky. Ia m
buka pintu pagar, Lily kembali bermain dengan Hanga. Roc
d akhirnya datang. Rocky s
AN
erlari menuju Richard. Kejadian itu begitu cepat daR
dingin dari lelaki itu. Lily tidak memedulikan perkataan Richard, ia menatap nanar pada anjing kesayangannya. Mata anjing itu masih berger
leh Richard. "Bunuh anjing sialan ini sekarang!" Mata Richard menatap
L
itu. Lily membalas tatapan suaminya wa
r pem