icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pacarku Seorang Buronan

Bab 4 Until When

Jumlah Kata:1307    |    Dirilis Pada: 27/01/2022

a keriuhan malah makin menjadi di depan night club dengan papan akrili

ada tiang lampu trotoar. Salah satu tangannya tergenggam di balik kantong jaket karena hawa dingin malam menyer

telunjuk dan tengah. Lelaki itu lantas mengikhlaskan rokok itu setelah cukup menghisap dalam nikotin, tar, sianida, benzene, cadmium, metanol, as

g dengan floodlight, yang dimiliki dua mobil hitam itu. Satu mobil lelaki itu kenali sebagai mobil yan

dari mobil pertama, begitu

inim. Semuanya mengenakan dress tanpa lengan dan hanya sebatas paha. Lelaki itu sebenarnya sudah terbiasa me

rangan, yang keluar dari mobil ke-dua. Begitu turun dia langsung me

at mungkin. "Ini 'kan limited edition desainer Yuke itu? Ya, 'kan

pendek itu tidak kalah elegan, kok dengan black dress karya desainer Yuke itu. 'Mungkin hanya berb

, tinggal lilit aja di badan. Apanya yang bagus banget? Dasar per

Ini, kan hari ulang tahunnya. Yang paling cantik itu ya

h?" tanya Nadia. "Ja

u cantik banget," jawab wanita mu

m Nara bentar." Dia menarik pergelangan tangan lalu m

ena dua wanita muda itu malah berjalan mend

nggak cukup. Gue nggak tahu kalau tempatnya

rmisi segala. Iya, tenang aja. Kalau perlu, gue

balikin ke

ma manajernya," jawab Nara s

ung Nara yang duluan meninggalkannya. Sejak awal,

alau kena lampu," puji Maugi tidak mau kalah sama Saskia begit

giginya. Pokoknya malam

mpat wanita itu memasuki Heaven. Seringai muncul di wajah berahan

yang gelap seperti memastikan sesuatu. Lalu, ikut masuk ke night club

u melepaskan pandangan barang sedetik pun. Sama sekali tidak peduli dengan angin kencang yang mencoba menghempaskan nia

hkan, terus memantau ketika wanita muda itu berada di dance floor. Kemudian, tanpa sengaja ia melihat salah

li ini lelaki itu terus menatapi waiter yang menunjukkan pe

dari tadi menyadari sedang dipandangi namun pura-

k bartender, yang

rambutnya dicepol itu, 'k

u mengang

od

tidak merasa melakukan sesuatu yang besar.

lelaki itu seraya mema

bertukar pandang dengan bartender, yang berkespresi

ertukaran pandang kedua orang ini. Mereka jelas-j

n itu, gue tinggal menjentikkan jari." Donne mempraktekkan teorinya dengan

i sama Dewi, Don?" t

Mentang-mentang istrinya nyeremin,

tu mengangguk seraya menyodorkan cocktail perpaduan waena b

tipis dari kantong celananya. Lalu, membukanya dan serbuk-serbuk putih bagai kristal

pan elu be

ntrasinya saja. "Ambil, nih," perintahnya seraya menggeser tubu

e arah mana waiter menyerahkan cocktail itu. Tahu kalau dicuekin, bartender be

angannya melihat bartender itu yang tampaknya menga

" tanya Donne

ance floor. Cocktail tadi sud

n. Masa depan yang akan elu hancurkan," ucap barten

lease, Panca. Sekali aja dalam hidup gue jangan bawel." Ia hendak meminum vo

elu salah," balas Panca. Seingatnya tidak ada orang lain yang bisa dikata

am sekali tenggakan, lalu kembali meliha

putih itu terlihat 'nge-fly', barulah ia bisa tersenyum lebar sekaligus menikmati dentuman musik. Kepalanya menghant

s dalam seraya menggeleng. Kehadirannya di sana belum membuahkan hasi

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka