icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dosa Terindah

Bab 2 Kesunyian Malam

Jumlah Kata:1474    |    Dirilis Pada: 01/03/2022

a

yian

melempar sisa lembaran berwarna biru itu ke pangkuan Lisna dan berlalu pergi. Lisna dib

aran itu dan memegang tangan suaminya yang duduk di

iraukan lagi yang terjadi. Namun ia penasaran dengan sikap suaminya, ia menghentikan langkahnya dan melirik ke arah

sesak. Sungguh ia merasa semua di luar nalarnya. Jauh dari apa yang ia

. Ia memilih berjalan kaki pulang ke gubuk yang ia tempati bersama suaminya. Sesekali ia menatap ke belakang, be

nya Lisna sampai ke tempat tujuan. Lalu ia membuka pintu dan menuju ruang tengah yang terdapat

e dalam dadanya, sedikit mendinginkan perasaannya. Namun perjalanan dengan perasaan tak menentu sungguh membuatnya lelah. Ia masuk ke dalam bilik keci

s lagi kalo mereka, Atau malah membatu. Ya salam, kenapa begini?

wang jauh, terbayang semua perjalanan kisah hidupnya yang penuh lika liku. Kerikil-kerikil tajam yang mengh

h laki-laki yang baik. Namun yang terlihat di mata Lisna hanyalah keindahan.

ah menasehati ku dulu. Ya Rabb,,, bisa

lamnya dalam kesendirian. Tak ada yang bisa ia lakukan, hanya mengikuti alur yang suda

intas. Semua berputar bagai rol film yang berputar begitu cepat. Indah dan sangat menjanjikan keind

tadi. Namun semua melintas begitu saja tanpa jeda. Rekaman yan

nghembuskannya perlahan. Membuka matanya kembali, menatap langit-l

ulitnya yang kian meremang. Berbaring dengan posisi miring, memaksa matan

ghfir

lampu dan membuka pintu dapurnya yang menuju kamar mandi yang ada di belakang rumahn

s segala yang melaju dalam kehidupannya. Doa terbaik dalam sujud panjangnya ia lantunkan. Lalu ia menambah tiga rakaat untuk menutup

ali ke tempatnya. Ia melipat mukenanya, dan kembali ke biliknya, merebahkan tubuhnya lalu menutupi dengan selimut. Bibirnya mulai m

lahumma Ahy

lalu memulai mem

nyibukkan diri untuk murotal. Rasanya malas untuk bergelut dengan wajan dkk. Tak berselera, ah biarlah.

a hangat saat sinarnya mengintip di antara ce

g ku dustakan" gumam Lisna tersenyum

bil handuk bersiap mandi dan pergi ke kantor

tidur. Ada sosok yang semalam ia nantikan kehadirannya. Bah

pmu mau bagaimana. Aku bisa sendi

dan pergi memakai angkot untuk ke kantornya. Sampai di kantor Lisna membuka pintu

pa semalam, itu mata sampai bengkak begitu." Sapa Rahmah teman satu kan

bangunya kepagian. Hahahaa." Ja

wangi. Eh salah... Aroma bawang ya, kan mas

Orangnya aja masih merem waktu aku pergi. Kalo laper n

esraan gitu.. males ngapa-ngapain maunya berdua

dak yg bisa dibahas pemirsa..

k (jangan marah mba, bikin cepat tua) " si Hadi

jabat sebagai staff administrasi. Sibuk dengan tumpukan kertas yg

ukan pukul 16:15. Selalu tersenyum jika menatap arloji yang setia menemani kemanapun ia berakt

anya enggan mau pulan

aku mau lewat arah rumah mbak Lis

ri kursi malasnya, ia meraih tas

ketika melewati gerobak mie ayam di pinggir jalan. Rahmah pun membelokkan motornya ke depan gerobak mie aya

ak dirumah mba?" Tan

awab Lisna pelan. Rahmah menangkap ke

ama atau mertua gitu. Kok Yo tinggal di tengah kebon begitu. Habis

akan." Jawab Lisna lirih tanp

iya tinggal di gubuk begitu, mana di tengah

g pas di hati, tiba-tiba pergi begitu saja. Kini menikah dengan orang yang sepertinya menyayangi Lisna,

enikmatinya. Tiba-tiba ada yang men

itu langsung pulang. Bukan keluyuran nggak

tap ke sumber suara. Sebagian orang berbisik-bi

iri di depan gerobak mie ayam dan masih duduk manis

ersamb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka