Om, Please Love Me!
*
ahaya dalam otaknya untuk segera terjaga. Dia melirik sesuatu, sebuah benda yang mirip sekali tangan sedang melingkar memeluknya dari belakang layaknya ular sanca melilit sang korban. Dahinya berkerut bingung. Matanya berkedip beberapa kali berusaha menormalkan cahaya yang masuk ke pupil matanya dan meloto
edang tertidur dengan nyaman. Dia tertawa dalam hati karena tak menyangka pagi-pagi sudah berhalusinasi seperti ini. "Yah, memang imajinasiku terlalu tin
rnya juga rasa nyata yang kini menguasai kesadarannya secara utuh. Dia tersenyum bodoh kemudian tertawa, tak lama kemudian berteriak
ngan kirinya sementara tangan kanannya beraksi memukuli sosok di sisinya dengan brutal. "OM! APA YANG OM LAKUKAN DI SINI?! BAGAIMANA BISA OM MELAKUKAN
aya tidak menyangka jika om akan melakukan hal seperti ini pada gadis manis sepe
at di bangunkan secara mendadak oleh Helena. Dia meringis dan memegangi kepalanya
ah? Apa yang sudah om lakukan sama saya tuh jahat, Om! Bisa-bisa
yang menangis sesenggukan sambil menutupi wajahnya dengan keheranan. Apa yang dilakukan orang ini di kamarnya? Dia menoleh ke sekelilingnya dan mem
kuin hal ini sama saya?" ujarnya dengan sedih. "Saya masih muda, Om. Saya berniat menjaga kesucian saya untuk suami saya. Tapi apa yang terjadi sekarang? Apa yang harus saya lakuin, Om?" ra
mu, bodoh! Kamu yang menyeret saya ke sini! Saya bahkan tidak tahu siapa kamu! Kamu tiba-tiba memasukkan alkohol ke dalam mulut saya dnehna paksa kemudian membawa saya pergi!" ujarnya lantang. Dia ingat wajah Helena. Walaupun saat in
shb
t-otot tubuhnya yang terasa kaku di tempat duduknya. Dia melirik setumpuk dokumen yang masih harus dia kerjakan di atas meja dengan mata lelah. Gerald menyentuh kepalanya dan memijat
tnya harus bekerja ekstra keras demi kelangsungan hidup perusahaan juga para karyawan. Saat ini dia harus memikirkan strategi pemasaran ulang yang bagus untuk beberapa produk yang terhambat akibat kecacatan
endongak. "Masuk!" serunya memberi izin
xander. Orang bodoh yang suka mengganggunya dengan banyak hal namun sayangnya dia ju
Pergi jam enam pagi pulang jam sembilan malam. Sangat-sangat rajin!" ujarnya sambil meng
basa-basi dan membuat kepalaku sem
arkan produk pakaian tidur yang beberapa waktu lalu terhambat karena
akan dengan j
at saja menjadi pakaian busa
atapnya ti
roduk itu terjual. Lagipula, ukurannya juga salah dan tid
ak dan bukannya untuk wanita dewasa," sanggah
haan?" tebak Reno dengan wajah horor. "Aku tidak mau mendengar rengekanmu karena pusing dengan pendapat para pemegang saham. Kakek dan nenek seperti mereka
engar omongan mereka yang luar biasa menyebalkan. Tubuhnya seketika bergidik ngeri. Oh, itu adalah hal terburuk dalam hidupnya! Saat itu dia gagal meluncurkan
ya padaku bukan? Kau yang meminta, kau pasti bisa mengatasinya," singgung Geral
u mari kita pergi ke klub terlebih da
u pasti orang yang tidak bisa menghargai waktu istirahat bagi tubuh padahal hal seperti ini sangat perlu! Istirahatlah ketika a
sakit, Reno?" tan
kku!" teriak Re
i. Hei-hei! Begini-begini dia ini bosnya. Bagaimana
selama beberapa hari ke depan untuk menyusun ulang pekerjaan ini dan kita mungkin juga
basahi lidahnya yang terasa kering dan ke
Bos tahu saya bagaimana 'kan? Saya tidak bisa bekerja dengan benar jika kepala saya penuh dengan godaan untuk pergi ke klub. Itu akan menghamba
neh Reno, namun dia meyakini satu hal. "Kau
ak Bos menyegarkan pikiran. Kita terlalu lama di kantor dan itu membuat pusing. Kita ha
anusia bukan mesin yang bisa bekerja terus menerus. Baik dia maupun dirinya benar-benar butuh istirahat. Dipikir-pikir, dia juga sudah
ke
batin Reno bert
ata Gerald merasa sakit akibat pancaran sinar lampu gemerlap dengan warna yang berbeda-beda beradu. Dia terkesiap kaget ketika mendadak seseorang d
t, Gerald sempoyongan menuruti
senggukan. "ITU KAMU BOCAH! KAMU YANG MEN