Amarah Gairah
dekat. Namun, gadis itu dengan segera mence
n. Saat dia menolehkan wajahnya ke arah sang gadis
Anda mengenaliku?" tanya sang l
banding terbalik dengan prasangka. Luapan emosi yang semula membabi buta di dalam hati, seketika luluh lantak k
kan sebuah pesona yang mampu meluluhkan hati
ang tampak di depan pelupuk mata. Dia malah berpikir bahwa mungkin saja lawan bicar
Aku mungkin salah orang
dia tidak ingin niatannya diketahui begitu saja oleh laki-laki it
rmasi lebih lanjut tentang laki-laki itu. Dia memutuskan untuk beranjak pergi. Nam
jika kita berkenalan. Namaku Fansya. Kamu terlihat begitu menarik di
e
nka berdetak acak. Mengempaskan awan
nggil saja Nova," u
enyuman dari kedua insan. Mereka memulai sebuah percakapan untu
di sempat kaget saat kamu memberhentikan aku,
mpai kesasar di sini. Aku kira, kamu adala
Nov. Kamu sendir
di ke sini sendir
alah dengan ketampanan Fansya. Membuat laki-laki itu semakin
Nggak baik kalau kamu pulang sendirian. Apa kamu ma
aan pasti akan membahayakan. Namun, sebuah penolakan
ada sebuah petunjuk yang didapatkan dari si laki-laki. Mereka berdua akhirnya pergi mengg
yang cukup sepi dari lalu lalang kendaraan lain. Novanka tertegun, dia
enti, Fan?" tanya
adi ponselku bergetar. Aku
dimiliki oleh Novanka seakan membutakan mata hatinya untuk melihat kebaikan dari sang laki-laki. Dia men
nsya selesai berbicara melalui telepon genggam
nit, mereka sampai di t
a, Nov. Sudah larut
sih sudah menga
ukan sepeda motornya setela
adis terus mengarah kepada Fansya y
sya?! Sungguh ... jika saja ada bukti yang menguatka
a diisi canda tawa sang sahabat, kini terasa amat hampa. Berbagai kenangan yang tel
sakan sakit yang belum pernah kamu alami seb
*
gerbang. Terlihat laki-laki gagah sudah me
ira kamu tidak akan datang saat aku meneleponmu semalam
lak tawaran dari perempu
arkannya menuju kampus. Namun, dia menemukan sebuah keanehan yang
a Novanka menunjuk ke sebuah benda y
emukannya di jalan beberapa hari lalu. M
gus banget. Aku belum pernah mel
dengan desain khusus beberapa hari lalu sebelum kematiannya. Dia semak
ama perjalanan menuju kampus. Lambaian tangan pun m
ki menatap Novanka dengan waj
" tanya Juna, salah sa
ang di balik ke
apa kamu mau ja
n Fansya kepada Juna. Dia berniat meminta bantuan
b di kemudian hari. Namun, bujuk rayu Novanka membuatnya menerima p
t apa kepada lak
a. Aku ingin dia merasakan kem