Goyangan Pohon Beringin
yang meskipun angin belum berhembus. Sedangkan kakek misterius sudah kembali ke balik pohon dan menghila
r tuh si K
lu .
sh
alan raya. Suasana warung yang sepi, hanya segelintir orang makan di sana. Nampak sang pemilik seorang gadis ditemani
a! Lumayan buat ngisi perut," ucap Adrian turun
memilih duduk di
ng yang ada di meja dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Demikian juga de
dan lu kagak ikut mekar sih
bakalan jadi daging," jawab Wandi terus saja
keder di sana tadi? Gue kog m
ng lu ngerasain apa? Jangan ngadi- ngadi lu Brow," ucap Adrian
dengar kalau setiap pohon besar itu se
ngusir kita dari sana. Lu sadar nggak?
ar dari matanya. Terlihat tonjolan padat dari balik bajunya yang ketat, cukup membuat dua anak ini gerah dan saling menata
k memperdulikan orang yang mulai berdatangan ke warung dan mulai ramai. Adrian dan Wandi menikmati menu soto ayam kampung yang sudah familar di te
i gubuk luar yang memang disediakan pemilik warung saat sedang full pengunjung. Gubuk yang sederhana dengan atap genting dan tiang dari bambu. Culup lua
aknya dengan pemilik warung terlalu jauh dan terhalang pengunjung yang lain. Hingga benda padat kenyal miliknya sesekali bersenggolan dengan pengunjung. Adrian y
. Gadis cantik itu seketika menoleh ke arah Adrian dan melihatnya dari ujung rambut hi
anggu saja! Sono keluar," ucap salah satu pengunjung
ama kayak Bapak, bantuin kek, ya kan 'Neng?" ucap A
jahnya yang manis rambut panjang terkepang dua. Hidungnya yang mancung merekah mekar saat dia tersenyum ke arah Adrian. Bibirnya yang
tak
ampol sendok oleh Wandi. Ternyata Wandi sejak tadi memperhatikan Adrian yang mendekati gadis cantik itu. Yang diras
nya duduk kembali. Tapi ternyata Adrian berontak dan mengibaskan tangan kawannya itu dengan kencangnya. Wandi terkejut tidak biasanya temannya berlaku kasar pa
ak menyerah, dia tetap memegang tangan Adrian meski sudah di tepisnya. Gak ada p
tanpa menghiraukan ucapan Wandi. Sedangkan Wandi merasa kebing
cuma numpang makan sama Adrian. Sekarang temannya meninggalkan dia entah ke mana perginya. Tubuhnya digeser lebih mera
yar! Jangan bilang kagak ada
na. Rambutnya yang keriting pendek ikut bergerak karena usapan tangannya yang menggaruk kepal
h semuanya?" tanyanya sambil membek
ribu rupia
ang? Kita cuma berdu
Wandi melotot bulat menatap coretan kertas yang disodorkan. Berkali- kali kepalanya naik tur
... gue kagak punya uang. T
mana? Ninggalin lu di sini buat apa an? Kagak mau gue, apa mo kabur? Busyet dah, a
na dong Bang?
ak b
yar makanannya. Sedangkan Wandi gelisah, sambil memegang kedua tangann
ue harus bag