icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Wanita Pilihan

Bab 2 Kemarahan Abah

Jumlah Kata:1250    |    Dirilis Pada: 14/04/2022

merasakan ketenangan ketika

pada sebuah keyakinan bahwa ci

nya pernah dirasakan perlahan memudarkan dan m

k tegas seorang pria sam

ada seorang pun yang keluar

*

meringkuk di dalam ruangan bersama beberapa orang lainnya. Tapi, tidak dengan ketiga sahabat

mp

ahan taruhan. Tentu saja Aidan tak terima, dan memilih menerima tantangan mereka untuk berani menyentuh minuman yang belum pernah sama sekali ia nikmati, janganka

erbau sangat menyengat di indra penciumannya itu

g yang mulai melandanya sampai membuat dirinya oleng. Aida

guh merasa malu akan hal kebodohan itu.

*

rdengar suara bariton yang meman

at kepalanya sekaligus

aya berusaha menegakkan tubuhnya, melihat kearah lelaki

ntuk menjemputmu," Ujar sosok y

kemana orang itu membawanya. Tanpa di beritaupun Aidan

ruangan lainnya, mengikuti petugas yang saat ini berj

di kursi kayu tengah berbincang dengan salah pria bertubuh tegap yang lengkap dengan seragam kepolisia

balik ke arah Aidan dengan tatapan tajam

abahnya adalah sosok seorang ayah yang tak mudah marah hanya karena persoalan kecil, apalagi jika belum ada kebenaran faktanya abah tak akan mudah terkecoh. Tapi, tidak mudah marah bukan berarti tak pernah marah bukan? Nah, sama halnya

itu tidak bisa menghilangkan rasa amarah, melainkan manusianya lah yang harus pandai pandai me manage emosi aga

ndangan

Ketaqwaan setiap hamba pada tuhannya. Itul

h dengan sopan, ketika telah rasa tak

engenakan segaram dengan gagah nya sera

utra bungsunya. Tanpa banyak bicara Aidan yang paham akan isyarat dari

sama sekali untuk mengeluarkan suaranya, diam abahnya membuatnya mati kutu tak bisa berbu

an rumah, Abah keluar dan berjala

k di anggap?" batin Aidan yang hati

depannya membuatnya tak berkutik. Wanita yang ia cintai, kini tengah menangis di hadapannya, kedua matanya terlihat membengkak dengan kedua t

alam hatinya dengan rasa bersalah kar

ra benda yang sengaja di lemparkan terdengar hi

ertuju pada Umi yang masih

n, Putramu?!" bentak abah lag

an sadar jika ini salahnya dan Aidan tak akan menyengkalnya. Merasakan suasana tak kondisif, Aidan bermaksud untuk segera naik menuju ka

Duduk, dan jangan pergi sebelum Abah selesai bicar

n kemudian ia pun berbalik. Tanpa berani melihat ekspresi Abahnya, Aidan memil

g, sampai akhirnya A

g mulai menurunkan suaranya satu oktaf

tak semarah itu kepadanya saat ini. Tak di pungkiri, memang semalam Aidan sempat menegak minuman

glah kesalahan yang sangat fatal, bagi seorang Aidan di mata Abah. Tentu saj

mendengar apa yang baru saja Abah tanyakan?" tanya Abah

agi dengan menaikkan k

Bah," jawab Aid

nya anggap saja itu bonus. Kalau usia 27 kamu saja masih ndak

da lagi. Kamu itu bukan lagi remaja tanggu

menatap lemah k

id

u segera menika

bergeming, ia kembali mencerna 5 kata yang baru saja di ucapkan oleh Abahnya.

nikah?!" tanya

ini keputusan yang

sekarang A

capan Abah Aidan!

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka