PONSEL RAHASIA MILIK SUAMIKU
nya. Suara ketukan pintu Anggun pun sudah tak didengarnya lagi.
ar dari kamar," pinta Reno yang membukakan jendela kamarnya. Cynthi
panggil daritadi," celetuk Anggun samb
k kedengaran kamu panggil," sahut Reno memel
Cynthia lihat nanti. Dia
sini kok
ajah tersipu menatap Reno yang tersenyum ti
kita mak
Sudah lama sekali ketiganya tidak seperti i
hkan di saat ia makan bertiga. Reno pun menjadi salah tingkah saat Cynthia me
au nambah?"
ak banget," celetuk Reno me
kus lagi membuatnya nyaris
," jawab Reno berusaha terse
i ke kantor. Saat bersamaan, Cynthia pun pamit pada Anggun untuk men
antara Cynthia sek
rah, Anggun?"
baik aku. Nggak mungkinlah kalau
angkat bersama siang itu. Anggun pun tidak menaru
....
Reno yang sedang asyik membawa kendaraannya. Reno pun
e mana sih?
di telinga Reno dengan suara mend
erius
tanya Cynthia yang menatap Reno dengan tatapan mata n
tanya Reno. Cyn
Anggun sih. Kebetulan aku punya kunci cadangannya di mobil. Soalnya aku kada
en?" celetuk Cy
ke
bawa mobilnya memutar arah memas
jam k
Reno pun langsung masuk ke dalam villa. Ketika hendak membuka pintu, ia
Karta?" t
sih tahu? Kan bisa dibereskan dul
tulan saya ada meeting dekat sini. Tiga jam lagi, makanya saya mampir
makanan dulu ya," ujar Mang Karta
tak di lantai atas villa mewah milik Anggun itu. Agar Mang
dulu ya," bisik
.....
ebih kini Pras -- kakak sepupunya sudah mengetahui pernikahannya. Bukan tidak
i, anak ini tidak akan hidup miskin. Aku juga nggak mau hidup miskin lagi. Ba
ku puny
tidak tinggal diam. Ia pun mendatangi kediaman orang tua Nindya di kampun
Budenya itu dan tanpa berbasa-basi langsung menyampaikan b
Pak Sarmin saat mendengar dari keponakannya itu kala
rga," pekik Ayah Nindya itu meradang. T
a Pras berinisiatif membawa sang paman ke rumah
akit sekarang ya," ujar Pras yang
biaya buat mengobati Pakdemu," j
aya, biar Pras yang urus," kata Pras yang lang
min pun langsung ditangani. Pras dan B
dokter atau perawat yang keluar dari ruan
adik bungsu Nindya yang
" sahut Pras. Maya pun langsung m
eadaan Pak Sarmin pun keluar dan me
rusaha semaksimal mungkin. Tetapi, Allah be
sung berlari menengok jasad sang Ayah
Maya ya. Bude nggak mau di suasana duka dia akan bertengkar dengan Ni
Pras akan ik
dya berkali-kali. Tetapi, tidak juga ada jawaban dari adik sepup
apa,
ada di kampung. Kamu bisa kan segera pulang ke sini? Kasihan Ibu
tungg
epot-repot lagi mengirimkan uang
gfirullah. Di
, sepanjang hidupku, hanya berkutat de
ng mematikan begi
ullahaladz
?Dia bisa pulang kan?" tanya Bu Mirn
ang harus kukata
nggak bisa pulang,"
urhaka!" peki
mbung