Bunga Untuk Ustad Ramadan
lagi?" tanya Bung
iap-siap ya dari sekarang, berjalan yang anggun, belajar memasak, menyuci baju
h mau melanjutkan karier aku Mah, Pah!" rengek Bunga dengan wajah dibuat sedih, dan kenya
untuk menikahkan kamu dengan Ramadhan, minggu
ak perjodohan ini, kenapa tiba-tiba dilanjutin lagi sih
an Ramadhan!" pinta Handi dengan tegas, s
ang satu sama lain, mereka begitu senang jika akhirnya
ia
ua orangtuanya. Saat ini ia masih ingin berkarir di dunia entertainment, menjadi seorang
lang karena perjodohan yang dilakuka
r, aku udah dewasa dan aku berhak menentukan apa yang aku mau dong! Bukan di kekang harus menika
dengan pria yang saat ini memiliki hubungan spesial dengannya. Ia tidak mau menyakiti hati sang kekasi
n kamu, walau sejujurnya aku sangat
an fotografer terkenal yang sudah di kontrak untuk bekerja di sebuah perusahaan yang ikut menaungi karier Bunga sebagai seorang model. Bunga memang bukan
iklan sejak kecil, namun semenjak remaja ia sudah diaj
namun karena gengsi ia lebih menunggu
dia enggak nelpon aku yah?" uca
al, pasti mudah untuk mendapatkan pekerjaan, ya kan, iyal
i ada seorang pria yang menggeleng-gelengkan ke
? Emangnya kamu udah punya pacar?" seru suara seora
g?" tanya Bunga yang segera menghampiri Dimas,
enggak datang sih!" sahut Dimas yang
a aku sudah bilang setuju gitu?"
a Papah itu peduli sama kamu, jadi kamu enggak
eh!" ucap Bunga yang tidak percaya jika
apa masjid pun, mungkin ustad seperti dia akan menola
atu saat kamu bakalan buci
begitu kesal dengan ucapan sang kakak
h Ramadan itu?"
mui papah dan mamahnya yang masih
" sapa Dimas lalu mencium
ayang? Bagaimana perjalanan kam
han sudah siap untuk menjadi pendakwah yang baik dan bena
ap semoga apa yang kamu kerjakan bis
dipercepat saja pernikah
terjadi sesuatu
akan merencanakan sesuatu supaya perjodohan ini bis
tu? Ya walaupun sepertinya kurang setuju
a akan melakukan kawin lari,
dilarang pacaran sebelum halal? Baik, mungki
ok adalah hari dimana Ramadan akan datang mel
akan senang dengan kabar ini!" tutur Dimas yang ikut
udian kedua sahabat itu saling berbincang kem
ngan cengiran di wajahnya, walaupun Ra
pa? Masih rindu denga
ada kabar bah
t ini tengah mengunyah kurma, oleh-
ena sang mempelai wanita sudah tidak sabar!" ucap Dimas yang
Ana belum meny
loh tad, ha ha ha, malah
angan iseng , yang ada keselek bi
urma, jangan lupa ya tad, siapkan
madan yang langsung memati
tad ngambek,
nga, ia ingin tahu bagaimana reaksi seorang Bunga j
kan kesepian di rumah ini!" ucapnya yang
nya. Ia sudah tidak tahu harus bagaimana caranya agar perj
ku harus bertemu J
ambu