Bukan Wanita Murahan
yang tepat untuk menjawab perkataan lelaki itu. Aku ingin berpur
kan tubuhnya dan duduk di kursi. Ia terlihat salah tingkah dan merasa bersalah. Setelah ia duduk, aku baru meyad
tinku memuji
ngar aneh. Mungkin ia tidak terbiasa mengucapkan kata maaf. Aku pun membalasnya den
a tidak akan tertidu
annya tidak ingin duduk hanya merasa kur
tas ransel dengan memalingkan wajah ke arah anak SMP yang juga menatapku kesal. Dengan ce
n sibuk dengan ponsel di tangannya. Aku pun kembali memasang headset di telinga dan kembali melatunkan lagu-lagu
erminal dekat sekolahku. Dengan tangan masih
i terbebas dari
r jal
k mampu menutupi kalimat pedas dari para gadis yang masih buram masa depan itu
bali melaju. Ah mungkin itu adalah salah satu lirik dari lagu yang ku dengar. Aku kembali melangkah menuju s
hendak memasuki kelas IX C. Sudah seminggu s
eman baik selama di sekolah menengah atas ini. Ia
hwa Hendry adalah kekasihku. Namun mereka tidak tahu bahwa Hendry adalah salah satu dari sekian banyak hacker di dunia. Ia mengajariku banyak hal termasuk
k saja. Bagai
y dengan kedua bahu terangkat me
andangan pada sebuah bungku
anku. "Spesial buat kamu." Bungkusan tepat mengenai k
g bungkusan itu sebelum jatuh. Sedikit perih terasa pada keningku. Akibat benturan ketika
uatku bingung. Apa hubungannya dengan bungkusan cokelat ini? Sebelum kalimat
udah memiliki kebiasaan baru lagi. Penuh teka
belakangiku. Aku tersenyum lucu ketika melihat tingkahnya hari ini. Hendry yang cool
enyamakan langkah panjangnya. Ku pelintir tangannya menggunakan jari kecilku.
duduk di bangku kelas paling belakang yang merupakan tempat duduk favoritku. Netra H
nya seperti anak kecil yang memohon belas kasihan dari seorang ibu.
" ucapku di sela-sela tawa yang mam
Hendry mengulurkan tangannya tepat di
esal telah membuat Hendry seperti itu. Tidak ada sahutan darinya. Hal
. Ia menatap lekat wajahku. Entah apa arti tatapan itu. aku men
jelasnya seperti menggerutu. Hendry dengan tangan
kan lelaki perkasa masa memar sedikit doang kam
ulit mulus kamu ter
ernoda
us a
a?" Wajah Hendry dengan dahi be
pa dengan kata t
denga
engar kalimat ternoda saja su
u membuat bekas di ta
ni terus ada, Ly." Kini dahiku yang
sud
n bukti bahwa kamu bi
ke depan papan tulis. Satu persatu siswa siswi k
gguh memuakkan, Ly. Tapi kamu hebat, bisa menerima semuanya dengan sabar. Bahkan kamu sangat pandai untuk bersikap bodoh amat." Kali
Itulah hidup. Andai saja
idup bukan komputer." Lagi-lagi kepa
sku seraya merapikan kembali rambut yang
anya tertuju pada kantor kepala sek
aki