Hot Love - George & Regina
Regina. Ferrari kuning yang dikendarai Regina melaju
gnya, George pun keluar dari BMW sport nya. George menghampiri Regina, meraih pinggangnya dan sebuah cumb
tai paling atas dimana Regina tinggal. Pintu t
... jika kamu mau ikut
tu lalu dia berjalan menuju kamar mandi. Terlihat George san
a menuang segelas bir ditambahkannya es
dan berjalan ke arah rak se
ca samping bathupnya. Dengan pelan dia melepa
bebas. Kancing ke tiga terbuka, kedua daging kenyal itu kompak menampakkan w
rnya, lalu dia langsung melemparkan
mpirinya. Kedua lengannya dengan cepat
ciuman-ciuman lembut ke leher kiri Regina. Regina menggeliat lalu terdiam, tangan kanan G
dikit ke kiri. George langsung melumat bibir gadis Rusia itu. Kedua bibir bera
u persis bagaimana me
engar suara panggilan dari Jessy be
sudah
n. "Sebentar sayang aku haru
belum mengenakan baju atasnya. Dia langs
rhenti saat melihat Regina ti
gumpalan yang bergel
ina menutupi payudaranya de
ta sama-sama wa
t kikuk karena tak biasa Regina menemuinya dengan penampilan seperti itu. Reg
ar kamu ajak pacarmu tinggal di si
rinya cucu!"
tul!" ka
, dia akan mendesakku terus. Dia bilang begit
jelas Jessy --yang kini sudah memiliki satu anak dari Jack na
ya?" kat
ehingga lupa meninggalkan
pura-pura tidak mendengar siulan
ul kencang. Dia senang bernyanyi. S
ria. Tidak sepertiku. Jack pendiam tapi tanpa kata dia pergi begitu saja! Dimana sekarang aku tidak tah
annya karena ditinggalkan Jack pacarnya da
alah curhat
ku biar kamu lega dan bisa m
George pria se
n tetap bersatu dan bahagia!
itu pesan dari pap
ku permen yang kita beli bersama di sebuah mall
en lucu yang kita beli di
ya. Please Jessy!" rengek Regina
lucu itu untukmu! Kamu ini kalau ingin sesuatu seperti Victor h
sy, please
langsung pesat tiket p
ng. Ada yang lain yang ing
uma permen
Jika hanya permen lucu
na berkata: LOCK. Sistem pintu apartemen Regina terkunci
ssy suda
lagu favoritnya. Pria itu mengenakan headset di kedua telinganya. George
Regina telah masuk dan berdiri di depannya. Terlihat pe
ngalir masuk ke bathup putih bersih itu. Regina melepaskan rok mini seragam bawah restoran cepat saji itu. Dan melemparkannya ke bak pakaian kotor.
ari ranjang besar itu dan berjalan menuju kamar mandi. "Sayang ... kau kah itu?" teriaknya dari luar kamar mandi. Tak ada sahutan dari Re
erdiri tegap lagi. Terlihat dia memegang dua botol jenis berbeda. Dari belakang George merangkulnya. "Sayang ... kamu sudah lama di si
knya aku pilih yang m
dulu satu satu!
a George memilihkan wewangia
menuang wewangia
nuhi kamar mandi besar itu. "Ok, tin
ggairahkannya. George hanya menatap tak berkedip Regina yang sedang menundukkan tubuhnya saat mencelupkan tangan kanannya ke dalam air
melirik tiang tak bertulang George yang sudah lu
mu ... ing
riknya agar berdiri George pun langsung mencumbu bibir Regina. Berlanjut den
-
ranjang besar hingga pukul 23.00 PM. George terbangun sebentar mel
-
h mendekap tubuhnya. Gadis Rusia itu teringat bagaimana dia bercinta dengan George kekasih
i perutnya. Kehangatan pelukan George membuatnya bahagia. Dia bisa terbang ke negeri
a dia dapat melepaskan pelukan George. Regina bergeser sedikit lagi untuk memberi ruang baginya bangkit da
-- diletakkannya pelan di antara li
ap turun dari tempat tidur. Namun tangan George bergerak, seperti dia tahu jika Regina tidak berada di sampingnya. Tangan kiri
gina berjalan pelan tanpa bersuar
an, membukanya dan minum beberapa t
, dia duduk di salah satu kursi ti
laman. Sepuluh menit dalam kesendirian, George menyusulnya, "Sayang kamu di sini
egina. George tidak m
r lagi?" tanya p
ab Regina
tanya Ge
gganggu di pikir
tida
k di sini sendiri
um. Menengok k
gi!" bisikn
i?" lan
balikkan tubuh Regina, k
lihat George mengert
George mendekat, kedua bibir saling bersentuhan, bergerak pelan dan saling bergesekan. Regina mulai membuka mulutnya untuk mengambil nafas, Geor
awan, George terus merangsangnya, kedua tangan George bergerak dengan
membantu gadis Rusia itu untuk mendapatkan titik puncak ne
menggendongn
t mereka semakin menyatu d
s, teronggok di lantai. George makin agre
-