Zannia dan Semestanya
yang l
i hujan turun dengan lebat. Di belakang tubuh sang pengendali drone,
aru milik presdir Park Hyun Bi yang sebentar lagi akan diresmikan. Kecelakaan terj
beberapa kali hampir menyenggol kendaraan lain di jalan raya. Menurut pengakuan singkat dari supir t
nyebabkan kecelakaan. Dari kecelakaan tersebut, 2 orang yang merupakan ay
us melakukan penyelidikan. Akibat dari kecelakaan tersebut, jalan pun ditutup demi kelancaran proses penyelidi
tuas ketika melihat objek menarik dari layar kamera. Suaranya yang teredam hujan memud
22
e karena terhalang rintik hujan. Yang dia tahu, s
inya m
mpai dua orang gadis yang sedang bertengkar di atas rooftop sekolah sepertinya menarik untuk
impi! Lalu kamu? Kamu siapa? Beraninya men
, "Apa kamu punya bukti jika aku pelakunya? Setidaknya aku punya alasan untuk mengaku jika aku bersalah, tapi k
esar di Russia. Menetap sebentar di negara ini sebagai seorang pelajar.
ut menyangkal semua tuduhan yang ia
oh! Gerak-gerikmu bahkan mudah sekali kutebak. Jangan terlalu percaya diri, Revin. Segal
m sekolah itu mengakhiri perdebatan mereka denga
ucapannya, "Aku tidak akan menyerah, Zannia! Kamu liha
ik. "Aku menantikannya. Mulai
a terhenti dari balik pintu. Revintalis sedang bermonolog di luar sana. Sebagai
Bisa-bisanya kamu berbicara d
emu dengan Jong Geun setelah pertengkaranku dengan Zannia tadi. Dia
kini. "Kenapa Tuhan selalu memberiku kesempatan hidup
lelah mendengar keluh kesah yang tiap hari tidak mengalami peningkatan. Selalu hal itu yang dibahas. Mau bagaimana?
lelahkan. Melangkah menuju tepi roftoop kemudian menengadahkan kepalany
bermimpi? Aku hanya menggunakan si
mat sangat. Ia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Namun, semuanya terlambat k
rnyata aku yang membuat me
rku." Ada jeda di kalimatnya. "Tapi apa balasanku? Mematahkan harapan mereka kemudian mengusir mereka
kan memintanya dari-Mu. Aku cukup tahu diri menjadi
am semesta ini, kehadiranku bukanlah apa-apa. Hanya sebu
ta! Hanya satu hari. Satu hari saja. Setelah itu, kau bebas meminta apa saja dariku.
ng rupawan seketika membuat para pelintas jalan terpesona dalam hitungan detik. Dia hanya ingin mend
ngah derasnya hujan yang tak k
nni
e miliknya terjatuh, membuat atensi Zannia tertuju ke sumber suara. Po
dap masuk mengambil drone yang jatuh. Secepat kilat ia kembali dan menutup pintu dengan jantung berd
Seseorang merekam gerak-ge
r. Zinnia merasakan de javu. Apa ia mengen
tian, ia berlari menuruni ana
eletakkan tuas drone di atas meja milik toko swalayan dengan selembar catatan kecil. Kemud
dalkan feeling dan isi hati, ia menjumpai catatan yang ditinggalkan pemilik drone len
Zannia. Akan kutunjukkan wajahku jika k
an droneku. Aku akan me
rtemu lag
Z
ke tong sampah. Sial! Seseorang mengetahui identitas
erada, aku harap ini adalah perte
_
Manusia diberi kesempatan untuk memilih. Sebagi
na
kalian yang t
alian berhak menentukan pilihan. Terlepas dari hal apapun ya
erpisahan. Ayah dan ibunya memilih tuk berada d
nia lalui seorang diri, setidaknya hingga saat ini. Perusahaan papanya gulung tikar. Ia terpaksa meran
tinya tergugah untuk mengambil opsi tersebut. Rasa sedih selalu mendominasi hati dan pikirannya bahkan sampai detik ini. Rasa bersalah atas sesua
jangka waktu panjang. Korea Selatan menjadi tempat persinggahan berikutn
yarankan untuk pindah kewarganegaraan namun Zannia butuh waktu untuk mempertimbangkannya. Bukan ka
senang-senang bersama para jalang di luar sana. Jangan kira Zannia tidak tahu. Selama ini ia mempelajari segala tetek bengek anak buah musuhnya dengan teliti. Ia s
HH
AK
milik seorang pejalan kaki yang melintas. Padahal ia tidak berulah. Hanya du
ersahabat. Putung rokoknya dia buang, bergerak
mengajaknya berbincang. Jemarinya menggaruk pelipis."Ah, pengganggu ke
tak itu. "Rokokmu mengenai tanganku, bapak tua! Bukankah seharusnya kamu me
menusuk seakan ingin menela
nia. Memutar balik badannya dengan cepat, Zannia memberikan tendangan telak
RG
i bermain-main
e wajah pria itu sehingga darah keluar dari lubang hidungnya. "Akan kubalas. Bukankah ini yang
ian pun
_